Jumat, 27 Desember 2013

Dulu dan Kini

 Segala yang ada di dalam kehidupan terus berubah kecuali udara yang terus mengalir, ombak yang bergerak.
Perubahan yang tidak terasa adalah perubahan usia. Perubahan itu merayap seperti pergerakan awan.

 Foto ini diambil 34 tahun lalu, sulung dan bungsu.


 Dan kekinian sudah mengubahnya seperti ini.


Selasa, 24 Desember 2013

Pengalaman Baru Kawan Saya

Perjalanan  kemarin adalah pengalaman yang benar-benar baru bagi dua kawan saya, ketika saya mengajak mereka menyeberangi bengawan Solo yang sedang banjir dengan perahu tua. Mereka tidak merasa takut walaupun ini merupakan pengalaman pertama mereka naik perahu. Sebaliknya mereka banyak mengambil kesempatan untuk bergaya di atas perahu dengan berfoto.
Selanjutnya kami  berjalan menyusuri desa seberang di kecamatan Padangan , 30 Km dari kota Bojonegoro.
Desa ini merupakan sentra industri limbah kayu jati.

Kami berbelanja banyak suvenir untuk oleh-oleh dan pesanan kawan. Kawan saya membeli sebuah kaligrafi besar seharga Rp 700.000. 
Kurang lebih dua jam berbelanja kami sudah kembali menyeberangi perahu. Kami berpisah di kota itu, dua teman melanjutkan perjalanannya ke Ngawi dan saya kembali ke Bojonegoro.Petang kami masing-masing sampai di tujuan.

Malam ini cuaca di kota kelahiran saya cukup cerah. saya menghabiskan waktu dengan jalan-jalan di alun-alun dan naik sepeda hias, lalu main ayunan sambil menikmati es krim dengan seorang anak kecil. Senang rasanya walau tidak ada sesuatu yang istimewa. Inilah arti kecintaan saya pada kota kelahiran.

Minggu, 22 Desember 2013

Happy Mother Day



Hari ini saya bersama dengan i
bu lagi walau dalam beberapa hari saja.
Saya datang tanpa mengabarkan sebelumnya, dan benar, saking gembiranya ibu memeluk saya sambil berkata bahwa saya anak yang paling dirindukan.
Begitulah ibu, saya tahu benar makna kalimat itu karena saya juga sering berkata kepada anak saya bahwa mereka adalah anak yang paling saya sayang untuk pujian kepada setiap anak saya.
Bahwa masing-masing mereka adalah anak tercantik dan tertampan di dunia sambil menciumi setiap mereka
Dan saya juga melihat mereka senang mendengarnya.


Sabtu, 21 Desember 2013

Rasa Ini





 Rasa ini adalah ungkapan yang paling tepat untuk mewakili kegalauan saya hari ini. Cuaca rinai dan mendung yang meneruskan siang berhujan menjadikan suasana menjadi dingin dan beku. Padahal pagi tadi matahari sempat bersinar beberapa jam.
Saya sudah packing perbekalan untuk liburan akhir tahun di Jawa Timur. Dinihari nanti berangkat bersama kawan. Sedang yang lain mungkin akan menyusul dan bertemu di home town. Selanjutnya menghabiskan malam tahun baru di gunung. Tentu saja jika Tuhan mengizinkan rencana ini berjalan.
Dingin ini sedemikian rupa seperti mengubur semangat, dan sepi menekan.




Sebenarnya saya menyadari saya sedang kehilangan. Dan rasa ini timbul dari rasa kehilangan itu,. Rasa introvet terhadap bayangan hari-hari mendatang yang tidak memiliki warna lagi.
Lalu saya akan menjadi apa, memiliki apa dan bicara dengan siapa.

Rasa ini begitu berat menindih sehingga tawa menjadi hal yang sangat berharga untuk saya nikmati. Kalau saja saya tidak melihat berapa banyaknya perempuan lain yang tidak pernah merasakan apa yang sudah saya  nikmati, mungkin rasa ini akan lebih berat lagi.

Yah di atas langit masih ada langit. Segala yang ada dalam pengalaman manusia itu sangat relatif. Relatifitas itulah yang menjadikan hidup bukan hanya warna hitam dan putih; atau langit dan bumi melainkan perjuangan dalam mengukur perubahan.

Rabu, 18 Desember 2013

Hujannnnnnn




Tidak henti-hentinya hujan mengguyur siang ini. Walaupun suhu udara tidak terasa dingin, bisa dibayangkan andai ada yang menyodorkan secangkir teh hangat hhhhmmm pasti enak.
Lain halnya andaikata saya sakit ha ha,   tetapi sakit saya tidak selalu memerlukan bantuan untuk secangkir teh.

Pagi tadi saya tiba di sekolah saat akreditasi sudah dimulai. Pemeriksaan dimulai dari kantor administrasi sekolah dan tata usaha, lalu ruang kepala sekolah, ruang Pusat Sumber Belajar, ruang Teknik Informasi laboratorium Bahasa, Lab. Fisika, Lab. Kimia dll. Berarti pemeriksaan admisnistrasi guru,ruang guru dan lai-lain yang berkaitan dengan guru masih beberapa jam lagi.

Sepertinya lebih dari 50% guru tidak hadir. Wajarlah ini waktu liburan sekolah. Dan lagi akreditasi ini jadwalnya lebih awal karena sekolah kami mendapat giliran pertama yang dinilai.
Begitulah acara saya hari ini.

Kemarin adik saya datang dan membicarakan lagi acara pendakian, semangat saya bangkit seketika tetapi saya putuskan mungkin saya tidak perlu sampai ke puncak. Jadi saya tidak perlu mencari porter. Lagi pula cuaca juga tidak menentu sehingga saya hanya ingin menikmati suasana tahun baru di penginapan Ranu Pane saja. Atau ke pos pendakian Ranu Kumbolo. Tetapi yang begini ini bisa berubah menurut situasi pada saat yang tepat.
Saya berharap akan ada perubahan positif menuju semangat baru untuk mencapai tujuan.
Waktu seperti sudah demikian dekat. Rasanya tidak sabar saja untuk segera memulai perjalanan.

Ini saja berita sore ini, hujan sudah reda dan suara tekukur sudah terdengar jauh di sana menyambut lagi mataharai yang menampakkan diri lagi........









Senin, 16 Desember 2013

Hidup ini Berwarna




Gerimis menandai sore akan cepat kelam.
Tidak banyak yang bisa saya kerjakan selepas kerja. Hari ini merupakan hari pertama workshop Implementasi Kurikulum 3013.
Acara dimulai 08.00 dan berakhir 15.00. Hari pertama diawali dengan pembukaan yang diawali sambutan Kepala Sekolah, dilanjutkan sambutan Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten.Setelah itu dari Narasumber yang membahas tentang kurikulum 2013.



Pada hari berikutnya nanti kami langsung diminta menghasilkan satu produk yaitu RPP yang sudah disesuaikan lengkap dengan alat evaluasi.
Baguslah dalam minggu pertama libur semester ini ada pekerjaan yang bisa merintang rasa bosan diam di rumah. Sambil menunggu yang lain libur juga dan bersama-sama menikmati liburan keluar kota.





Kawan, suara katak bersahutan di sana menambah kesepian di sekitar. Rumput basah dan dedaunan yang merunduk melengkapi rasa ketidak berdayaan melawan kesepian hari. Begini akan terjadi sepanjang masa dalam kehidupan, hingga akhirnya waktu menelannya sampai batas yang tidak ada habisnya.

Di sini, dalam setiap hembusan nafas ada persaingan antara hidup dan mati. Antara semangat dan putus asa, antara suka dan benci. Namun sebenarnya itulah yang menjadikan hidup ini mempunyai warna.

Sabtu, 14 Desember 2013

Kejujuran Tidak Selalu Ada Dalam Perkataan




Hujan mengguyur pada sore ini, weekend menjadi hari yang tenang untuk tetap tinggal di rumah dan tidak perlu berpikir lagi akan mengabiskan waktu di mana.

