Senin, 31 Desember 2012

Pagi Pertama Tahun 2013

Hembusan angin menggigir seperti mengabarkan bahwa hujan akan membasahi lagi pagi pertama tahun ini. Dua jam yang lalu curah hujan sudah menyenyakkan tidur saya setelah semalaman begadang mengikuti pergantian tahun.
Pergantian tahun dengan kegembiraan semu saja, dan sulit untuk percaya jika ini menggembirakan.
Sekarang adalah pelajaran untuk mengevaluasi semua pikiran tentang kepercayaan kepada orang lain. Ada baiknya kisah ini terjadi karena kisah ini bisa mengupas segala kepalsuan yang tidak saya sadari sudah mengelabuhi hati saya.

Saya memberinya terlalu besar, karena itu saya kehilangan juga terlalu besar.

Namun memberi tidak harus menerima, saya cukup berbahagia dengan apa yang saya berikan. Tak perlu saya tanyakan apakah pemberian itu punya arti atau hanya menjadi sampah yang tercampakkan.

Persetan dengan pertanyaan dan kecewa. Saya tidak memerlukannya. Saya hanya ingin mengambil sisi baik yang bisa menyuburkan pemahaman saya tentang hidup dan manusia.
Tentang kekekalan yang tidak terlihat oleh indera kecuali kalbu manusia.

Saya tidak tergetar oleh keindahan bujuk di ujung usia lagi. Tidak ada lagi yang bisa menggerakkan kelopak hati saya karena kuncup itu sudah mekar dan akan saya biarkan kekal dalam waktu saya yang tidak terlalu lama.






Langit Malam 2013

Dari jendela kamar kilatan cahaya warna-warni ini menjadi saksi bahwa saya tidak melupakan tahun-tahun yang sudah berlalu.





Detik-Detik Pergantian Tahun

Tahun 2012 sudah berakhir empat lima menit yang lalu. Kami bersaudara berkumpul di rumah seperti tahun lalu, menghabiskan detik akhir tahun bersama-sama sambil membuat masakan. Kali ini kami tidak bakar ikan melainkan membuat asem-asem iga sapi. Seru juga. Kokinya para lelaki dan kami tinggal menikmati hidangan panas di meja makan.

Detik mendekat ke angka dua belas, kami semua berkumpul di kamar atas untuk menikmati pemandangan kembang api di kejauhan. Suara letupan dan desis kembang api memenuhi angkasa bersama cahaya warna-warni memburat di langit malam.


2013


Sebenarnya saya ingin mengucapkan selamat tahun baru tetapi untuk apa saya tidak tahu. karena itu saya urungkan.

Malam kini menjadi sepi kembali. Tinggal satu satu suara letusan yang masih terdengar di kejauhan. Apa yang terjadi di sana?

Selamat datang tahun 2013, saya berharap akan ada lagi kesenangan dan semangat dalam menapaki hari depan. Semoga tahun ini akan banyak kemudahan dan kebahagiaan yang kami dapatkan. Amien.





Minggu, 30 Desember 2012

Aku Ingin Menyintai dan Dicintai

" menyintai dan dicintai, alangkah indahnya.." tulis saya di jendela obrolan dengan seorang kawan. Saya menulis itu sekedar mengeja lagi apa yang ditulisnya, bahwa ia ingin menyintai dan dicintai.  Seperti sedang bertanya apakah kata-kata itu ada artinya buat saya. Saya mengucapkan terima kasih kepadanya, saya katakan saya sudah kepala lima dan saya tegaskan bahwa jodohnya hanyalah istrinya. Sekejam apapun perempuan itu mengkhianatinya.

Lalu....
Tak sanggup saya menahan air mata ketika kawan  itu bertanya,"Maukah kamu menikah denganku, aku ingin menghabiskan masa tuaku dengan tenang untuk beribadah." oooh....tidak!!!! Betapa keharuan ini menyelinapi hati saya.
Kalimat itu tidak pernah saya duga, selama ini tidak ada greget apapun di dalam pertemanan kami selain persamaan nasib saja. Banyak sudah nasihat dan saran yang saya berikan, saya bisa memahami penderitannya karena saya  mengalaminya. Saya juga pernah hampir putus asa seperti dia. Saya hanya katakan bahwa saya bersamanya, dan pada suatu saat nanti  ia akan mendapatkan lagi keluarganya. 

Memahami  perasaan orang lain memang tidak harus meyakini bahwa apa yang diucapkan adalah kebenaran, karena banyaknya penderitaan itu bisa membuat orang tidak mampu berpikir logis.
Andaikan mencintai dan dicintai itu ada, mungkin bukan untuk saya karena mencintai bagi saya tidak ada pamrih. Saya rela mencintai saja karena saya tahu mencintai adalah hak individual. Tanpa balasan tidak akan mengurangi cinta itu sendiri. Dan tahukah anda perasaan cinta adalah semacam cahaya yang menghangatkan kehidupan kita.



Jiwa Raga adalah Dua Sisi Keping Mata Uang

Jiwa dan raga manusia membangun hidup secara bersama-sama walau dalam perwujudan yang berbeda. seperti  dua sisi keping mata uang, tidak ada batas yang terlihat memisahkan keduanya. Jiwa dan raga adalah satu sistem yang menjalankan tugasnya  sesuai dengan kehendak  Sang Kausa Prima. Dan keselarasan kerja keduanya yang menentukan kualitas hidup manusia.

Ketika jiwa manusia dihuni oleh kecamuk berbagai masalah, maka badan akan kehilangan semangatnya dan akhirnya sakit. begitu sebaliknya ketika raga didera oleh kerjaan  fisik maka jiwa pun terasa tidak sehat dan pada akhirnya juga sakit. Sakitlah keduanya, jiwa dan raga.
Dan....
Recovery menuju jiwa raga yang sehat ternyata tidak secepat  harapan. Cukup lama, seperti halnya proses peletihan jiwa  raga itu sendiri yang berjalan selangkah demi selangkah. Walau begitu semangat tidak boleh padam dalam  keadaan bagaimanapun juga.
Karena semangat itu bersemayam di suatu tempat yang terlindungi. Apabila waktu dengan mudah merubah kondisi raga manusia, tidak semudah itu ia  merubah semangat jiwa manusia.
Begitulah jiwa, dan berbahagialah kita bisa memiliki jiwa yang sehat.
Hidup adalah jiwa dan raga, tetapi jiwa yang terjaga adalah hidup yang sesungguhnya.
Saya akan menjaganya sampai akhir hayat saya.Belahan jiwa saya.



Bunga Kamboja di Musim Kering






Kamis, 27 Desember 2012

Dimana Kamu Berada

Senja, burung beterbangan tanpa suara menjelajahi sekitar rumah. Seperti menikmati keindahan menjelang matahari tenggelam. Sesekali burung-burung itu bermanufer di udara menghindari pucuk-pucuk daun palem dan atap teras lalu melayang pergi. Kemudian datang lagi melesat dari samping rumah begitu seterusnya.
Senangnya mereka.

Senja terus berganti bersama kisah yang tiada abadi.
Di mana kamu berada
Kisahku

Di mana kamu berada?

Apa Yang bisa Saya Lakukan

Saya bisa merasakan itu, tetapi tak ada satupun yang bisa saya lakukan untuk menolongnya selain berdoa dan mengingatnya. Sayang saya tidak bisa lagi berkomunikasi apalagi menasihati istrinya. Kekejaman hidup berumahtangga memang tidak pandang bulu. Mau apa kita, selain menyerah pada suratan takdir sampai Tuhan akan merubahnya. Karena tidak semua nasib itu bisa  dirubah oleh manusia, walau sebesar apapun pengurbanan yang harus dilakukan.

Ini sisi kesedihan yang saya dengarkan dari seorang kawan pada Desember ini. Sementara saya belum begitu sehat. Pemulihan kesehatan ini cukup lama saya rasakan. Bersyukur saya sakit pada saat libur kerja sehingga saya bisa beristirahat sepenuhnya.




Sabtu, 22 Desember 2012

Happy Mom Day

Saya memandangnya sebagai biasa, tetapi ada juga senangnya ketika ucapan itu saya terima, terutama dari anak-anak saya. Saya tidak merasa menjadi ibu yang baik saat ini, karena itu saya terharu ketika gadis saya memberi ucapan selamat hari ibu dan mengatakan bahwa saya telah menjadi ibu yang hebat selama ini. Air mata saya menitik. Saya tahu gadis saya juga akan menjadi ibu yang lebih hebat bagi anak-anaknya kelak. Dia menjadi ibu lebih cepat. Dan kehebatannya sebagai ibu juga lebih cepat dari yang dia kira.

Malam ini saya tangkupkan jemari saya dan saya suarakan hati saya  kepada Tuhan  agar gadis saya dilindungi dan diberi kemudahan untuk semua urusannya. Amin.


