Rabu, 31 Desember 2014

2015

Bismillah, di akhir waktu saya, yang saya inginkan adalah keberanian. Di depan telah menghadang tantangan yang menakutkan, yaitu masa tua.
saya harus bisa memasuki masa yang menjadi titik kelemahan jiwa manusia setelah bayi. Begitu banyak orang tua yang tersia-sial karena ketuaannya. Ketuaan itu identik dengan kemiskinan dalam segalanya.

Saya menjadi takut karena saya melihat  seorang perempuan tua yang diperlakukan tanpa perasaan oleh anaknya. Menyedihkan, saya takut, saya juga akan menjadi orang merepotkan seperti perempuan tua itu. Jangan, jangan biarkan ini terjadi Tuhan. Jagalah saya sampai hari kematian saya dari penderitaan dan kesedihan karenanya.

Tahun 2015 menjadi catatan penting untuk membuat perhitungan baik-buruk dengan lebih baik agar bisa menghilangkan ketakutan itu. Sungguh saya memohon lindungi orang tua saya dan semua orang tua dari penderitaan di akhir hidupnya wahai Tuhan.


2014





Dengan rasa syukur saya menikmati detik-detik terakhir pergantian tahun 2014 ke 2015. Saya tidak bisa mengabaikan tahun yang baru saja berlalu, karena di penghujung tahun itu saya mendapatkan suatu pengalaman batin yang sangat istimewa. Nilai pengalaman itu sangat sulit diukur dengan neraca apapun. Pengaruhnya mengkristal pada emosi dan  menjadi sumber kekuatan baru dalam menatap hari-hari di depan.


Saya merasa menjadi orang yang sangat beruntung dan berbahagia. Saya berusaha mrngambil hal yang berguna dan mengabaikan segala yang bisa melemahkan jiwa saya. Karena saya menyadari saya membutuhkan semangat pada saat saya kehabisan semangat. Saya membutuhkan kekuatan saat saya lemah.

Namun,  waktu telah membawa perubahan. Angin selalu berubah haluan, dan itu menjadi kemutlakan.
Karena itu kita hanya bisa mengikuti kemana angin berhembus dan bertahan demi satu tujuan, sedangkan menentang hanya mempercepat kekalahan.

Selamat tinggal 2014, terima kasih telah memberi saya cinta. Saya akan membawanya sampai nanti. Sampai saya mati.



Kamis, 18 Desember 2014

Belajar Memahami Cinta Sejati

Tidak boleh ada rasa letih, kesal dan sakit untuk segala hal yang terjadi dalam perjalanan hidup ini. Seberapa penting kah cerita ini dibandingkan banyaknya cerita yang dialami orang lain, yang kurang lebihnya sama. Ada saat menyenangkan ada saat menyedihkan. Naik turunnya tingkat emosi adalah hal biasa karena sesungguhnya hidup manusia merupakan kombinasi bagian-bagian kecil dari emosi yang selalu berulang. Tak akan ada emosi yang abadi.


Hanya cinta yang sejati yang abadi. Namun seperti apa cinta sejati. Selama ini cinta sejati hanya dikenal dalam bahasa. Suatu saat orang menyangka bahwa ia sedang merasakan hal itu tetapi sesaat kemudian semuanya berubah.
Posesifme menjadi satu penyebab melemahnya kekuatan cinta. Sebaliknya menyintai tidak harus menghilangkan adanya pertimbangan.
Cinta memang transaksi tetapi hanya cinta palsu yang menjadikan transaksi sebagai satu-satunya keputusan.



Kita perlu belajar memahami cinta, belajar mengerti apa cinta sejati, belajar menerima setelah memberi, tidak meminta setelah memberi.  Mungkin begitulah antara lainnya.
Cinta memang pengurbanan.


Rabu, 17 Desember 2014

Pertengahan Desember

Tak terasa  Desember sudah melewati pertengahannya ketika saya berada di sini, di Surabaya, untuk urusan keluarga. Perjalanan panjang selama satu minggu mendampingi karya wisata murid kelas XII mempengaruhi pikiran saya dalam bentuk ilusi-ilusi aneh saat tertidur dan terkadang membingungkan saya berada di mana.

Banyaknya agenda saya untuk urusan keluarga masih tertahan di sini demi   alasan kemanusiaan. Sebaik-baik manusia adalah yang berguna bagi orang lain.Begitu kan salah satu ajaran kita. Mudah-mudahan hal itu juga yang menjadi alasan mengapa saya betada di sini.

Beberapa hari lagi baru lah perjalanan akan berlanjut ke kota kelahiran menemui ibu. Menghabiskan waktu bersama sampai menjelang tahun baru.

Menengok kembali perjalanan terakhir dengan anak kelas XII mencatat beberapa hal tentang mereka, dari peristiwa-peristiwa lucu dan sederhana di dalam perjalanan sampai padapada masalah penting dan serius di forum.
Beberapa gambar berikut menjadi laporan hasil perjalanan tsb.