Di sekolah tadi saya bertemu dengan mantan murid yang sedang menunggu waktu untuk menerima rapor anaknya. Saya tidak ingat siapa dia, saya persilakan  ia duduk di ruang tamu. Tetapi wanita itu terus tersenyum dengan ramah dan memandangi saya. Sampai akhirnya ia bertanya apakah saya ingat siapa dia. Pertanyaan itu sangat sering saya dengar dan langsung saya menjawab, ya saya ingat.

"Ibu, doakan saya, bisa menjadi pegawai negeri ya." Katanya. Saya membalas dengan pertanyaan dimana ia mengajar. Ternyata pertanyaan saya tidak tepat. Dia bukan guru, ia magang di kantor Pemda Kabupaten Tabanan. "oh ya, semoga sukses" Jawab saya. Selanjutnya ia berulang kali mengatakan, bahwa dia dan saya seperti tidak jauh berbeda. Saya masih awet, katanya. Kalimat ini juga sudah sangat sering saya dengar dari mereka. Sebaliknya  banyak juga yang bertanya kapan saya pensiun.

Jadi pada dasarnya banyak orang melihat orang lain berdasarkan korelasi antara pengamatan visual dan pemahaman mereka. Objektivitas dalam keduanya pada orang dewasa sangat sulit dipercaya.

Beberapa kali di tempat parkir motor, ketika saya berada di dekat motor saya, saya merasa  diperhatikan murid saya. Dan ketika benar-benar saya duduk di sadel, mereka bertanya "Ini sepeda Ibu?"
" ya..." Lalu saya lanjutkan "Sepeda anak saya."  Saya tahu pertanyaan murid ini adalah suatu kejujuran untuk mengatakan kepada saya bahwa saya sudah tidak pantas mengendarai Yamaha-MX.
Yah itu sekelumit tentang kejujuran.

Pembaca, sepulang kerja saya langsung belanja dan memasak.
Terasa nikmatnya makan siang hari ini saya rasakan berdua dengan si bungsu. Dan dua kali mengisi piring adalah sebuah kejujuran bahwa masakan saya kali ini lezat...he he he bangga diri.




Jumat, 13 Desember 2013

Pasang Akan Selalu Terjadi

Benarkah pasang akan terjadi ketika bulan mendekati bumi? Pasang naik tidak mengenal waktu, tidak mengenal  berapa abad yang sudah ia lewati. Pasang selalu terjadi dan terus terjadi.

Selama bulan masih ada pasang gelombang di laut akan terus terjadi. Selama nafas masih ada semangat hidup manusia juga akan terus ada.
Patah tumbuh hilang berganti, begitu yang terjadi dalam kehidupan. Karenanya ketika semangat kita patah dan hilang belum berarti akhir dari segalanya. Suatu saat semangat itu akan tumbuh kembali.
Dan kita akan menjadi sesuatu yang baru.


Pantai Kelayar Pacitan 2012

Pembaca,
Sebenarnya sore ini perasaan saya sedih, bukan karena hal yang menyedihkan, tetapi saya tidak bisa mengatakannya karena apa. Perasaan saya tersentuh. Saya ingin melakukan sesuatu tetapi tidak bisa.
Saya hanya menangis.Ingin rasanya berlari tetapi masihkah saya bisa?
Come to me!!!!!







Kamis, 12 Desember 2013

Que Sera Sera

It will be will be, tidak ada apapun yang bisa saya minta kecuali kepasrahan. Kesal, takut dan putus asa sudah tidak bisa saya  rasakan lagi. Semuanya sudah pergi,  Sense of feeling  rasanya sudah tidak berguna.

Saya ingin tahu seperti apa, sebesar apa, sebagai apa, semua ini terjadi. Sudah sekian lama saya mendapatkannya sebagai teka-teki yang gampang-gampang susah ditebak. Mengetahui subjek dalam persoalan ini mudah, tetapi menebak motif semua ini sangat sulit.
Yah sekali lagi it will be will be.
Pada suatu saat semua ini akan berakhir dan saya berharap itu akan menjadi  akhir yang baik.








Rabu, 11 Desember 2013

Nostalgia SMA Mereka










Hujan hampir separo hari menyirami kota Tabanan. Walau demikian suhu udara biasa saja, tidak ada rasa dingin, hanya sedikit sejuk.

Menikmati suara hujan enak juga, bergemericik di cucuran atap dan bergemerisik di dedaunan mengingatkan satu saat satu ketika, yaitu ketika suara titik hujan di fiberglass menjadi  hentakan yang kuat dan menggairahkan, laiknya sebuah irama gendang yang dipukul mengiringi tarian yang dinamis.

Kini hujan biasa saja, ia turun lalu berhenti dan menitik kembali dalam gerimis satu-satu. Saya selalu berharap begitu tidak lebih.

Saya banyak menghabiskan waktu di teras. Rasanya ada yang melegakan di hati. Saya ingat-ingat ada apa ya hari ini. Setelah saya urut kebelakang apa yang terjadi hari ini baru saya tahu. Pasti karena obrolan tadi siang dengan mantan murid saya. Obrolan itu melebar terus sampai menjadi semacam nostalgia yang mempertemukan saya dengan cerita lama tentang murid-murid yang berhasil. Pada satu kesempatan mungkin saya akan berjumpa karena saya sudah tahu di mana mereka. Dan saya yakin, sangat yakin mereka akan sangat terkejut dan senang. Karena dua anak yang diceritakan ini adalah pengagum saya dulu dan sebaliknya saya juga terhadap mereka. Mereka berdua dulu adalah juara umum satu dan dua waktu saya ajar dan kabarnya mereka berpacaran. Mereka berpisah setelah tamat SMA karena murid yang laki-laki melanjutkan kuliah di Teknik Kimia ITB dan satunya kuliah di Jurusan Fisika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Udayana.

Dalam cerita tadi digambarkan bagaimana keadaan mereka sekarang. Postur, kepribadian, keluarga dll.
Waduh saya senang sekali. Apalagi diceritakan bahwa Si Putra (saya sebut begitu)  sebagai seorang pimpinan yang disegani di kantornya. Saya percaya karena sejak SMA dia menjadi murid yang sangat baik dan rendah hati.
Saya ceritakan bahwa saya masih menyimpan buku catatannya yang saya pinjam hampir dua puluh tahun yang lalu. Saya meminjamnya karena buku catatannya sangat rapi. Dia selalu mencatat apa yang saya bicarakan di depan kelas. Karena itu saya meminjamnya saat akan mengajar di kelas berikutnya. Jadinya saya belajar dari apa yang dicatatnya untuk memudahkan saya mengajar.
Itu yang sangat berkesan. Saya pernah merepotkannya pastinya karena pada akhirnya buku catatan itu saya yang membawanya. Oh maafkan Nak.
Saya ingin bertemu dengannya. Suatu saat saya akan menemui dia. Anak kecil hitam manis dengan sorot mata tajam yang tinggal di barak asrama polisi dua puluh tahun lalu. Saya akan memperlihatkan padanya buku itu.
 


Tidak Ada Kata Terlambat Untuk Perbaikan






Rapat akhir semester sudah berlangsung, dan cukup lama sampai suasananya menjadi tidak kondusif lagi. Suhu udara di ruangan yang mulai panas dan rasa lapar yang mulai mengganggu menyebabkan kami cepat letih. Sejak pagi persoalannya hanya berkisar pada masalah absensi kealpaan murid yang tinggi, masalah kenakalan murid di luar kelas, masalah murid yang tidak mempunyai nilai ekstrkurikuler dsb. Lalu masalah guru yang malas ngajar, guru apatis, guru yang hanya mengajar dan tidak peduli dengan pelanggaran siswa dsb.Hanya sedikit masalah kualitas dan nilai siswa yang dibahas. Dan ini yang selalu terjadi di setiap rapat.

Selama ini sepertinya wali kelas kurang proaktif menangani masalah murid binaannya, sehingga masih terjadi hal serupa setelah tengah semester berlalu. Seharusnya evaluasi tengah semester gasal kemarin menjadi awal dimulainya merevisi semua permasalahan kelas. Sehingga tidak terjadi hal yang sama pada akhir semester.