Bukan Perjalanan Wisata

Perjalanan satu minggu saya berakhir di luar rencana. Setelah lima hari di Yogya saya putuskan untuk berlanjut ke Jakarta dan ini bukan perjalanan wisata lho melainkan untuk mendampingi gadis saya (walau ia sudah berkeluarga)  menuju Palembang.
Jam sepuluh WIB kami berangkat dengan mobil berplat BG, Nissan Grand Livina warna hitam menuju Jakarta. Kami mengambil jalan pintas lewat Temanggung-Parakan dan keluar di Weleri. Perjalanan terasa lamban dan terlalu banyak beristirahat sehingga baru tiba di Bekasi .pada pukul 04.30 WIB.


Badan saya mulai meriang, hingga pada akhirnya saya ambruk dan tidak ikut meneruskan sampai ke Palembang. Dua malam di Bekasi saya putuskan balik ke Bali saja. Padahal seharusnya saya mampir ke Jatim dahulu menengok ibu dengan bus. Tetapi tiket bus habis sampai tanggal 25 Desember.Ternyata tiket penerbangan dari Jakarta ke Denpasar juga  habis sampai Hari Natal sehingga akhirnya saya putuskan terbang lewat Bandung. Keputusan itu saya ambil sesaat setelah bangun tidur. Jam sembilan pagi saya meninggalkan Zamrud menuju halte Blue Mall Bekasi. Dengan Bus Primajasa menuju Bandung lewat Cipularang. Dua jam setengah saya tiba di Bandung.
Hujan mempercepat keputusan saya untuk langsung ke bandara Husein Sastranegara. Dengan taksi saya menjemput sulung saya yang sedang ada acara direktorat Panas Bumi di hotel Grand Preanger. Selanjutnya kami berdua menuju bandara. Sayang hanya mendapat satu kursi  dan akhirnya saya berangkat dahulu.Sementara  anak saya kembali ke hotel menyelesaikan acaranya.
Jam sebelas malam kemarin saya sampai di rumah.
Dan malam ini saya masih sakit.

Jumat, 14 Desember 2012

Sebisa Mungkin

Dan Hujan turun hampir sepanjang hari di Yogyakarta, saya hanya satu kali keluar dari Kadisoka, yaitu saat besuk Eyang Putri yang sedang opname di Rumah  sakit Panti Rapih, lalu makan siang, itu saja. Dan hari ini rasanya panjang . Ingin pulang ke Bali tetapi ingin juga ikut ngantar anak ke Jakarta.atau bahkan ke Palembang.
Karena untuk beberapa bulan ke depan mungkin juga tahun, saya tidak bisa ketemu anak perempuan saya sehubungan kerjaan barunya di Makasar.

Sebenarnya saya belum sepenuhnya libur, karena besok baru menjadi hari terakhir sekolah, pembagian rapor siswa. Tetapi tidak ada pilihan kecuali secepatnya bergabung dengan mereka sebelum pergi. Berbagai pikiran berkecamuk di kepala. Terkadang saya pasrah dengan jalan hidup yang dipilihnya namun terkadang juga menyesalinya, Di usianya yang masih sangat muda ia harus berjuang lebih keras dari yang saya lakukan dahulu.
Sudah..sudah, suratan hidup manusia ada di tanganNya. Sebisa mungkin saya ingin membuat buah hati saya masih bisa menikmati masa mudanya, 


Rabu, 12 Desember 2012

Gerimis di yogyakarta

Gerimis meninggalkan jejak di rerumputan dan jalan beraspal di Kadisoka. Pagi menandai adanya semangat untuk mengisi satu dari untaian hari yang tidak akan ada putusnya. Ya hari adalah jejak waktu yang meninggalkan catatan dari dan untuk siapa saja. Dalam kehidupan yang sebenarnya hari adalah kesempatan setiap orang untuk menunaikan tugasnya. Terkadang tugas itu menjadi demikian beratnya  bagi sebagian orang tetapi tidak bagi sebagian yang lain dan bahkan menyenangkan bagi sebagian yang lain lagi

Tidak ada yang buruk bagi semuanya, karena setiap orang mendapatkan bagiannya masing-masing.  Semua juga menjadi ujian bagi masing-masing untuk mendapatkan kesabaran dan kekuatan serta kesyukuran.

Saya mengawali hari-hari libur ini dengan berjalan-jalan setiap pagi. Banyak yang menyenangkan untuk dilihat. Mereka yang bergegas berangkat kerja, pedangang makanan keliling yang menawarkan dagangan serta ibu-ibu yang berebut belanja di warung, juga mereka yang sedang membereskan rumah serta pekarangan.

Saya menyukai tegur sapa orang Yogya.                                                                                                    Tetapi
menyelami isi hati orang Yogya tidak semudah menyelami dasar kolam. Sebenarnya ragam sifat manusia itu sama di semua belahan bumi ini. Hanya saja keadaan bisa merubah sifat itu sehingga banyak anggapan  yang  kemudian menjadi keliru.

Gerimis mengakhiri senja di Yogyakarta,
Saya menyukai keterasingan yang membuat saya mengenang lagi, mengingat lagi namun sudahlah. Saya akan menulis sesuatu yang baru yang bersemi dari dahan ketuaan saya. Biarpun tidak serimbun hijau daun, saya berharap tunas itu masih memiliki arti bagi orang-orang di sekitarnya.

Angka Dua Belas 2012

Orang menyebut hari ini sebagai hari istimewa karena jatuh pada tanggal yang cantik yaitu 12 bulan 12 tahun 2012.  Beberapa media menyampaikan adanya ramalan kuno suku Indian Maya yang mengatakan akan terjadi awal kiamat pada tanggal ini. Dan ketika tidak terjadi apa-apa, dikatakan lagi bahwa hal itu akan terjadi pada tanggal 21 Desember 2012. Molor rupanya kiamatnya.
Apa gak ada berita yang lebih baik dari berita ramalan, sehingga yang semacam begini selalu berulang diberitakan. Dasar pemberitaan sampah. Setiap hari yang diberitakan sampah melulu. Hampir semua media pemberitaan sudah kehilangan visi dan misi sehingga tidak lagi punya peran untuk mencerdaskan bangsa melainkan membodohkan bangsa. Mungkin hanya TVRI yang masih bisa dipercaya karena beritanya masih bersifat objektif.Selain itu TVRI juga memberi contoh bagaimana menjunjung tinggi adat dan budaya santun yang dimiliki bangsa kita.

Orang dulu menyebut angka dua belas sebagai angka celaka, dan angka tiga belas sebagai angka sial, Ayo siapa yang mau membuktikan kalau ini bukan sampah  yang kebawa masuk rumah kita?

Jumat, 07 Desember 2012

Always You Cecilia

Pemandangan Senja di Jendela

Hampir setiap hari sejak pertemanan ini kami selalu berkomunikasi, obrolan panjang sampai kami capek dan bosan. Sayang bahasa kami kurang leluasa untuksaling melontarkan lelucon dan gelak canda. Dan semalam kami ngobrol sampai puas.
Siangnya kawan di Delhi menulis pesan di fb bahwa ia melihat sekilas saya di Yahoo Messenger namun ia keburu off. Ia mengabarkan keadaannya serta mananyakan keadaan saya. Ini yang terlewati sehari kemarin.

Apabila senja datang dan saya akan menutup jendela, ada rasa sepi yang seakan mengisolasi  saya ke dalam ruang yang terpisah. Tiada kawan berbagi cerita, karena itulah kehadiran cecillia di yahoo messenger menjadi hiburan yang menyenangkan. Banyak cerita, doa dan harapan yang ia utarakan. Terkadang percakapan ini begitu mengasyikkan sehingga seolah-olah saya berada bersamanya di Nigeria dan menyantap makanan yang ada di sana.Atau berada di ladang pertaniannya yang ditanami yam, cassava, bean dsb. Semua tanaman ini tidak asing. Tetapi yang asing adalah pengolahannya. Ketela misalnya bukan hanya dimasak se
bagai makanan pokok melainkan juga dibuat sebagai bahan minuman yang lezat dicampur susu, coklat atau granula.

Beginilah pertemanan tanpa pertemuan, always you Cecilia.


Senin, 03 Desember 2012

Ini Yang Aku Tulis Saat Ini

Malam berhujan menimbulkan derap kerinduan yang memukuli dada. Mungkin semua orang yang sendirian akan merasakan hal yang sama. Tidak ada seorangpun yang bisa menikmati kehangatan suasana saat hujan turun apabila menyendiri.
Tetapi di sinilah seni perasaan memainkan ketajamannya menoreh-noreh ingatan tentang segala yang sudah terjadi. Dan di situlah kerinduan itu ada.