Hal lain yang dibicarakan adalah masalah akreditasi sekolah. Awal tahun depan akan ada monitoring dalam rangkaian evaluasi dan akreditasi sekolah kami. Tidak ada pilihan lain kecuali nilai dengan predikat A yang menjadi target kepala sekolah. Karena sekolah kami pernah mendapatkannya pada tahun 2009 lalu dan menjadi sekolah model untuk provinsi Bali. Pusat sudah mengeluarkan dana untuk persiapan ke arah itu.
Sebenarnya semua ini lebih kepada prestise saja. Pada kenyataannya dana yang dikeluarkan sekolah jauh lebih besar dari apa yang didapat, Prestise. Tetapi memang prestise itu penting di samping prestasi.
Karena prestise kami bisa bangga ketika berada dalam lingkaran sekolah-sekolah sederajat terutama di kabupaten.
Kerja keras dalam sebulan ke depan harus dimulai lagi. Kami baru saja bernafas panjang dengan monitoring-monitoring personal bulan kemarin. Kini kami harus meningkatkan lagi segala administrasi mengajar kami.
Bersiap menjawab semua persoalan dan bersiap menjadi model di depan kelas jika tiba-tiba kami ketiban rejeki menjadi aktor atau aktrisnya.

Semua jajaran baik kepala sekolah, para wakilnya, guru dan pegawai sampai tukang kebun dll dipersiapkan untuk menyambut tim pusat yang akan melakukan inspeksi nanti.
Tetapi ini ada baiknya juga di samping prestise dan prestasi, perubahan gaya hidup juga terjadi di sekolah kami. Secara umum sekolah kami menjadi kenal dan terbiasa dengan budaya bersih dar rapi dengan seringnya mendapatkan evaluasi.
Kalau soal disiplin, sekolah kami tidak bisa diragukan lagi. Sejak awal sekolah kami menjadi daya tarik di kabupaten Tabanan karena kedisiplinannya. He he maaf kecapnya kemanisan. Akan tambah manis lagi bila saya katakan, siapa dong guru-gurunya, Hahah Ha Ha...

Maklum setiap keberhasilan tentunya akan muncul pejuang-pejuang Akuan. Sebaliknya dalam setiap kegagalan tak akan ada yang mengaku sebagai biang kegagalan itu. Manusiawilah.

Minggu depan kami mulai libur akhir semester sampai tahu baru. Tetapi kami masih punya tugas mempersiapkan akreditasi sekolah. Dan di awal liburan kami akan melaksanakan kegiatan workshop untuk kajian kurikulum 2013. Ini pekerjaan yang menyenangkan. Bekerja sambil berinteraksi dengan sejawat dalam suasana yang rileks.

Okay, saya senang karena pada beberapa minggu yang lalu ketika pengawas kabupaten memonitor kami, menyusul laporan tertulis, saya mengusulkan  perlunya pelatihan khusus untuk mengkaji kurikulum 2013. Hanya dengan pelatihan kami bisa memahami dan mengimplementasikan di dalam kelas. Agak terlambat juga sebenarnya, karena beberapa mata pelajaran yang sudah masuk dalam pengimplementasian kurikulum tersebut sudah jalan.
Tetapi tidak ada kata terlambat untuk perbaikan.








Senin, 09 Desember 2013

Ini Saja Berita Hari ini



Rapat wali kelas akan dilaksanakan besok, artinya yang bukan wali kelas tidak ada kegiatan selain menemani siswa dalam kegiatan olah raga di lapangan. Pagi tadi siswa kelas X yang mengikuti ekstrakurikuler pramuka berangkat untuk perkemahan dua malam. Mereka tampak bersemangat dan bergembira sambil menyapa dengan ramah.

Saya senang melihat pemandangan ini, anak laki-laki memanggul perbekalan dan menata di dalam truk yang sudah berbaris di pinggir jalan. Sementara anak-anak perempuan mengusung peralatan ringan dan menggendong tas pribadi mereka. Sepagi ini mereka sudah hampir siap.

Di dalam ruang guru suasana sibuk menjadi pemandangan umum. Mereka adalah para wali kelas yang mempersiapkan rapor anak asuhnya. Beberapa guru yang lainnya hanya duduk-duduk, termasuk saya. Rasanya tidak terlalu nyaman dalam keadaan begini. Lalu jam sepuluh saya putuskan pulang.
Mengisi waktu dengan sedikit pekerjaan rumah, makan siang lalu tidur.
Hujan yang turun deras menambah nyenyak tidur saya. Istirahat ini sangat cukup sehingga badan segar kembali.

Pembekalan

Selanjutnya saya menulis lamaran pekerjaan. Saya sudah memutuskan setelah yakin saya akan bisa  menjalaninya. Dan saya tidak mau lagi dikatakan tidak konsisten karena tidak menindaklanjuti tawaran itu.
Tanggal 11 Desemberakan saya serahkan dan selanjutnya melihat perkembangan.
Mudah-mudahan tidak ada kesulitan. Saya harus belajar untuk situasi yang baru dan berbeda.
Ini saja berita untuk hari ini.

Minggu, 08 Desember 2013

Saya bukan Siapa-Siapa

Sungguh saya melihatnya, seperti melihat yang sebenarnya.  Teman itu berdiri sangat sopan di antara yang lainnya di dekat pantai. Saya terhenyak dan menatapnya tak percaya bahwa saya sedang melihatnya.
Saya hanya menyebut namanya dan terus menatapnya.

Kejamnya skenario cerita untuk saya. Tak ada yang bisa saya lakukan selain berhadapan dengan kenyataan, saya  adalah saya, bukan siapa-siapa.




Betapa sulitnya saya mengungkapkan rasa ini, tidak ada kalimat yang mampu mengatakannya. Alam telah membiarkan banyaknya misteri cerita terjadi. Dunia nyata seakan tidak cukup menjadi panggung cerita yang berakhir menyenangkan. Karenanya  manusia seperti saya pada akhirnya menjadi lakon yang bermain di panggung khayali.
Saya senang melihatnya.

Sabtu, 07 Desember 2013

Malam Ini

Selamat malam,
Detik-detik merayapi malam begitu cepatnya meninggalkan sunyi dalam penantian. Penantian yang tak ada pangkal dan ujungnya, sama dengan penantian siang terhadap malam dan sebaliknya.
Apakah di luar sana di tengah hiruknya peradaban orang masih bisa merasakan kesunyian?

Kawan,
Sunyi itu duka, sunyi itu kudus, sunyi itu lupa, suyi itu lampus.Begitu kata seorang penyair.
Dalam sunyi berbagai perasaan bisa terjadi. Kita bisa menangis dan tersenyum dalam sunyi. Hanya keputusasaan saja yang bisa menodai rasa sunyi.


Selepas Hutan Bak Nau di Kaki Rinjani 2013


Kesunyian adalah perasaan yang lebih manusiawi dibandingkan dengan euforia kegembiraan yang semu. Kesunyian menyembuhkan kita dari rasa letih menyaksikan peradaban yang penuh masalah dan kepalsuan.
Beruntunglah kita yang bisa menghadapi rasa sunyi. Dan berlari tidak akan bisa menjauhkan kita dari rasa sunyi karena kesunyian itu ada pada diri kita sendiri.

Saat Itu Segalanya



G. Ijen 2011

Saat itu segalanya menjadi indah dan menyenangkan. Di setiap langkah di setiap waktu ada kenikmatan yang saya rasakan, karena saya tahu saya sedang membawa rasa cinta yang begitu besar. Aha ha (cinta kehidupan). Saat itu saya sangat sehat dan gembira  selalu merasa disirami oleh semangat dan gairah yang menyala-nyala.

Saat itu saya seperti menuliskan cerita  tentang tumbuhnya tunas-tunas batang kaktus dari reruntuhan dirinya sendiri. Lalu tunas itu membesar dan berbunga indah tepat pada waktunya. Pohon kaktus memang tidak pernah mati. Ia bisa tumbuh kembali dari keping kekeringannya selama masih ada yang menyiramnya.

Saat itu saya seperti menuliskan syair di awan tinggi agar bisa dibaca siapa saja yang melihatnya, dan berpikir saya adalah orang yang paling berbahagia seperti kaktus yang bangkit dari kehancuran.

Puncak  G Kelimutu 2010

Kini segalanya masih saya simpan menjadi kenangan bahwa saya pernah sangat bahagia dan kenangan itu akan saya bawa selamanya sekalipun cerita sudah berganti.




Saya Harus Optimis Sekali Ini

Siang yang hangat, weekend datang lagi tidak ada yang berubah selain waktu yang terus berganti. Saya di rumah saja, hari ini tidak kerja karena tidak ada lagi kerjaan di sekolah setelah nilai raport terkumpul.

Waktu terasa lambat berjalan ketika hanya berada di rumah. Pekerjaan rumah cukup setengah hari sudah beres. Lalu apa ya, bepergian tidak mungkin dalam cuaca begini. Adik laki saya BC bahwa dia sedang berada di Villa Ombak, Gili Trawangan. Saya katakan itu penginapan berhantu dan airnya asin. Tetapi dia jawab hantunya sudah diusir. Lalu saya bilang, pasti dia menurut karena yang mengusir saudaranya sendiri dan ha ha selanjutnya kami ngobrol tentang rencana pendakian. Saya sanggup tetapi mungkin sampai pos terakhir saja,tidak ikut muncak. Melihat bentuk Gunung Semeru yang mengerucut membuat ragu-ragu juga walaupun jarak tempuh lebih pendek dari Gunung Rinjani. Konon Semeru lebih berbatu dan berkerikil.

Bercerita tentang gunung rasanya tidak sabar lagi, Apalagi pemandangan Semeru dalam gambar sangat menawan dan hijau. Beda dengan Gunung Rinjani yang sedikit pepohonan dan gundul sehingga panas dan gersang.
Masalahnya, masih optimiskah saya jika banyak kawan mengingatkan bahwa saya sudah tua untuk mendaki.
Saya akan mencoba sekali lagi, Akan mencoba tanpa target.
Senyampang kaki saya masih bisa melangkah, mata saya masih bisa menilai keindahan, saya harus optimis sekali ini

Gunung Semeru  dari Lumajang-Malang 2011



.

Rabu, 04 Desember 2013

Kebahagiaan dalam Secangkir Kopi






Selamat petang kawan.

Senja sudah menorehkan warna jingga di langit barat. Setelah rehat dalam tidur yang cukup lama, badan rasanya segar kembali. Kesegaran jasmani dan rohani karena hari ini beban moral dan kerja saya sudah berkurang. Tinggal satu kali kerja untuk satu hari besok yaitu mengumpulkan nilai rapor.

Pagi tadi,jam 07.00 saya sudah di sekolah, langsung ke kelas dan membagikan nilai hasil ulangan serta nilai-nilai tugas. Setelah itu remedial. Jam 08.30 selesai. Selanjutnya sesuai dengan agenda saya menuju ruang pertemuan untuk menghadapi pemeriksaan implementasi kurikulum 2013. Ternyata hanya 12 orang guru yang hadir. Apakah karena mereka terlalu sibuk dengan tugas ataukah karena hal lainnya kami tidak tahu. Lalu ada 20 murid masuk ruangan, wah ini mereka akan diinterogasi juga pikir saya. Ada rasa ragu juga, lalu saya dekati mereka dan saya katakan agar jangan ada informasi yang bertentangan. Aneh ya, seharusnya saya tidak perlu begitu agar objektif jawaban mereka. Tetapi saya terlanjur mengatakannya.
Setengah jam kemudian pejabat dari Irjen datang diiringi seorang pembantunya. Acara dimulai dengan sambutan mengenai kurikulum 2013. Dan tidak lupa beliau juga menyampaikan salam Pak Menteri, dan bercerita tentang pengalaman beliau mengobservasi sekolah-sekolah lain yang ada di Provinsi Bali.
pa
Sesi pertanyaan dimulai. Pertanyaan diawali dengan sebuah pertanyaan kepada murid "Apakah anak-anak masih belajar dengan metode ceramah?" Serentak mereka menjawab "Tidak!!!" Lalu Pak Irjen tersenyum melihat anak-anak yang tampak serius lalu meminta anak-anak agar tersenyum dan tidak perlu takut.

Selanjutnya kepada guru beliau menanyakan apakah segala perangkat mengajar dan buku teks sudah sesuai dengan hasil pelatihan di Makassar? Lalu pengawas daerah kabupaten Tabanan yang mendampingi saya bertanya kepada saya, saya katakan bahwa bukan saya yang mengikuti pelatihan. Beliau mengangguk. Saya hanya belajar dari soft Copynya saja.
Selanjutnya sesi mengisi instrument, sebagian besar pertanyaan berhubungan dengan pelatihan tingkat pusat itu. Yah saya menyerah, lalu pendamping saya meminta kawan yang sudah mengikuti pelatihan mengambil alih. Ganti dia yang kesulitan menjawab karena bukan dia yang mengajar kelas yang menggunakan kurikulum 2013. Saya pikir dia harus tahu itu. Mestinya dia malu kepada pengawas bahwa pelatihan itu bukan untuk dia.Tetapi pada akhirnya kami menjawab bersama.

Sesi berikutnya adalah pemeriksaan perangkat. Murid sudah selesai mengisi instrumen dan diperbolehkan meninggalkan ruangan. Bapak Irjen mendekat dan menjabat tangan saya sambil berkata, "Saya tidak perlu memeriksa dan mengobservasi kelas lagi karena jawaban spontan dari anak-anak sudah menggambarkan bahwa semuanya sudah berjalan sesuai prosedur." Alhamdulillah.. lega rasanya. Jujur saja, tumpukan perangkat yang sudah saya persiapkan di depan saya sebenarnya juga belum lengkap sepenuhnya. Jadi berbahagialah saya.

Itulah kebahagiaan saya hari ini yang membuat saya tidur lelap sepulang kerja. Terbayar sudah keletihan saya berhari-hari mempersiapkan segalanya.

Selasa, 03 Desember 2013

Bekerja untuk Pekerjaan

Lebih dari tiga belas jam sejak bangun pagi saya bekerja untuk mengolah nilai akhir semester satu. Belum sampai menyalin ke daftar nila juga saat ini karena rasanya sudah tidak sanggup lagi. Memaksa diri sama artinya mencari kesalahan. Jadi saya putuskan besok sebelum berangkat ke sekolah dilanjutkan.

Besok juga acara cukup padat. Bertemu dengan murid-murid yang belum mencapai nilai ketuntasan minimal, dan berhadapan dengan pengawas dari Jakarta untuk evaluasi kinerja dalam semester satu ini. Terkadang saya merasa diperlakukan tidak adil. Untuk urusan pelatihan di pusat saya tidak pernah mendapat giliran, tetapi saya yang selalu dituntut untuk siap menghadapi pemeriksaan. Padahal untuk mempersiapkan sampai menindaklanjuti hasil evaluasi nanti banyak keluar uang saku juga disamping tenaga dan waktu. Sangat banyak yang harus diketik,diprint out, dijilid dll. Satu rim kertas tidak cukup untuk semuanya, apalagi jika sekolah minta kopinya.

center;">



Orang sering mengira jadi guru itu enak-enak karena banyak libur. Benar, tetapi banyak kerjaan dan modal juga, karena setiap semester harus buat Program dan semua biaya sendiri. Sebelum ada teknologi komputer kami membuat persiapan di Buku tebal saja yang sudah disediakan sekolah. Penulisannya dengan tangan sampai kami hafal struktur setiap SP-nya.


Apapun juga, dulu, kini dan nanti adalah .................
Bekerja untuk pekerjaan, itu yang terjadisaat-saat ini.
Selamat malam.


Minggu, 01 Desember 2013

Berada di Ujung

Begitu cepatnya tahun berjalan sehingga hari ini kita sudah berada di ujungnya. Sepertinya saya tidak berarti sama sekali menjadi bagian dari percepatan waktu yang bergulir, karena saya tidak menghasilkan apa-apa.
Belum selesai  memperbaiki kekurangan, lonceng pergantian tahun sudah bersiap mengingatkan bahwa sebulan lagi waktu habis.