Kekasih belahan jiwa, mereka yang mempunyainya pasti sudah bergumul dengan kebahagiaannya dalam cumbu irama hujan.Yah, semoga benih bahagia itu menular dan bisa membuat kita tersenyum.

Ini yang aku tulis saat ini sebagai penutup malamku. Kesendirianku.




Menyelesaikan Tugas Hari Ini

Pagi-pagi saya berangkat kerja walaupun kegiatan belajar mengajar sudah tidak ada lagi. Hari ini saya akan memberi remedial beberapa anak yang nilainya tidak mencapai kriteria ketuntasan minimal. Saya langsung ke kelas membagikan semua hasil pekerjaan siswa. Di bawah lembar pekerjaan mereka yang belum tuntas saya isi catatan tentang kekurangan mereka pada nilai apa dan perintah untuk melakukan remidial saat itu juga.

Beberapa menit kemudian mereka menemui saya dan selanjutnya saya memberi soal beserta kertas kerjanya agar tidak ada alasan bagi mereka untuk menunda. Ketika saya asyik mengolah nilai datang seorang kawan guru yang melaporkan bahwa putranya termasuk dari mereka yang bermasalah. Saya katakan biar saja anaknya ikur remidial,tetapi kawan itu meminta tolong untuk dibantu. Oke, saya akan membantunya hanya dengan meniadakan keterangan remidial di rapornya, tidak dengan mengubah nilainya karena ini baru semester awal.Kata saya.
Kawan itu menerima. Trus datang lagi seorang ibu pegawai tata usaha juga dengan masalah yang sama.
Wah, sulitnya menjadi guru untuk berbuat adil kepada setiap muridnya.

Mestinya orang tua yang menjadi guru tidak perlu mengurusi nilai anaknya. Apalagi meminta, itu sama halnya mengelabuhi perasaannya sendiri dari tidak puas menjadi puas yang sifatnya semu saja.

Karena itulah dulu anak-anak saya tidak saya sekolahkan di tempat saya mengajar. Bukan tidak mungkin jika anak saya nilainya tinggi akan dicurigai karena sebagai anak guru.


Anak Bermasalah 

Minggu, 02 Desember 2012

Hujan ini Seperti Tercurah dari Langit

Siang ini, Minggu 2 Desember hujan turun sangat deras seperti tertumpah dari langit.
Iramanya tetap dan mengasyikkan tanpa angin walau beberapa kali diselingi guruh.
Kami di BIG family saling mengabarkan cuaca sehingga kehangatan obrolan melupakan suasana sedih yang membayangi jika hujan begini.

Kami sepakat ngomong Inggrisan. Itulah serunya ketika ada kosakata daerah yang tidak ada padan katanya dalam bahasa Inggris diterjemahkan dengan versi lokal. Hahhahhah yang ada hanya ketawa-ketiwi saja.

Beginilah hari ini. Sebenarnya ini bagian dari hari-hari hampa tanpa makna karena rasa bahagia yang sesungguhnya sudah meredup. Namun siapa yang bisa merubah suasana kalau bukan diri sendiri.


Add caption

Hari Terakhir Ulangan Umum

kKSabtu, satu Desember 2012 kegiatan ulangan akhir semester ganjil berakhir. Teamwork kami mempunyai tradisi makan siang bersama di hari penutupan kegiatan sekolah. Tetapi jangan salah, makan-makan ini kami sponsori sendiri dengan biaya pribadi. Caranya kami bagi-bagi menyiapkan makanan dari rumah. Hasilnya hmm, bisa dinikmati bersama termasuk Kepala Sekolah dan semua wakasek semua urusan serta pegawai tata usaha dan beberapa orang siswa yang masih ada di sekolah.

Menu masakannya campuran Bali-Jawa, tanpa daging babi. Tetapi ada krupuk kulit babi.
Tentu saja saya dan satu teman lagi hanya menikmati lauk telur dan sayur daun paku serta sambal iris khas bali. Setelah makan dilanjutkan ngopi dan ngobrol.
Ketika saya sedang makan saya katakan pada kawan bahwa saya ingin dilayani, sekalian mengambilkan saya es krim. Dengan senang hati kawan itu melakukannya. Dia adalah mantan murid saya yang sekarang menjadi teman kerja. Lalu seorang kawan mengambilkan saya sepotong semangka. Sungguh nikmatnya kebersamaan ini dan tak akan bisa terlupakan.

Awal Desember yang akan menjadi kenangan pada suatu saat nanti.



Kawan-Kawan Mulai Makan

Jumat, 30 November 2012

Terjebak dalam Pusaran

Hati adalah bagian dari hal yang paling lemah pada diri manusia seperti saya. Iba hati, ga enak hati, luka hati dsb sering membuat saya berubah pikiran. Bahkan kadangkala juga bisa berubah niat.
Saya ingat ketika teman kecil saya mengatakan kalau kemauan saya besar. Mula-mula saya ragu dan tidak mengerti kata-katanya, namun setelah lama mempelajari hati saya sendiri baru saya sadari bahwa itu benar.

Seperti detik ini hasrat yang besar untuk memasuki tantangan dalam pusaran kehidupan orang lain akan saya mulai.
Ketika siang yang sepi kemarin memberi saya istirahat, saya mewujudkan janji saya pada kawan untuk memulai dialog dengan isterinya. Kami berkenalan lewat sms, dan saya meyakinkan bahwa saya hanya ibu atau kakak bagi suaminya yang hanya ingin menanyakan keadaan dan kesehatan keluarga mereka. Saya mengatakan bahwa suaminya sering mengeluh sakit kepada saya. Perempuan itu bertanya apa yang dikeluhkan suaminya. Saya menjawab bahwa suaminya sering sesak nafas dan sakit kepala.Itu saja, dan perempuan itu hanya mengucapkan terima kasih banyak dengan logat sunda.
Yah syukur ia mau menjawab. Itu  sudah cukup untuk kali ini, karena jika banyak yang saya katakan dan tanyakan ia akan mengelak berbicara dengan saya.
Malamnya saya berpikir lagi kapan saya akan memulai misi ini dan apa yang akan saya katakan selanjutnya.

Dan episode kedua yang berlanjut sampai hari ini.Saya mengirim sms kepada rival kawan saya. Isinya serupa, tetapi kemudian arah percakapan berubah. Repot meredam gelombang pertanyaan dan permintaan yang justru bukan dari saya.
Emmmm, saya harus hentikan. Saya yakinkan juga saya ini hanya sebagai ibu atau kakak baginya.
Sepertinya saya akan terjebak dalam pusaran.

Rabu, 28 November 2012

Bagian yang Harus Dicicipi

Semalam, pagi saya baru bisa terlelap, hanya dua jam tidur langsung bekerja. Dimulai dari keluhan dalam chatting dengan seorang kawan tentang istrinya sampai adanya rasa takut sepanjang malam.  Kawan itu laki-laki bekerja di perusahaan tambang emas. Ia meminta bantuan saya untuk menasihati isterinya yang sudah empat tahun berpacaran dengan dua orang laki-laki lain. Saya katakan akan mencoba, walau sebenarnya saya bingung. Bagaimana saya harus memulai sedangkan saya tidak mengenal isterinya. Saya mengerti  bagaimana menderitanya kawan itu, bahkan pernah berniat bunuh diri. Saya bisa merasakannya. Bisa. Tetapi....

Sampai detik ini saya masih mencari strategi untuk mendekati isterinya tanpa menjadi gangguan bagi keduanya.. Ataukah sebaliknya saya mendekati selingkuhan isterinya dan membuat pemuda itu melupakannya. Ah Ternyata ini lebih sulit dari apa yang pernah terjadi.

Saya mencoba apa tidak, mencoba apa tidak ? Tetapi mengingat kawan itu begitu memohon, meminta saya memberinya harapan untuk hidup, saya berpikir bahwa ucapan berlebihan ini  mengambarkan seberapa penderitaannya dan ia tidak sanggup merasakannya sendirian. Sudah berkali-kali saya katakan bahwa kawan ini harus tahu apa mau isterinya. Tetapi ia hanya mengatakan bahwa isterinya tidak mau diganggu. Saya katakan juga sebaiknya dia tegas meminta kepada isterinya untuk memilih suami atau pemudanya. Tetapi kawan itu mengatakan dirinya tidak mau bercerai demi anaknya.