Pembaca,
Saya sangat membutuhkan semangat dalam menyambut tahun yang akan datang. Saya sedang terhuyung. Satu demi satu kekuatan saya luruh. Saya mulai dihinggapi rasa rendah diri dan was-was. Meskipun saya tidak pernah menjadi orang yang sangat berarti, saya takut kehilangan arti.
Begitulah perasaan saya. Hanya perasaan, tetapi bukankah yang menguasai kita adalah perasaan?









Benar kata orang bahwa kegidupan adalah sandiwara. Sandiwara tidak akan sempurna tanpa tangis dan tawa. Ada saatnya kita menangis dan ada saatnya pula kita tertawa.
Jadi biarlah segala yang terjadi kini dan nanti berjalan seperti kehendak  Penciptanya. Saya akan menangis jika harus menangis dan akan tertawa pada saat saya bisa tertawa.

Selamat datang Desember



Sabtu, 30 November 2013

Kebosanan dan keletihan

Keletihan dan kebosanan mulai sering saya rasakan lagi. Malam ini malam Minggu yang biasa saja seperti malam-malam lainnya. Beberapa jam lalu saya dan rombongan baru saja datang dari suatu acara di desa Candikuning dekat objek wisata pegunungan Bedugul. Udaranya sejuk dan dingin jika angin datang.
Panorama dari ketinggian ke arah danau sangat mempesona walaupun sudah beberapa kali saya berada di tempat ini.



Kami makan siang di gazebo sambil menikmati keindahan alam dan nyamannya suasana. Speedboat di kejauhan tampak meluncur berlomba mengitari danau Bratan. Yang di depan pada bagian belakang badan speedboat memuncratkan air ke atas menunjukkan dia sedang beraksi, Dia berlari sangat cepat meninggalkan pesaingnya.

Saya ingin sekali mengirim berita kepada teman tentang indahnya pagi tadi ketika kabut menaungi perbukitan. Cemara yang berbaris lurus seperti menikam sepi di sekeliling Pura Ulun Danu.. Sayang jika tidak ada yang ikut merasakan indahnya suasana pagi.
Tetapi sudahlah, bisa saja pemandangan di tempat lain lebih indah dan lebih menyenangkan.

Jumat, 29 November 2013

Gerimis Mengantar Hari ini





Gerimis mengantarkan hari ini menuju ke kesibukannya. Saya berangkat tergesa-gesa namun kegiatan menyambut hari ulang tahun kota ini membuat rute yang biasa saya lalui berubah dan terjadi kemacetan. Saya terlambat beberapa menit walaupun bel tanda dimulai ulangan masih cukup lama.

Ternyata masih ada beberapa amplop soal belum diambil pengawasnya, yang artinya masih beberapa yang belum datang. Kepala sekolah dan panitia meminta saya mengambil amplop yang ada tanpa menunggu. Pasangan saya sudah berangkat ke  kelas, jadinya saya mengawas untuk kelas lain.
bel tanda mulai berbunyi dan semua soal serta LJK sudah saya bagikan ketika guru pengawas datang, sendiri tanpa pasangannya. Selanjutnya kami mengawas berdua tanpa banyak berbicara, selain ucapan terima kasih guru baru itu karena saya mengambil alih tugasnya dalam waktu yang tepat.

Gerimis tidak juga berhenti dan tiupan angin menambah dingin suasana kelas sampai jam terakhir berbunyi.



Rabu, 27 November 2013

Catatan Kecil Hari ini



Saya bertemu  dengan guru baru, mantan murid saya, saat mengawas di kelas yang sama tadi pagi. Pada waktu istirahat kami ngobrol. Dia menyemangati saya untuk tetap mengajar setelah pensiun. Saya berpikir ini hanya gurauan. Tetapi ia begitu serius dan berjanji mencarikan pekerjaan itu jika saya bersedia, dan meminta saya mengajukan surat lamaran. Saya pesimis mengingat umur saya yang sudah harus beristirahat.Tetapi dia mendesak terus sampai  yakin saya mau dan saya juga beralasan terus sampai saya yakin dia serius.
Akhirnya saya memberi jawaban okelah. Tetapi saya perlu waktu untuk mengatur jadwal dll.

Seperti ada semangat baru lagi setelah percakapan ini, setelah beberapa hari terakhir saya terus berpikir tentang apa kegiatan saya jika saya tidak mengajar lagi. Pekerjaan yang bisa mengalirlan inspirasi dan kenikmatan perasaan saya sehingga saya mendapatkan keseimbangan kesehatan rohani dan jasmani.
Pesimisme yang sering muncul dalam upaya pembelajaran jiwa saya untuk bisa menerima satu situasi yang berbeda nanti sedikit tergeser. Tetapi saya tidak boleh terlalu yakin dengan apa yang belum pasti.
Garis nasib juga yang akan membawa arah perubahan hidup saya akan kemana.

Saya berharap dan memohon kepada Tuhan agar selalu diberi kekuatan sehingga saya bisa terus bekerja sampai keletihan saya yang akan menghentikannya nanti.
Inilah catatan kecil saya hari ini.

Selasa, 26 November 2013

Bukan Sepotong Coklat

Saya harus berbagi tetapi bukan untuk sepotong coklat. Demi kesetiakawanan program yang saya selesaikan berhari-hari akan saya bagi besok.Saya sudah berjanji karena saya tidak bisa berbuat lain.

Ketika saya berhadapan dengan murid, saya tidak  toleran dengan adanya pekerjaan  berupa laporan hasil observasi yang sama persis antara dua orang bahkan lebih. Artinya kalau saya memberi nilai pada mereka, saya buat rata-rata saja tidak peduli siapa sebenarnya yang berhak mendapat nilai tinggi.
Seperti itulah mungkin posisi saya.

Namun saya tidak terlalu berpikir dengan jerih payah, karena keseragaman dalam program lebih penting. Apalagi masalah program mengajar yang segalanya merupakan pendiktean pemikirnya.

Untung saya sudah mendapatkan tanda tangan kepala sekolah tadi pagi dan sudah mengumpulkan di koordinator mata pelajaran Aman rasanya.

Yah saya juga pernah meminta, mungkin juga sebenarnya mereka juga pernah keberatan.





Hanya Waktu yang Bisa Membawa Perubahan

Saya sudah berada pada titik terendah menggunakan rasio untuk menghadapinya. Saya tahu tetapi saya tidak sanggup menghentikan  ini. Rasa kesal dan marah sudah tidak ada gunanya. Terkadang saya ingin memutus jalan tetapi saya masih ingin melewatinya.

Sebenarnya apa yang sedang terjadi. Pada satu saat ada kekhawatiran dan ketakutan yang luar biasa  sepertinya saya akan tergelincir dari satu tempat yang tinggi. Namun pada setiap saat saya masih berharap saya bisa bertahan di sana.
Hanya waktu yang bisa membawa perubahan dan memudarkan segalanya. Saya terlalu perasa barangkali sehingga suatu hal yang dianggap biasa bagi orang lain menjadi luar biasa bagi saya.

Berapa waktu yang saya butuhkan untuk mencapai kondisi dan situasi yang aman, saya tidak tahu. Saya hanya bisa berharap dan berharap seseorang membantu saya memecahkan teka-teki ini. Atau waktu yang akan melakukannya.



Hazelnut dan chesnut oleh-oleh dari Belgia



Senin, 25 November 2013

Metode Mengajar yang Paling Tepat


Museum Bahari Soenda Kelapa
Selamat malam dari kota Tabanan. Hujan sudah membuat badan terasa dingin dan sedikit kaku. Saya  lega sudah menyelesaikan perbaikan Program Mengajar setelah beberapa hari saya suntuk menyusun RPP. Sebenarnya ini menjadi hal yang menjemukan karena kreatifitas guru untuk berinovasi di kelas sangat dikebiri. Bayangkan tatanan materi kurikulum 2013 ini sangat buruk, menurut pendapat saya. Tidak ada pembaruan yang berarti. Hanya pengenalan istilah-istilah dalam teknik mengajar saja yang baru.

Demi tugas saya buat sesuai dengan prosedur. Tetapi saya tahu jikalau metode itu diterapkan sepenuhnya di dalam kelas tidak akan mencapai hasil yang maksimal. Anak sekarang tidak bisa dilepas dengan metode diskusi melulu. Bayangkan, kalau dalam satu hari ada empat pelajaran dan keempatnya disampaikan dengan metode diskusi  seperti yang sudah ditentukan oleh kurikulum 2013, saya yakin ini membosankan. Disamping itu pemborosan waktu dan energi yang tidak berbanding dengan hasil. lebih-lebih diskusinya dimulai dari diskusi kelompok.

Bayangkan pula jika kesemua kelas melakukan kegiatan yang sama bisa seperti apa suasana kelasnya. Dan itu berlaku selama jam pelajaran setiap hari.

Saya jadi ingat pada saat saya ujian sarjana muda. Ada satu pertanyaan dosen penguji yang tidak pernah saya lupakan yaitu tentang metode apa yang paling baik. Saya menjawab dengan yakin, bahwa tidak ada metode terbaik di antara beberapa metode mengajar, yang ada adalah metode yang tepat. Jadi saya akan menggunakan  metode tertentu untuk mencapai tujuan tertentu. Waduh jawaban saya menyenangkan..dan saya menjadi salah satu dari empat lulusan terbaik yang langsung menjadi mahasiswa program doktoral tanpa seleksi.
Sebenarnya jawaban saya terinspirasi oleh salah seorang dosen yang cara mengajarnya menarik karena fleksibel.
Dan selanjutnya saya selalu menerapkan keyakinan saya akan kebenaran bahwa metode apapun akan menjadi baik ketika digunakan secara tepat.
Jadi bukan hanya dengan metode berdiskusi.

Begitulah kesan yang timbul di dalam pikiran saya setelah mencermati struktur dan isi kurikulum 2013 yang tertuang dalam program mengajar saya.
Selamat malam pembaca, terima kasih telah mengikuti tulisan ini.

Hujan mereda, sepertinya ini menjadi hujan yang panjang karena suaranya datar bergemericik saja.

Rabu, 20 November 2013

Kembali ke Jakarta





Rasa Syukur yang tidak terhingga, ketika  suami saya sangat gembira sambil mengepalkan tangan kanannya sambil berucap "YES!" beberapa kali. Saya melihat layar laptopnya. Dan saya juga gembira, saya bisa menduga pengumuman yang dinanti- nanti beberapa hari ini pasti sudah menyenangkannya. Benar!
"Jagoan Kecil saya menang!" ya menang bersaing dengan 38.000 peserta dalam test penerimaan CPNS di LIPI. Alhamdulillah,
Kali ini si bungsu menang lagi bersama 240 peserta lainnya. Kompetisi ini adalah kompetisi tingkat nasional. Karenanya saya bangga, ketiga kalinya bungsu saya belum pernah kalah di tingkat nasional. Dan yang keempat masih menunggu panggilan wawancara, persaingan di LAPAN. Sepertinya tidak perlu was-was menunggu lagi untuk ini, karena tes tertulisnya  ia berada di peringkat satu. Tinggal wawancara.

Berarti bungsu saya akan kembali ke Jakarta lagi, seperti tiga tahun lalu.Dan mengikuti jejak kakaknya.
Kamarnya akan kembali kosong dan tidak tahu kapan ada yang mengisinya nanti.

Tetapi apa mau dikata, saya harus bisa menerima bahwa masa depan mereka adalah harapan saya juga.Keberhasilan mereka nanti juga akan menjadi kebahagiaan saya. Saya bangga anak-anak saya mendapatkan pekerjaan yang lebih bergengsi daripada pekerjaan orang tuanya.

Segala puji bagi Allah Seru Sekalian Alam.Terima kasih Tuhan atas semua yang Engkau berikan kepada kami.


Selasa, 19 November 2013

Senin, 18 November 2013

Apabila Saatnya Tiba



Apabila saatnya tiba, matahari pagi tidak akan menemukan saya di jalanan lagi, dan udara sejuk tak akan bisa mengantar keberangkatan saya ke tempat kerja. satu lembaran ceritanya sudah tertutup. Semua yang pernah bersama dalam hari-hari saya harus berpisah. Dan saya ingin perpisahan itu menjadi awal kehadiran saya di tempat dan situasi baru. Dimana saya akan menikmati perjalanan baru dalam kehidupan saya, dengan kesadaran untuk setia mengikuti garis hidup saya.

Bukankah sering saya sitir kalimat seorang penyair "Hidup hanya menunda kekalahan?"
Begitulah kira-kira. Namun kekalahan itu akan saya hadapi dengan lapang dada. Karena kekalahan itu bukan akhir dari semuanya dan kekalahan yang sama juga dirasakan mereka selain saya.

Kehidupan adalah siklus dan regenerasi dari masa ke masa. Tidak ada perputaran siklus berbalik mundur kecuali anomali yang melawan arus. Sekuat apapun perlawanan demi mempertahankan suatu keadaan hanya akan sia-sia. Dan kesia-siakan itu sama artinya dengan kita menertawakan kebodohan kita sendiri.

Benar, sulit membayangkan bahwa saya harus mematikan mesin kerja ini. Tetapi ini adalah keharusan yang tidak bisa dihindari, Hanya perlu disadari bahwa sampai di sini waktu untuk saya. Dan beristirahatlah dengan manis dan tak perlu menengok lagi jalan di belakang apabila tidak ada langkah kedepan.



Jembatan Cinta Pulau Tidung

Antara Ellamaefcookeita dan Meldacrowlandyn




Panorama Bukit di Bondowoso

Antara Ella dan Melda
Adalah cerita yang terkubur di antara belantara kedukaan . Cerita yang berserakan di antara keping waktu. Cerita yang
tercabik di dalam kesunyian.

Waktu itu,
Ellamaefcookeita menari di tengah fatamorgana, mengerlingkan mata dengan senyum jingga, menyaingi oranye warna mentari senja. Namun sekejap saja Ellamaefcookeita menghilang bersama fatamorgana

Ketika musim berganti,
Ella menjelma, menjadi kuntum mawar di antara tunas musim semi
Matanya bintang kejora di gelap cakrawala. Berkedip-kedip mengisyaratkan panggilan dengan suara ganjil
Mawar itu mekar dan berubah nama...Melda.

Kelak musim akan berganti
Mawar akan gugur dan kelopaknya menghilang 
Melda  tergesa pergi meninggalkan musim semi
Tinggallah sunyi


Kamis, 14 November 2013

Sepi ini Menanti

Saya melihat di seberang, sulung saya online. Saya panggil tetapi tidak ada jawaban. Hari ini hari terakhir dinasnya di Tokyo. Sore tadi jadwal presentasi terakhirnya dan besok pagi sudah kembali ke Indonesia. Saya ingin tahu berita hari ini dari ginza. Sayang, mungkin dia tidak sedang membuka messengernya.

Hujan sore tadi sangat deras seperti mencurahkan semuanya. Seperti membersihkan semua yang ada di bumi. Namun tidak lama hujan itu berhenti sama sekali. Habis tak ada sisa tetes-tetesnya di dedaunan.
Tak ada rasa sejuk yang ditinggalkan, Apa air hujan tidak lagi sejuk ya?

Udara kembali gerah, dan angin juga tidak bertiup. Sepi malam ini. Hanya suara serangga yang mengisi keheningan ini. Sepi ini terus menanti dan menanti.



Hari yang Tidak begitu baik




Waktu seperti memburu hari ini. hari yang saya kira saya bisa rileks sedikit ternyata malah membuat banyak kekacauan kerja hari ini. Sebelum kerja saya mengisi waktu dengan mengetik beberapa nomor soal. ternyata waktu saya lewat sepuluh menit. Jadinya saya begitu tergesa-gesa berangkat. Dan sampai di sekolah sudah ada dua orang murid menunggu untuk meminta ijin pulang karena sakit. Saya agak kecewa juga kenapa teman jaga  sudah meninggalkan meja piket sebelum saya datang. Mana catatan absensi masih kosong dan surat-surat ijin belum dibuka lagi. Sebenarnya tidak masalah seandainya tidak banyak murid yang memerlukan guru piket.