Saya yakinkan ini hanya salah satu usaha untuk membuat isterinya berpikir bukan untuk bercerai.Tetapi kalau memang isterinya memilih pemuda itu kenapa tidak, daripada memperpanjang sakit hati.
Tetapi kawan saya tetap bilang tidak, kalau isterinya memilih pemuda itu dia rela dimadu. Aneh. Saya tambah bingung kenapa laki-laki bisa kehilangan akal sehat ketika sakit hati. Lalu saya tanya apakah dia pernah selingkuh. Ia mengaku pernah, saat ia masih punya perusahaan sendiri dan sering lobi-lobi. Wah, itu dia. Ya sudah kalau begitu sabar saja, tunggu sampai suatu hari isteri Anda bosan berpacaran. Pasti semua itu akan ada akhirnya kata saya. Sekarang tidurlah dan ajak isteri ngobrol dan bercerita. Kata saya. Lalu dia mengatakan ingin off karena menangis.
Mendengar itu mata saya ikut berkaca-kaca.
Yah masing-masing orang mempunyai persoalan.  Ini merupakan bagian dari hitam putihnya kehidupan yang harus dicicipi semua orang.. 







Waktu adalah bekerja

Waktu adalah bekerja. Setelah kegiatan akhir semester ganjil ini usai barulah saya bisa menarik nafas lega. Satu demi satu pekerjaan terselesaikan dan tinggal selangkah lagi yaitu merekap nilai harian, tugas dan ulangan umum. Besok sudah bisa saya kerjakan setelah scanning nilai ulangan umum selesai. Selanjutnya memindahkan ke daftar nilai, setor ke wali kelas dan bebaslah saya.

Tugas akan beralih ke urusan rumah yang tidak kalah heboh untuk akhir tahun ini. Tetapi ya dijalani saja semampunya. Ini kewajiban seorang ibu untuk anak-anaknya. Saya berharap segalanya bisa lancar dan tahun depan bisa menjadi awal tahun yang menyenangkan.

Semoga Tuhan selalu memberi kami kesehatan dan kekuatan. Amin.

Selasa, 27 November 2012

Dari Obrolan Perempuan

Obrolan di Big Family dua hari lalu adalah celotehan para perempuan yang kaya imajinasi. Dimulai dengan sebuah ide dari youngest little sister yang menawarkan bagaimana jika sebidang tanah keluarga kami yang paling strategis lokasinya tidak dibagi sebagai harta warisan tetapi digunakan menjadi modal yang tidak akan habis selamanya. Mengingat kota kelahiran kami sekarang menjadi rebutan  investor yang akan menikmati kue besar dari hasil ladang-ladang minyak yang bertebaran di berbagai penjuru kota Bojonegoro. Masuknya PT Exon Mobile dan Petrochina sudah memanggil para pemilik modal untuk membuka usaha yang sasarannya adalah para pekerja asing. Mulai dari usaha real estate, villa, hotel, resto dg segala vasilitas bule sampai rumah sakit internasional sudah ada. Bahkan Hotel Aston pun sudah memulai pembangunannya. Mereka berlomba, tanah kami juga sudah menjadi incaran investor, dari pengembang estate sampai pengusaha pertamina. Ini sebagai indikasi bahwa ada peluang juga bagi kami untuk nimbrung mengambil manfaat dan keuntungan.
Kami sepakat, bidang-bidang tanah yang berupa sawah dijual untuk mendanai pembangunan hotel kecil di sana dengan konsep delapan villa karena ini lebih disukai  expat Exon Mobile dan Petrochina. Kami perempuan bertujuh  sebagai teamworknya, tinggal pangeran kami, satu-satunya our brother, belum tahu karena dia belum masuk dalam Big Family Group. Lebaran kemarin dia juga menawarkan konsep kerja sama dengan pengembang perumahan, tetapi kami belum setuju.
Celotehan kami menjadi liar oleh imajinasi. Perijinan hotel si bungsu yang siap mengurus, adik yang si STP bali mempelajari konsep villa Bali, Saya bagian sentuhan artistiknya, adik yang di Bojonegoro urusan salon dan spa, jika impian ini terwujud si bungsu akan membuat butik hotel sesuai cita-citanya. Dan selanjutnya si bungsu sanggup mengelola sesuai pengalamannya. Yahh yahh Cettarr Halilintar!!!
Baguslah saya menghargai ide ini. Sayang pembicaraan para bunda ini terputus dengan masuknya celotehan kiri kanan anak perempuan Jogja saya dan keponakan, Beberapa olok-olok yang mereka katakan seperti menamai kami owner Bani Sofyan's river view Villa, Sofyan boutique hotel garden resto and cafe, painting galery and beauty salon dan ah ah ah. Saya tertawa mengikuti  obrolan keponakan selanjutnya yang kurang ajar, bahwa perlu dibuat juga sekolah daycare, kolam renang dan water boom, tambah bom bom car sentuh - jalan. Lha  kalo yang sentuh jalan sih di sononya sudah biasa, kata anak saya. Gimana kalo diganti dengan mainan yang pecut jalan alias kebo, pasti anak-anak expat senang naik kebo, bukannya tempat kita masih banyak sawah dan kerbau.
Wah  wah rusak sudah obrolanya.
Ahirnya ketika bicara soal modal, loh  loh  apa yang saya pakai agunan utang? Tetapi biar saja cita-cita itu bergulir dulu. Kami berani, harus berani. Banyak orang sukses karena berani memulai sesuatu dan kami tahu doa ibu kami  selalu terkabul. Amin.


Lembah Bengawan Solo dari Ketinngian


Eksplorasi Minyak Petrochina

Tak Kau Titipkan Lewat Angin



Langit terang segera berganti hitam
Kau putuskan tali jembatan hatimu
Mahkota cinta kini tenggelam
Masuk jauh ke dasar segara


Adalah sebait lirik lagu lawas Trio Bimbo, tidak saya tahu judulnya tetapi ingat kembali setelah mendengarnya. Suka saja, bersenandung sendirian dalam sepi. Andai ada gitar saya bisa melengkapi melo nada itu dengan nada-nada minor sederhana. OOh saya ingin memetik gitar, bersenandung sendirian sambil membayangkan semua kenangan saya dulu ...

Kubertanya pada diriku sendiri
Apakah gerangan ada salah beta
Sebuah hati yang duka karena luka
Kucoba menutup dengan doa....


Selanjutnya....
Kini tak ada lagi  kata-kata yang dititipkan lewat angin. Yang ada tinggallah kenangan yang bisa membuat saya tersenyum atau bersedih. Saya rasa inilah hidup itu. Ada saatnya kita tertawa dan ada saatnya kita menangis. Keduanya akan terus ada dan saling menggantikan hingga kita menutup mata.



Senja Terakhir di Labuan Bajo

Minggu, 25 November 2012

Gerimis dalam Matahari

Ada rasa gundah yang terbawa saat saya bangun di pagi hari ini, Menggelayuti kalbu dan mengendap-endap dalam setiap relungnya.
Tetapi sudahlah, begitu bisik yang terdengar dari satu relung hati ketika ada relung yang ingin meratapi kegundahannya.

Dan tidak lama kemudian segera relung yang lain melumurkan damai ketika mata saya menangkap dua puncak  pegunungan Batukaru saat saya membuka pintu kamar tidur. Pemandangan di keremangan  dari kaca jendela itu membuat rasa syukur saya bertubi-tubi memukuli dada dan mengatakan bahwa saya adalah orang yang bisa berbahagia dalam semua kesedihannya.
ohh,
Saya memandangi panorama dalam kabut itu sejenak sebelum mengambil air Wudlu. Saya ingin segera mandi pagi-pagi walau ini hari Minggu. Begitu semangatnya saya untuk menyambut hari ini sebagai hari kebangkitan dari kelemahan, setelah jiwa dikuasai oleh malam yang berat.

Dan sore ini gerimis tipis menari dalam cahaya matahari, berkilauan membasahi semua yang tampak dari jendela kamar. Saya dipukul sunyi. Lalu saya menghapus sederetan angka di hp saya. Saya sangat sedih, tetapi ini mungkin akan lebih baik.






Jumat, 23 November 2012

Waktu Bergulir tanpa Terasa

Kesadaran seringkali tidak mampu mengikuti bergulirnya waktu yang demikian cepat. Begitu cepat berubahnya jam,hari,minggu dan bulan, tahu-tahu sudah mendekati penghujung tahun.

Berbagai peristiwa terlewati tanpa terasa. Ada atau tidaknya kemajuan yang dicapai juga belum bisa saya rasakan, namun tidak ada kompromi dengan waktu.
Apalagi kesempatan untuk mengulang lagi segala yang akan menjadi kenang-kenangan.

Manusia memang diciptakan untuk mengisi sejarahnya sendiri. Dan mengulang sejarah adalah suatu ketidakmungkinan, karena sejarah berjalan ke depan dan tak pernah berbalik.
Biarlah kita berjalan cepat untuk meninggalkannya dan meraih harapan untuk masa depan.
Masa Depan?
Hmm orang seperti saya, masih bicara masa depan?
Iyyyaalah, harapan boleh ada pada siapa saja tak terkecuali saya. Yang jelas harapan masa depan saya adalah bisa terbebas dari rasa susah dan bisa menikmati hidup dengan penuh rasa syukur.

Seperti bagaimana mereka, kawan-kawan selalu mengatakan bahwa sayalah orang yang paling tenang dan nyaman hidupnya. Syukur,syukur. Apapun yang terjadi hanya saya yang tahu.

Pantai Soka Tabanan

Rabu, 21 November 2012

Hidup Saya

Hidup saya menyisakan cita rasa dari romantisme gaya Shakespeare Yang selalu terinspirasi oleh sesuatu yang menjadi belahan jiwanya.
Bahwa romantisme ini mengalir begitu deras dari mata air jiwa yang tidak pernah surut.
Manakala saya mengenang satu zat, saya seperti selalu terbangun dari tidur. Tersenyum di bawah bayang bulan dan tertawa menentang matahari.

Masih adakah dia di dunia ini? Jika zat itu tak ada, hidup saya kehilangan warna . Hanya mengikuti perjalanan waktu sampai senja tak tersisa.
Hidup adalah warna, bukan hanya hitam dan putih. Hidup dimulai dari kegelapan di goa garba menuju cahaya aneka warna dan pada akhirnya segalanya memudar dan tinggallah menjadi putih.Isn't?
Belahan jiwa manusia ada di antara gugusan warnanya.

Hanya saya yang tahu, hanya saya yang merasa begitu. Biarlah, ini rahasia semesta. Takdirlah yang membawa saya menuju romantisme Perasaan yang tumbuh di sela-sela duri, dan bersemi di antara bukit kebencian.


Saya senang bekerja di sini

                                                                       














Senin, 19 November 2012

Selalu Caecillia

Always you dear, gadis manis yang setia menanti saya untuk meluangkan waktu untuknya. Saya selalu senang bila dia memanggil Ma untuk saya dan selalu mengatakan miss you bila beberapa hari kami tidak ngobrol. Kami janji akan ngobrol di cam namun belum sempat keburu tugas begitu menumpuk. sehingga hanya lewat fb saja kami saling memanggil.


Saya tahu kawan kecil ini selalu tulus mengatakan apa yang dikatakan. itu yang membuat saya juga sering menunggunya di obrolan. Terutama saat kami kesepian.


Teman kecil saya yang lain sudah menjauh, akan sesepi inikah jika suatu saat kebosanan datang juga di antara saya dan kawan kecil saya. perasaan tidak mengenal usia, saya senang menjadi mama baginya. Selalu Caecillia.



Minggu, 18 November 2012

Mempersiapkan Soal Ulangan Semester

Kesibukan ini hanya akan berhenti ketika saya harus beristirahat total. Terkadang badan tua ini rasanya remuk redam menghabiskan banyak pekerjaan yang tak kunjung habis.

Dan mempersiapkan soal ulangan semester menjadi tugas mendesak. 50 butir soal baru 30 soal selesai diketik. Besok tugas panitia pagi kerja sampai siang. Trus saya apakan tamu-tamu saya sekarang?
Apapun juga ini lebih baik daripada mereka yang tidak bisa melakukan semua ini. Patutnya aku ikhlas dalam mensyukuri apa yang ada sekarang.
Dipikir-pikir percuma kalau saya mengeluh dan tidak ikhlas. Capek dapat pahala tidak.

Sebenarnya ada baiknya saya sibuk, karena bisa mengikis pikiran sia-sia yang sering mengganggu. Aneh sebenarnya tetapi nyatanya demikian. Hampir setiap menit yang kosong pikiran saya melayang dengan cepat ke tempat lain. Padahal di tempat itu tidak ada apapun, tidak sedikitpun ruang untuk saya. Hanya ruang yang kosong dan hampa.


Saya menyadari, karena itu saya harus bisa menerima apapun pembiaran untuk saya. Biarkan saya capek, biarkan saya bosan biarkan saya pergi dan biarkan semuanya seperti daun kering yang akan melebur sendiri dalam bumi.






Kamis, 15 November 2012

Terasing

Setiap kali saya berada di tempat asing di ketinggian, saya selalu merasa sepi. Mengingat sesuatu dan selanjutnya tarikan-tarikan nafas pendek akan berpacu di tenggorokan.

Setiap kali saya mengingatnya saya sedih karena saya tahu saya sudah melakukan kesalahan besar telah melibatkannya ke dalam emosi yang berkepanjangan.
Hingga saat ini tidak bisa saya menanggalkannya meskipun sudah berusaha. Hidup saya memang penuh keanehan, banyak hal tak terduga saya temui.
Tetapi biarlah, itu menjadi catatan saya. Pahitnya kehidupan ini memindahkan emosi saya dari kehidupan nyata ke dalam fatamorgana. Namun pengaruh fatamorgana itu terlalu kuat sehingga kehidupan nyata saya kurang berarti lagi.

It was my life, betapapun saya meratap tak ada gunanya. Lebih baik saya membiarkan fatamorgana itu sebagai teman hidup saya. sebagai sumber energi agar saya tetap bisa melangkah sampai ujung jalan ini berakhir.




Malam Ini saya Mengubahnya

Malam ini, kamis 15 November 2012 saya mengubah desain serta judul  blog saya. Hanya sedikit perubahan, saya berharap ada kemerdekaan baru dengan tampilan ini.

Hancur-hancuran capeknya badan saya hari ini, Lord! help me! Kapan saya bisa menikmati hari-hari ringan seperti kapas? Tugas pekerjaan yang tak ada putusnya beberapa minggu ini membuat jenuh, sudah datang lagi tugas baru persiapan akhir semester ganjil.
Dan....dan saya ingin beristirahat sejenak.


Sebenarnya semestinya saya bersyukur, bisa mengajar dengan tidak banyak menguras tenaga. Tinggal klik dan klik sambil sesekali pamer pengalaman lewat gambar.
Sama-sama menyenangkannya, antara menanamkan rasa cinta tanah air dan pamer. Yang tidak menyenangkan adalah tagihan-tagihan administrasi yang berlebihan dan semakin membingungkan itu.
Penjabaran program yang selalu mengulang-ulang indikator, standar kompetensi, apalagi proses penilaian mulai dari rancangan, alat, proses, evaluasi nilai, evaluasi soal, remidial individu dan tetek bengek oooo. Hanya superior yang bisa bekerja sesuai dengan tagihan pendidikan seperti itu.

Guru juga manusia, bukan mesin hitung yang bekerja tanpa otak. Kompensasi dengan banyaknya libur? Oke, justru itulah yang menjadi penyebabnya.Kejar target. Libur berarti buat power point, program, bahan ajar, perangkat baru. dan semuanya tidak cukup satu minggu.

Begitulah seninya pekerjaan seorang guru.

Jumat, 09 November 2012

Masihkah Bisa Dikatakan




Hari ini warna basah melumuri tanah dan rumput. Gerimis meninggalkan aroma tanah yang basah. Saya tidak bisa jalan pagi karenanya. Tinggallah sunyi di antara gemerisik rintik hujan. Dan waktu terasa sangat lamban berjalan.

Senja, akhirnya mempertemukan rindu. Kerinduan yang ada di antara langit dan bumi. Meskipun keduanya adalah nisbi, yang hanya bertemu di batas maya horison.

Tak adalagi yang bisa dianggap sungguh-sunguh dalam percakapan antara langit dan bumi. Selain percakapan di udara yang bertuba oleh jauhnya lintasan yang dilalui.

Masihkah bisa dikatakan apa yang ingin dikatakan?
O Manusia selalu berpersoalan dengan karyanya. Karya satu disusul dengan karya lainnya. Persoalan satu dilengkapi persoalan lainnya.
Dan dalam persoalannya manusia akan belajar mencari jawabannya.

Hari ini ada satu jawaban, yaitu saya bahagia dalam persoalan saya.





Rabu, 31 Oktober 2012

Hujan Setengah Hati

Hujan turun setengah hati meluruhkan panas sebentar. Setelah hujan reda suhu udara kembali seperti semula, tidak menyisakan sejuknya.

Kapan hujan bisa turun sepenuh hati meluruhkan segala rindu yang ditanggung oleh semua makhluk. Rindu dedaunan akan tunas barunya, rindu mawar akan kuncupnya, rindu tanah akan aromanya. Dan kerinduan manusia akan suara titik-titik air di atap serta dedaunan.





Begitu lama tak terdengar irama hujan meningkahi malam. Yang ada tinggallah bayang-bayang kelam dalam kegerahan.
Namun semuanya akan berubah karena musim pasti berganti. Bukankah akan ada kegembiraan setelah kesedihan.






Kamis, 25 Oktober 2012

Malam Idul Adha 2012

Tidak terasa Idul Adha datang lagi. Di sini suasana menyambut hari besar ini sepi-sepi saja walaupun menjelang magrib sudah terdengar suara takbiran dari musola terdekat. Bahkan saya baru ingat lagi setelah kawan mengucapkan salam untuk ini.
Kabar sanak saudara tak saya ketahui. Kami tak saling mengabari. Walau begitu saya berharap esok ada kejutan, ada acara rame-rame bakar sate di rumah.