Hari ini memang kurang baik bagi saya. Banyak murid yang ijin untu keperluan upacara, sakit, dan dispensasi. Juga ada seorang wali murid datang menanyakan sepatu anaknya yang disita guru kemarin karena sepatunya tidak standar. Mau saya bawa kemana orang ini, ini urusan Guru Konseling, tetapi juga urusan pembina osis, dan juga urusan wakasek bidang kesiswaan.

Setelah jam istirahat kedua, ada lagi orang tua murid datang untuk menjemput anaknya karena anaknya menelpon sakit. Waduh jauhnya saya harus berjalan lagi, panas dan gerah. Dan saat saya kembali seorang teman melapor orang tua anak tadi marah-marah karena menunggu lama dan sudah pulang membawa anaknya.
yah mau apa, beginilah tugas pelayan. Piket sama dengan pelayan. Memang perlu juga pekerjaan-pekerjaan begini. Yang bisa mengajari kita untuk bisa melayani orang lain. Dan sebagai pelayan yang tidak memuaskan saya harus menerima ini sebagai kesalahan yang harus diperbaiki.

Sampai jam terakhir saya merenung, kenapa teman piket yang satu lagi sudah tiga minggu tidak piket tanpa merasa bersalah ya.

Selasa, 12 November 2013

Ketakutan Baru

Ada yang tidak beres pada tumit saya. Karena itu saya periksa ke dokter dan mengatakan keluhan saya. Ketika saya ditanya tentang aktivitas, dan saya katakan saya mengajar. Lalu dokter menasihati saya untuk tidak bekerja terlalu keras. Selain itu saya harus minum susu karena  tulang saya perlu tambahan kalsium. Lucu, kenapa tidak katakan saja tulang saya mulai keropos.
Saya konsultasikan  apa saya boleh naik gunung dan dokter balik bertanya, untuk apa naik gunung. Sepertinya dokter itu keberatan. Kembali ia menasihati saya dan harus mulai menyukai susu jika mau menghambat kerusakan tulang. Dan saya musti berhati-hati dengan aktivitas saya karena jika terjadi sesuatu tulang saya bisa patah. OHH, sebegitu parahkah?

Saya jadi merasa takut membayangkan hal itu. Padahal rencana bulan depan kalau musim hujan belum tiba kami akan mendaki G Semeru.
Saya minta untuk disembuhkan, lalu dokter merujuk saya ke bagian akupressur. Tulang punggung bagian bawah saya ditekan-tekan titik sarafnya. Memang ada kemajuan setelah itu.

Tetapi saya masih bertanya-tanya, kenapa secepat ini saya harus mengakhiri kegemaran baru saya?

Senin, 11 November 2013

16666.864.8 pada 10.11.2013

Ou, angka yang menarik ini tertangkap saat saya membuka dasbor. 16666 kali penayangan, 864 posting dan delapan pengikut.
Tak terasa, walau tidak seproduktif Byrne atau Anne Artis saya masih eksis memosting tulisan setiap minggu. Tetapi selanjutnya saya tidak tahu lagi, apakah akan mengikuti jejak Consolo Mirarte. Yang pada awalnya hampir setiap hari memposting gambar lalu semakin jarang dan pada tahun ini, tahun keempat  tidak ada posting sama sekali. Begitu juga dengan blog Mistery Theme dan beberapa lagi.

Memang mempertahankan itu berat dibandingkan memulai. Apalagi apabila tulisan yang kita buat tanpa makna. Maksudnya bukan ungkapan suara hati dan perasaan melainkan sekedar catatan. Tanpa kata kati segala pengalaman yang tertulis terasa tawar dan hambar. Bahkan terkadang untuk menulisnya saja rasanya ada keterpaksaan.
Apalagi nanti setelah saya tidak bekerja dan cakrawala saya juga semakin menyempit apa yang bisa saya tulis. Kesepian, kesunyian, kesedihan, kebosanan???? Mungkin saja. Tetapi saya tidak harus mati daya karenanya.
Kesempatan hidup itu singkat, jadi selama nyawa masih ada apapun harus dilakukan demi menghargai hidup itu sendiri.


Hazelnut dari Kebun Peter di Belgium

Saya perlu inspirasi yang tumbuh dari satu rasa memiliki dan dimiliki. Tanpa itu segalanya kurang berarti.

Minggu, 10 November 2013

Ego Manusia adalah Panglima



Hati saya menjadi ciut lagi menghadapi perang dingin ini. Saya sangat takut perang ini akan meletus menjadi konfrontasi yang memalukan. Saya tidak sanggup menjadi penengah karena keduanya sama angkuhnya. Ego memang tidak bisa dilunakkan dengan pengetahuan dan pengalaman. Ketika ego menguasai seseorang siapapun bisa kehilangan kendali dan lupa jati diri.

Keduanya menjadi angkuh karena merasa saling disakiti tanpa bisa menerima bahwa interaksi antar pribadi tidak hanya pada hal-hal yang harus sama, ada hal lain yang tidak akan pernah sama antara satu orang dengan lainnya.
Saya mencoba berkata yang sebenarnya tentang itu, namun ........
Akhirnya saya yang lebih merasa ngilu oleh perlawanan yang aneh. Kata-kata yang tidak masuk akal jika diucapkan orang terpelajar. Jadi seperti mengulang kembali kenangan pahit tentang mereka. Semuanya sakit. Nasi sudah menjadi bubur, Sebenarnya yang diperlukan adalah bagaimana bisa melengkapinya agar menjadi bubur yang bisa dinikmati. Tetapi itu tidak terjadi, yang terjadi adalah luka yang terus dikorek dan memberi sakit lagi pada orang lain.
Terkadang saya ingin menghindar dari mimpi buruk ini, tetapi bagaimana caranya ? Mungkin jika semata wayang

Tuhan, bantulah saya agar bisa mengentaskan semata wayang saya dan malaikat kecilnya sekalipun saya tahu ia pernah menyakiti saya dengan keputusannya 



Koleksi Museum Bahari

Sabtu, 09 November 2013

Salam dari Higashi Ginza

Beberapa menit lalu saya menutup percakapan di Yahoo Messenger dengan sulung saya di Ginza, Tokyo. Ceritanya banyak banget menunjukkan semangat dan kekagumannya dengan kemajuan Jepang. Ternyata Jakarta itu tidak ada artinya dibandingkan dengan Jepang dalam teknologi dan lain-lainnya.
Yang mengesankan bagi saya adalah, ternyata bangsa Jepang sangat cerdik di samping cerdas. Bagaimana tidak, mereka memproduksi kendaraan bermotor yang membanjiri pasaran dunia, tetapi mereka sendiri lebih banyak menggunakan kereta dan bus serta sepeda untuk transportasi ke tempat kerja dan sekolah. Selain itu juga dengan berjalan kaki.

Saya belum ke Jepang karena itu cerita menarik lainnya tidak pantas saya ceritakan di sini. Intinya kabar yang saya terima dari Tokyo malam ini membuat saya senang juga.

Ya apalah yang bisa membuat saya bisa merasa senang saat ini selain berita-berita baik. Setiap saat yang kita dapatkan di televisi hanyalah berita yang terus membuat kita kesal dan kehilangan kegembiraan.
Hari ini sulung saya sudah berada di Tokyo dari lawatannya ke Kyuzu. Dan Kamis nanti presentasi terakhir di Tokyo. Dia bertanya lagi oleh-oleh apa yang saya pesan, saya katakan apa saja yang mudah dibawa. Lalu kami menutup percakapan dengan pesan dan salam dari Higashi Ginza.

Malam ini bungsu saya juga tiba kembali dari interviewnya di Jakarta. Semua berjalan lancar, tinggallah kini kami harus memperkuat doa agar hasilnya nanti menyenangkan. Berharap? Tentu saja, namun berserah pada keputusan takdir juga harus menjadi pertimbangan.