Hari ini saya sudah menyelesaikan pekerjaan saya. Bunga saya sudah mekar sepenuh hati kini. Walau tidak ada kepuasan namun saya lega juga dan saya ingin cepat-cepat mengerjakan yang berikutnya.



Seringnya segala yang setengah hati ini berulang membuat saya kehilangan semangat.
Tak sepadan antara apa yang saya rasakan dengan kenyataan, menyadarkan saya untuk tidak membuang waktu percuma untuk memikirkan hal yang sia-sia.




Senin, 22 Oktober 2012

Hari yang membosankan di Rumah

Membosankan sudah terlalu lama saya rasakan, benar-benar membosankan walau banyak hal bisa saya kerjakan.
Suasana ini sangat bertentangan dengan jiwa saya. Derai tawa saya tenggelam dalam beku. segalanya tidak berpihak sedikitpun kepada segala sesuatu yang harusnya saya  dapatkan  di rumah saya sendiri.

Saya bisa menerima ini, namun saya terlalu banyak kehilangan kegembiraan. Mungkinkah keadaan ini akan  terus memperburuk mood saya.

Saya hanya bisa menghindari tekanan dengan jalan-jalan, menulis, menggambar atau  membaca. Jadi kanak-kanak lagi, hmm. sayang saya tidak suka berhitung.
Ada pesan instan dari kawan di Lagos yang dikirim kemarin, menanyakan keadaan kami. Saya tersenyum sendiri dengan salamnya yang bertubi-tubi. Senang rasanya.

Dua hari lalu juga ada pesan misterius. Saya berpikir lama untuk membalasnya karena mungkin pengirimnya hanya iseng. Saya berharap ia tahu sendiri saya siapa dan bisa menghargai saya.
  

 

Minggu, 21 Oktober 2012

Bagaimana Hari Saya Nanti

Matahari  selalu menandai permulaan dan pengakhiran  sepanjang waktu. Tetapi selalu saja ada pertanyaan bagaimana hari saya nanti. Harusnya saya sudah belajar dari hari-hari kemarin bahwa hari ini adalah  hari yang saya tanyakan.

Belajar memang tak akan selesai berapapun dekade yang kita lewati. Belajar yang paling sulit bagi saya adalah belajar berintrospeksi.
Kadang-kadang memang merasa bisa, tetapi nyatanya hal itu belum sepenuh hati. Pikiran seringkali berlawanan dengan perasaan. Wapaupun begitu saya berharap perasaan akan segera bisa menyesuaikan diri dengan pikiran.
Dan sepertinya apa yang saya terima saat ini membantu mempercepat penyesuaian itu.

Esok matahari akan menandai permulaan lagi.
Memompakan semangat baru  bersama waktu.


Bojonegoro

Sabtu, 20 Oktober 2012

Menjalani Waktu

Hidup sama artinya dengan menjalani waktu. Siapa yang langkahnya kuat akan cepat sampai tujuan.Dan tentunya yang tidak punya semangat akan terlambat.

Tidak terasa tahun sudah semakin tua dan generasi tahun berikutnya sudah bersiap-siap menjemput giliran. Adakah perubahan yang kita rasakan? Seharusnya ada. Pasti ada. Perubahan positif seberapapun kecilnya harus ada.

Dan apabila belum ada, masih ada waktu dua bulan untuk mempercepat langkah sambil menyelam dan minum air,hmm hmm, sehingga ada rasa puas ketika meninggalkan tahun ini.

Ya saya hanya bisa berteori. Inipun sekedar teori daripada melamun tidak ada arti.
Sebenarnya saya sendiri juga belum yakin apakah ada kemajuan kinerja saya.
Tetapi kadang-kadang saya berpikir evolusi telah terjadi. Dan saya harus menerima ini dengan besar hati.
Perubahan ini adalah perubahan citarasa secara perlahan dan tidak menimbulkan guncangan.

Saya berharap proses terus berjalan seiring dengan waktu dan akan menghasilkan buah yang manis, lebih manis dari waktu-waktu sebelumnya.






Jumat, 19 Oktober 2012

Flamboyan Tua di Luar pagar

Senja muram jatuh. Di dalam kelas suasana sedikit hening karena murid mengerjakan tugas. Badan terasa letih di akhir jam belajar. Tujuh jam nonstop saya mengajar karenanya saya harus beristirahat walau di kelas. Untuk itulah saya memberi tiga buah soal yang cukup untuk dua jam pelajaran ke depan.

Saya duduk sambil memeriksa pekerjaan murid. Sesekali satu dua anak maju mendekati saya untuk minta penjelasan dan ada pula yang menanyakan apakah pekerjaannya sudah betul.

Sekeliling mulai sunyi karena beberapa kelas sudah kosong. Di luar pagar tampak pohon flamboyan tua masih gagah dan bertambah kekar seperti petarung yang memperlihatkan otot-ototnya.
Flamboyan tua ini usianya hampir sama dengan usia sekolah kami. Tiga puluh dua tahun. Tiga puluh dua tahun telah berlalu berarti tigapuluh dua generasi sudah berganti.

Setiap kali saya mengajar di deretan kelas ini selalu melihatnya karena pintu dan jendela kelas menghadap ke sana.
Ketika saya mengajar pagi sering terdengar suara riuh burung yang berlompatan di sana.
Bergembira di antara dahan-dahan besar dan menyelinap di rimbun dedaunan.

Flamboyan tua menjadi saksi bisu semua yang terjadi di dalam kelas. Pada suatu hari nanti dia akan kehilangan pecinta beratnya. Karena harus beristirahat untuk masa pensiunnya.

Kamis, 18 Oktober 2012

Saya Meniru Siapakah?

Saya menulis status di facebook dengan kalimat yang meluncur begitu saja. Belum satu menit ada yang bertanya ucapan saya meniru siapa? Saya kesal. Meniru siapa? Meniru siapa?

Saya tidak tahu jawabannya karena saya tidak tahu siapa yang punya kesamaan dengan ucapan saya. Tadi pagi, saya mendengar suara burung tekukur di kejauhan. Suara itu dulu sering saya dengar di desa kelahiran ayah saat saya masih kanak-kanak. Ketika itu musim kering, tanah merekah dan rumpun bambu kecoklatan. Ada pilu dalam suara perkutut di sana kala itu.

Lalu saya menulis "Perasaan tidak punya batas untuk melintasi bukit kecintaan, menuruni jurang kebencian serta melewati lembah kerinduan"


Jadi saya tidak tahu saya meniru siapa.



Rumpun Bambu di Desa Asal Ayah

Rabu, 17 Oktober 2012

Harapan Saya

Azan subuh sudah terdengar, selesai sahur anak sulung saya berangkat lagi ke jakarta. Sebentar rasanya bertemu. Hanya semalam.Itu pun karena mencuri waktu dari perjalanan dinas ke Kupang. Saya terbangun saat dia memeluki saya dari belakang serta mengelus dan menciumi punggung saya.

Kini dia sudah pergi untuk penerbangan jam 06.30 nanti. Beginilah, sunyi merambati saya lagi. Semalam saya juga harus menyerah kepada anak kedua karena ia sudah mengambil keputusan untuk Makasar dengan alasan Indonesia adalah tempat di mana pun dia berada, untuk sekurangnya setahun kedepan.

Pada akhirnya saya menyerah untuk pilihan anak-anak. Saya hanya berdoa agar Tuhan senantiasa menjaga mereka dari segala kesulitan.

Jam 04.30 si bungsu datang. Pekerjaannya luar biasa. Sebagai pegawai Pusat Data Bank yang dipekerjakan di Bali menyita sebagian besar waktunya.
Mudah-mudahan ia tetap sehat dan tidak segera kembali ke kantor pusat.
Itulah harapan saya saat ini.


Selasa, 16 Oktober 2012

Hari ini Murid Saya Nurut

Gerimis pagi membuat saya ingin waktu tidak cepat bergulir. Masih ingin menarik selimut dan terlena kembali dalam nyenyak tidur yang semalam terlambat.
Saya masih mengingatnya. Saya belum lulus uji untuk mengabaikan dan melupakan.

Namun saya bisa menikmati segala yang ada dalam hidup ini dengan sepenuhnya. Rasa manis akan menjadi begitu nikmat setelah kita mencicipi rasa pahit. Dan itu akan terus berulang dalam kehidupan.

Seperti biasa ketika mengajar, semangat menyala, dan sungguh menggairahkan, tak ada insiden di kelas. Saya yakin hari ini saya memberi dan mereka menerima dengan sepenuh hati. Seperti sebuah kerjasama yang menguntungkan, hilang kejenuhan saya dan mendapatkan hiburan hingga dua jam terasa cepat berlalu.

Cuaca hari ini masih terasa sangat terik dan udara gerah.

Minggu, 14 Oktober 2012

Apakah Malam ini akan Turun Hujan?

Udara terasa panas.Kami menghabiskan senja menyusuri desa demi desa untuk membuang kebosanan di dalam rumah. Tak terasa sudah terlampau jauh sehingga saya memutuskan sekalian berkunjung ke rumah adik.
Obrolan panjang lebar selepas makan malam membuat malam berjalan tanpa terasa.
Di rumah saya lihat lagi obrolan di yahoo. Saya mendapat satu permintaan pertemanan. Saya tahu, calon teman itu adalah salah satu dari mereka yang sudah berdebat dengan saya. Perdebatan sengit saya melawan lima orang.Dan yang keenam ini tidak terlalu ekstrim. Dialah yang barusan meng-add saya sebagai teman.
dua hari perdebatan berlangsung. Puas rasanya menghadapi arogansi sekelompok orang dengan jurus jitu yang tidak menohok pendapat mereka melainkan dengan pengetahuan.
Pada akhirnya tidak seorangpun yang semula menyebut saya kafir tidak bisa mengata-ngatai saya lagi kecuali bertanya-tanya saya muslim apa jika tidak mempunyai identitas golongan? Islam dengan 5 rukun Islam dan 6 rukun iman adalah identitas saya yang universal. Dan saya hanya mengakui Islam yang Rohmatan Lilalamin. Saya cinta damai.
Itu yang saya katakan.

Perdebatan ini dimulai dari kebencian saya jika ada muslim yang suka menggunakan kata-kata kafir, laknat, dajjal dsb. kepada orang lain hanya karena berbeda mazhab dan agama. Lalu menyebut nama Tuhan dengan berteriak seperti mau perang. Sebenarnya saya hanya ingin mengatakan bahwa sikap yang seakan-akan kita yang paling benar lalu mencaci-maki, mencela dan mengkafirkan orang itu tidak mencerminkan Islam yang benar.Sebaliknya mencederai Islam.



Auu panasnya udara malam ini, beberapa menit lalu tedengar suara rintik hujan namun sudah pergi lagi. Apakah malam ini akan turun hujan.
Kalau boleh saya meminta turunlah hujan yang deras. Saya akan menguji diri apakah saya masih bisa bersedih mendengar suara hujan.

Sabtu, 13 Oktober 2012

Bunga Setengah Hati

Bunga ini dibuat dengan setengah hati. Dari inspirasi setengah hati. Karena hati yang tak bisa menjaga rasa sehingga kehilangan setengahnya. Tetapi saya sudah katakan saya akan menggenapkan kembali rasa yang hilang itu.






Dan bunga ini akar mekar semuanya pada waktunya.
Terima kasih Tuhan.

Tiga Hari tanpa Caecillia Hassan

Tiga hari kami tidak chatting karena kawan ini sedang cuti tahunan dan hanya ngobrol di facebook saja. Rencananya Senin depan ia berangkat untuk travelling ke Lagos. Ada rasa sepi juga tidak ngobrol, walaupun obrolan kami selama ini hanya berkisar pada keadaan sehari-hari tentang kesehatan, pekerjaan, cuaca, masakan dsb.

Obrolan facebook tidak senyaman obrolan di Yahoo. 20 hari ke depan. Gadis itu tak akan bercerita tentang keluarganya. Tiga ibu, sebelas saudara tinggal dalam satu rumah. Pekerjaan ayah petani. Pantaslah jika Caecillia hanya satu tahun sekali  pulang kampung yaitu pada hari natal. Walaupun hanya perlu empat jam dengan bus menuju kampungnya.

Terkadang ada rasa iba, bahwa hanya dia seorang yang bersekolah sampai Perguruan Tinggi. Sedang saudara-saudaranya perempuan yang sudah menikah ikut suaminya. Yang lain membantu ayahnya di sawah.
walau begitu semangatnya tinggi. Ia masih akan melanjutkan cita-citanya melanjukan kuliah lima tahun lagi setelah mengumpulkan uang. Waktu saya tanyakan kapan ia menikah, ia bilang menunggu lulus kuliah. Great!

Saya jadi ingat anak perempuan saya. Begitu besar semangat saya menyekolahkan dia sampai S2 ternyata belum tamat Sarjana ia menikah tanpa bisa saya larang. Akhirnya saya mengalah dan terus menyertainya sampai lulus walau terlambat tiga tahun. Masih ingat saya saat mengejar-ngejarnya sampai ke Sumatera rumah mertuanya, mengambilnya dan menjebloskannya lagi ke kampus. sementara bayi dan suaminya saya suruh tinggal bersama neneknya. Ternyata baru satu bulan suaminya menyusul. Berikutnya anaknya menyusul. Habis sudah. Waktunya hanya untuk mengurus keluarga. Pulang lagi ke Sumatera, Saya susul lagi dengan bujukan walau saya begitu kecewa waktu itu. Tetapi sudahlah, akhirnya ia lulus juga dan bisa bekerja.


Jumat, 12 Oktober 2012

Mengurus Murid Kenapa Menjadi Berat begini.

Dulu saya selalu bertanya-tanya mengapa banyak kawan yang bermasalah dengan muridnya? Ternyata memang benar, menghadapi murid sekarang ini berarti berhadapan dengan masalah. Masalahnya selalu sama dan itu-itu saja. Kelihatannya sederhana, melihat-lihat hp saja. Tetapi ini membuat kesal. Pasalnya aturan sudah jelas, dilarang mengaktifkan hp saat belajar.

Selalu saja ingin marah di depan kelas jika sudah terjadi hal seperti ini. Dan ini lama-lama terasa mengganggu perasaan juga. Terkadang juga terpikir untuk apa saya memberatkan diri untuk melayani mereka dengan sebaik-baiknya, sedang banyak dari mereka yang tidak menurut.
Berapa kali sudah tak terhitung kalinya saya mengeluarkan mereka, merampas hp, memarahi mereka. Namun...

Yah dalam seminggu mengajar sekarang, sama kesalnya dengan kekesalan selama mengajar satu tahun beberapa tahun lalu.
Ini bisa saja menjadi gejala bahwa guru juga akan banyak yang terkena serangan jantung kali.
Ah gak mau.  

Kamis, 11 Oktober 2012

Menghadiri Perkawinan Kawan di Karangasem

Jam sepuluh pagi kami bersiap berangkat dengan bus Pariwisata. Saya duduk di depan agar bisa mengambil gambar. Sayang tidak ada yang istimewa untuk difoto.
Perjalanan ini menyenangkan, kami melupakan sejenak semua beban dengan bercanda dan bernyanyi-nyanyi mengikuti musik yang diputar oleh awak bus.
Ada Bapak Kepala Sekolah dan wakil juga tetapi suasana sudah larut sedemikian rupa sehingga kami melupakan itu. Seru, tidak kalah dari murid saat pergi bersama, walau semua penumpang bus ini hanya guru.



Melewati Kabupaten Klungkung



Serunya lagi mencari alamat. Ternyata jalan menuju alamat tidak cukup untuk bus besar. Terpaksa kami berjalan kaki. Agar jarak tempuh tidak terlalu jauh, kami menerobos jalan setapak melintasi lembah dan menyisir tebing hutan bambu. Sungguh mengasyikkan dan bakalan menjadi cerita nanti.


Villa di Puncak Bukit Jambul Karangasem


Mendekati Desa Menanga Karangasem



Jam lima sore kami sampai di Tabanan, dan di meja kami, tugas untuk murid sudah dikerjakan. Wah jadinya harus koreksi ekstra. Tetapi ini lebih menyenangkan daripada mereka yang tidak ikut.

Setengah Hati

Dari setengah hati saya akan menjadikannya sepenuh hati. Kabar malam itu cukup menyenangkan  walaupun kabar itu hanya setengah hati. Mengubah sesuatu yang kurang menjadi cukup tidak terlalu sulit bagi saya.

Pagi, Rabu saya tidak mengajar. Jadi saya bisa berekspresi sesuai dengan rasa saya.
Walau hanya setengah hati....
Pekerjaan saya terasa begitu mudah dan cepat. Seperti keinginan yang datang mengalir dan sampai ke tujuan tanpa kesulitan. Saya patut mensyukuri itu seberapapun nikmat saya dapatkan.
Saya ingin hari berjalan lamban agar semakin banyak yang bisa saya kerjakan. Namun, waktu selalu bisa mengalahkan kita. Ada yang tidak selesai, dan saya juga yakin semua pekerjaan kita tak akan pernah selesai sampai kapan pun.