Koleksi Museum Bahari Soenda Kelapa

Kamis, 07 November 2013

Teman Baru di Yahoo


Suhu 27 derajat Celcius malam ini, namun di kamar saya terasa gerah. Tidur siang yang panjang membuat malam ini saya tidak ingin cepat tidur. Di kejauhan terdengar samar-samar suara guruh sesekali mengusik sepinya malam. Masih saya ingat tadi siang di sekolah pada jam-jam ketika anak saya sedang menjalani interview di LIPI jakarta, tak henti-hentinya saya menyertainya dalam doa dan harapan. Saya tidak berani mengusiknya dengan sekedar berkabar atau minta kabar agar dia tidak merasa terbebani dengan harapan saya. Biarlah segalanya terjadi seperti kehendak takdir setelah usaha terus dilakukannya demi yang terbaik untuknya.

Hari ini berlalu tidak menyehatkan, kepala saya terasa sedikit pening oleh panasnya matahari sepulang kerja. Dan sampai saat ini masih belum hilang walaupun sudah sangat cukup beristirahat. Tetapi apalah artinya keluhan ini dibandingkan dengan apa yang terjadi pada banyak orang tentang penyakitnya.

Tadi pagi di Yahoo Messenger ada permintaan pertemanan, saya oke saja karena bagaimanapun juga teman adalah tamu. Dan beberapa jam lalu kami mulai ngobrol. Namanya bagus, Ella. Ellamaefcookeita.Tetapi topik percakapannya sedikit monoton dan tidak membuka cakrawala pengetahuan yang bisa menyegarkan pikiran.
Mungkin juga saya membosankan baginya  karena tidak sependapat dengannya dalam beberapa hal. Memang tidak perlu ada satu pendapat untuk banyak hal bagi siapapun. Dan perbedaan pendapat itu bukan alasan untuk menolak percakapan. Karena percakapan adalah aktivitas pikiran  yang bisa memelihara keseimbangannya.



Keju  Belgia

Saya berjanji pada satu hari saya akan bisa sependapat dengannya.

Senin, 04 November 2013

Terima Kasih untuk New Follower Rizka Ardika



Setelah  tiga hari saya tidak menemukan blog saya sendiri, sore ini saya menemukannya kembali. Syukur tak terhingga karena semalam saya sempat kecewa berat. Mula-mula google tidak bisa menenmukan blog saya dengan alasan seseorang sudah menghapusnya. Dan semalam yahoo dan blogger juga tidak bisa menampilkan blog saya. Saya berpikir, habis sudah riwayat saya.  16.497 kali penayangan dengan mengumpulkan tujuh  pengikut, bukan hal yang mudah bagi saya karena saya tidak masuk ke dalam lingkaran followers. Lebih dari tiga tahun sudah saya mempertahankannya dan memerangi kebosanan menulis. Jadi munculnya blog ini lagi sungguh membuat saya sangat senang. Banyak cerita dan gambar tentang perjalanan terakhir saya kedaluwarsa. Tetapi seperti kata pepatah lebih baik terlambat daripada tidak sama sekali. Jadi saya akan melanjutkan dan mengedit lagi cerita minggu lalu di Kepulauan seribu.

Saya gembira, ada satu pengikut lagi pada awal bulan November ini, Rizka Ardika. Tidak terduga Rizka bisa berjumpa dengan blog Ini Yang Aku Tulis.
Melalui postingan ini saya juga mengucapkan terima kasih atas partisipasinya.


Coklat Oleh-Oleh dari Belgia

Jumat, 01 November 2013

Hari Kedua di Kepulauan Seribu


P Tidung
Meninggalkan  Pulau Tidung
Kami pulang pada hari berikutnya dengan kapal Kerapu. Kapal ini bermuatan 25 orang penumpang saja. Dari pulau Tidung jumlah penumpang tujuh belas orang dan selebihnya adalah jatah untuk pulau lainnya. Waktu tempuh satu setengah jam saja, jadi lebih cepat satu jam dibandingkan dengan kapal motor Kurnia. Untuk mendapatkan tiket kami harus antre sejak pagi. Ada dua kali penyeberangan dengan kapal ini yaitu pada jam Sembilan pagi dan jam dua sore. Begitu juga dengan penyeberangan kapal motor biasa, Hanya saja jam penyeberangan berbeda. Selain kedua kapal ini masih ada kapal cepat.




P Payung

 
Mampir di P Lancang Besar



 
Muatan dari P Lancang Besar


Rute kapal Kerapu dari Pulau Tidung adalah Pulau Payung, Pulau Lancang Besar dan Pulau Untung Jawa. Dari pulau Lancang Besar ada satu penumpang dan dua petugas Dinas Perhubungan yang naik. Mereka juga membawa muatan tiga karung kecil ikan teri. Muatan itu diletakkan di moncong kapal dengan diikat pada pagar depan kapal. 
Mendekati Jakarta, banyak  sampah mengapung di laut. Sampah-sampah  hanyut  menjauh dari Jakarta dan berlari cepat di kiri kanan kapal berlawanan arah. Beberapa kali tampak burung sedang bertengger di potongan sampah dan berayun-ayun mengikuti arus gelompang. Ada pemandangan lain, yaitu sebuah perahu nelayan yang compang camping sedang melaut. Perahu itu diikuti sekumpulan burung camar yang terbang berkeliling mengitari perahu. 


 
Perahu Nelayan



Pelabuhan Muara Angke
Umumnya perahu-perahu nelayan yang saya lihat di sini adalah perahu yang sangat sederhana yang kurang dicintai pemiliknya. Sangat kontras dengan perahu nelayan di Jawa Timur, khususnya di Pelabuhan ikan Muncar. Perahu dan kapal-kapal nelayan di Muncar sangat pesolek dan memikat dengan tiang-tiang layar yang tinggi dihiasi bendera  warna-warni dan dilengkapi asesoris yang  menarik. Memberi pemandangan keramahan dan rasa percaya diri. Bukan pemandangan kemiskinan dan penderitaan seperti yang terlihat di pelabuhan nelayan Muara Angke.
Jam sebelas siang kapal merapat di pelabuhan umum Muara Angke. Pelabuhan ini sepi, selain itu panas dan kotor di mana-mana padahal rancang bangun dan penataannya  cukup praktis. Di sini juga tampak ada antrean di depan loket dengan cara yang  sama seperti antrean di pulau Tidung, yaitu dengan meletakkan tas berbaris  sesuai nomor urut antrean.

Tarip Penyeberangan Kepulauan Seribu

Begitu sepinya pelabuhan ini membuat segala gerak dan gaya kami saat menunggu jemputan selalu menjadi perhatian, termasuk oleh petugas yang tampak tidak ada kesibukan selain duduk-duduk dan merokok.
Kami meninggalkan pelabuhan Muara Angke jam 11.30, setengah jam setelah merapat dan sampai di Bekasi sekitar jam dua sore. Letih yang sangat tetapi puas dan kami berjanji suatu saat nanti ingin mengulanginya.
Terima kasih Tuhan saya masih bisa menikmati pengalaman ini walaupun dengan kondisi kaki yang tidak sehat.

Begitulah perjalanan kami di Kepulauan Seribu, selanjutnya bertiga kami meninggalkan  Bekasi  menuju kota kelahiran dengan bus.  Sesampainya di kota Rembang bus yang kami tumpangi mogok. Dan kami dioper ke kendaraan minibus dua jam kemudian. Wah tamasyanya jadi bertambah karena kami sempat jalan-jalan membeli makanan di pasar yang tidak jauh dari tempat bus mogok. Adik saya iseng berceloteh, dari Belgium ke Jakarta dengan pesawat, dari Jakarta pulang dengan bus lalu menurun lagi dengan minibus. Saya menyahut, itu karena kita berenang-renang dahulu baru berakit-rakit kemudian. Kami tertawa saja dan tak ada seorangpun penumpang yang mengeluh. 
Besok malam saya harus balik ke Bali lagi dan habislah liburan saya.