Dari setengah hati saya mengerti bahwa ada kesia-siaan yang kita ciptakan. Tetapi  kesia-siaan itu masih memberi manfaat daripada tidak ada apapun yang kita buat.
Dan biarlah kesia-siaan ini menjadi khazanah yang memperkaya hati kita.


Pelabuhan Ikan Muncar

Minggu, 07 Oktober 2012

Hanya Bayangan

Saya merenung ketika pagi tiba, seperti saya mau membangunkan matahari tetapi hanya seperti. Saya tahu kabut sudah mendahului  memberinya ruang dan waktu untuk bersinar.

Saya memandang langit-langit. sekilas saya melihat cahayanya namun ternyata itu hanya bayangan yang sedang mengembara di atas imajinasi saya saja.
Yang tertinggal hanyalah suara angin  musim kemarau yang  melintasi pepohonan dan tiang-tiang di atap-atap rumah. Kemana dia pergi tak ada seorangpun tahu. Dari mana dia datang kita juga tidak tahu. Yang kita tahu dia akan datang dan pergi selamanya.
Hmmmmm
Hanya angin yang tak bisa bersinergi dengan manusia.
Tetapi tanpa angin penyair akan kehilangan kekuatannya.



Danau Bratan Bedugul 2012

Kamis, 04 Oktober 2012

Segenggam Racun, Kenapa Dipertahankan?

Saya begitu terkesan membaca kalimat-kalimat ini.                                                                                         
Mengapa kamu mempertahankan racun dalam genggaman? Apakah ia terlalu bernilai bagimu? Ataukah kamu yang membiarkan dirimu tidak berharga ?

Kalimat di atas seperti sebuah peringatan, bahwa manusia memang seringkali kehilangan akal sehat.  Orang sehat tentu akan memilih gula karena ia tahu gula itu manis tanpa perlu dicicipi. Sedangkan orang sakit akan memilih racun ketika ia meyakini bahwa racun itu akan menyembuhkan  sakitnya.

Kalau dipikir-pikir kalimat di atas memang benar,  ada saatnya kita harus menyadari kesalahan kita. Membiarkan diri terbelenggu oleh satu hal yang hanya kita yakini saja. Padahal sebenarnya hal itu tidak ada.





Senin, 01 Oktober 2012

Senandung Rindu


Itu hanya judul lagu juga, lagu lama ciptaan A.Riyanto. Hmm kerinduan memang puitis untuk diungkapkan setiap saat dari masa ke masa.
Kerinduan memang bisa datang tanpa sebab dan menghampiri siapa saja dan kepada siapa saja.

Tetapi tidak semua kerinduan harus berakhir dengan pertemuan. Ada kerinduan yang tidak akan berakhir selamanya, yaitu kerinduan terhadap kenangan. Karena kenangan tinggallah kenangan. Absurd.
Walaupun sebenarnya semua yang terjadi dalam kehidupan ini akan menjadi kenangan.

Ketika kita menjadi manusia sempurna, akal kita, tidak ada salahnya kita merindukan kenangan itu sebagai manifestasi empati manusia terhadap kodratnya. Sebaliknya ada benarnya juga kita mengubur kenangan untuk memberi kemerdekaan kepada jiwa yang terbelenggu.

Kerinduan yang sejati adalah kerinduan yang bisa menyembuhkan lukanya sendiri




Following the River of Death Downstream

Saya suka dengan lirik lagu itu. Suka saja walau tidak sepenuhnya bisa memahami maksud penulisnya. Hanya suka membayangkan sesuatu yang terus bergulir mengikuti waktu.


Saya seringkali berkata pada suami bahwa saya ingin meninggal semasa saya masih kuat. Dan dia juga selalu mengatakan bahwa umur tidak bisa ditolak ataupun diminta. Lalu saya menjawab, saya tidak memaksa karena takdir tidak bisa dipaksa, sebaliknya takdir yang memaksa kita.Begitulah.
Jadi memang lebih baik kita menyerah.

Bright eyes burning like fire.
Begitukah?
Namun semangat tidak selalu mencerminkan harapan. Sebab semangat seringkali kalah cepat dari perubahan yang terjadi.








Jumat, 28 September 2012

Hujan Turun di Bangli

Ketika hujan turun di Bangli sore tadi, dengan cepatnya segala kegembiraan berubah menjadi sepi. Sepi yang menikam. 
Hujan turun di bangli, membasahi jalananan saat rombongan kami kembali dari perjalanan wisata untuk mengisi kegiatan tengah semester.
Sejak berangkat tak henti-hentinya kami bersenda gurau di dalam bus. Lucu-lucu murid saling mencari perhatian dengan percakapan konyol-konyolan. Sampai-sampai perut kami terasa kaku dan mengempis karena tertawa. Ada saja. Mulai cowok yang menggoda teman cewek, menggoda guru, saling mengolok sampai koor mengikuti lagu-lagu dan berebut pesan lagu kepada awak bus.



Penjelasan Pengelola Museum Purbakala Gianyar



Hampir sehari kami mengunjungi objek wisata di kabupaten Gianyar dan Bangli.Kunjungan pertama adalah Museum Purbakala Gianyar
Museum ini menyimpan benda purbakala zaman Paleotikum dan Megalitikum.Berupa benda-benda kecil dari perunggu, batu dan gerabah. Ada juga keramik dinasti Sung berupa piring dan tempat bedak. Juga benda-benda ekskavasi situs Gilimanuk berupa guci tanah liat.Sayang benda-benda ini tersimpan di almari kaca dalam ruang sempit kurang cahaya.

Berikutnya adalah peninggalan purbakala berupa penyimpan abu jenazah yang terbuat dari batu padas.

Sarkopagus dari Jembrana dan Gianyar



 Sarkopag dari Celuk Gianyar


Sarkopag dari desa Celuk Gianyar



Dari desa Beng Gianyar


Dari Tampaksiring dan Bangli



Tampaksiring


Gianyar


Gianyar, Bitra, Tegallalang



Dari Desa Keramas Gianyar



Blah Batuh Gianyar



Bagi-bagi Uang Transport, Maaf Kawan Mempermalukan Anda



Kunjungan Kedua, Pura Kebo Edan
Pura ini juga menjadi wisata purbakala. Berjarak sekitar seratus meter dari museum.
Di dalamnya terdapat beberapa arca purbakala. Yang paling besar bernama arca Kebo Edan.





Kepingan Arca di Pura Kebo Edan






Arca Kebo Edan



Arca Ganesha



Berteduh Sebentar



Kunjungan Ketiga, Pura Pusering Jagat
Lokasi pura ini juga berdekatan dengan kedua tempat sebelumnya. Pura ini juga menjadi cagar budaya, di dalamnya terdapat batu Pejeng. Juga dilengkapi arena sabung ayam. Berupa arena dikelilingi tribun penonton. Di sudut kanan depan ada tempat wasit yang berupa ujung tangga selebar kira-kira 1,5 m2






Arena Sabung Ayam






Gerbang  Pura



Arena Tanpa Laga


Kunjungan Keempat, Candi dan Pura Gunung Kawi
Objek wisata yang sangat menarik untuk dikunjungi. Jika Anda ke Bali saya menyarankan kunjungan ke tempat ini. Selain pemandangan lembahnya yang mempesona, Warisan budaya yang berupa pahatan-pahatan pada dinding tebing batu padas berbentuk candi Hindu cukup menarik. Pahatan itu berada di dua sisi tebing yang mengapit sebuah sungai.



Bergaya



Pemandangan Gunung Kawi


Pahatan di Tebing  sebelah kiri  Sungai


Sungai Membelah Dua Sisi Tebing


Dari Seberang Sungai


Pahatan di Tebing Kiri Sungai


Kerajianan Tempurung Kelapa


Tebing dari sisi Kanan Sungai


Sembahyang di Pura Gunung Kawi


Pahatan Candi di Tebing Kanan Sungai
Pemandangan Gunung Kawi



Pemandangan di Gunung Kawi


Kunjungan Keempat, Desa Baliaga Penglipuran
Desa adat bernama desa Penglipuran berada di kabupaten Bangli. Desa adat ini merupakan desa kecil yang terdiri dari beberapa rumah tradisional yang berderet rapi dan kembar susunan bangunan dan bentuknya. Aslinya bahan bangunan rumah di desa ini adalah batu padas dan tanah liat untuk dinding dan pagar. Serta beberapa bagiannya beratap sirap bambu. Tetapi sekarang tinggal beberapa rumah saja yang masih asli.



Bergaya di Desa Penglipuran



Bogenfil  sedang Berbunga


Bangunan Asli



Hasil   Modifikasi



Terong Imajinatif



Bersiap Pulang



Desa Adat Penglipuran
Selamat Tinggal


Hujan rintik meninggalkan Penglipuran dan mulai membasah di Bangli kota. Murid-murid bercanda lagi tetapi ada rasa sepi di hati.