Makan Siang di Rumah Makan Watu Dodol Banyuwangi



Makan Malam di Jawa Tengah Hari Kedua
Objek 1, Pura Gunung Salak Bogor
Checkin Sanno Hotel Jakut
Bergembira Sebelum Sarapan
Siap Jalan

Senin, 01 Desember 2014

Hanya untuk Rasa Kurang Percaya

 1 Desember 2004, Seandainya Desember ini kelabu, itu terjadi karena kesalahan saya. Saya telah melakukan kesalahan besar sehingga akibatnya saya seperti menghukum diri sendiri. Kenapa saya begitu dungu, tak berperasaan membantai kebaikan dan ketulusan orang lain hanya karena rasa rendah diri saja. Saya memang tidak pernah menang melawan rasa rendah diri, sehingga saya sering kehilangan sesuatu yang sebenarnya sangat saya harapkan. Saya kehilangan hanya untuk rasa kurang percaya diri.

Sekarang apa yang harus saya lakukan, kemana saya harus mencari mutiara yang hilang itu. Harusnya saya bisa menyuarakan perasaan yang sebenarnya, harusnya tidak menyerah pada rasa rendah diri dan tidak mengorbankan rasa yang sesungguhnya.
Baru saya sadari kini saya sangat terpukul oleh keputusan itu, Keputusan dari satu keputusan semu saya yang menyakitkan. Itu pasti.

Apakah penyesalan saya ini berguna, apa gunanya? Setiap saat menangis pun tak akan bisa mengurangi rasa sesal itu. Tetapi sudahlah, bukankah saya pernah berkata bahwa menyintai sesuatu itu tanpa syarat. Apapun yang terjadi tak harus menghapuskan rasa itu. Suspensi sebuah cerita tidak harus terjadi selamanya, pada saatnya segalanya akan berubah, baik atau tidak baik adalah konsekuensi dari tindakan yang telah saya lakukan. Saya akan menerima tanpa merubah apapun dari perasaan yang ada.

Saya berharap kalimat-kalimat yang patut digarisbawahi tidak akan terhapus selamanya.




Sabtu, 29 November 2014

Sukses Untuk Civen

Senja berubah abu-abu karena mendung yang menutup angkasa semakin merata. Sejak senja ini kesunyian akan terus mengisi perasaan saya karena Civen telah pergi. Perginya terlalu tergesa-gesa tanpa menunggu saya bertanya mengapa semudah itu keputusannya. Beberapa jam setelah keputusan itu saya baca saya tidak bisa menguasai diri, saya merasa tidak sehat dan merenung, siapa sebenarnya dia yang begitu berpengaruh dalam perasaan saya. Berkebangsaan Inggris asal Manchester dan identitas lainnya tidak meyakinkan saya bahwa saya berhadapan dengan orang yang sesungguhnya. Lalu bagaimana saya bisa mempercayai untuk berinvestasi sedang saya tidak tahu itu investasi apa.

Saya telah kehilangan komunikasi karena ketidaksepahaman pendapat saja. Walau begitu saya masih meyakini pertalian sahabat kami tidak akan secepat ini berakhir. Membina pertemanan yang cukup lama dengan saling memahami kelebihan dan kekurangan masing-masing tak akan mudah terhapus hanya karena tidak sependapat dalam satu hal.

Perbedaan pengalaman menjadi alasan mengapa selisih pendapat ini terjadi. Karena itu saya bisa mengerti dan memahami kekecewaannya. Saya berpikir saya tidak bisa membuatnya kecewa di kemudian hari. Saya pasti akan menjadi egois jika memaksanya memasuki pengalaman saya yang tidak seperti yang diharapkan.
Dia futuristik sedang saya klasik. Betapa terseoknya saya dibelakang langkahnya yang cepat.
Semoga Civen berhasil mendapatkan mimpinya. Saya akan melihatnya sukses dan bahagia dengan patnernya nanti. Sukses untuk Anda teman. Seperti yang Anda katakan saya juga akan bersama Anda selamanya.






Jumat, 28 November 2014

Memberi dan Menerima

Sangat sulit saya utarakan di sini bagaimana gelapnya ruang dimana hati saya berada. Sesuatu telah membuat saya bingung, risau dan sedih bercampur menjadi satu. Beginikah beratnya menahan emosi yang bergejolak sehingga melumpuhkan sendi dan tulang.

Sekarang yang tersisa adalah kesedihan, tetapi saya harus menerima. Berharap semua akan baik-baik saja. Kalau dipikir-pikir mengapa saya tidak pernah bisa melawan hal yang tidak sesuai dengan kata hati saya.  Sementara  saya musti menerima dan mrenuruti apa yang tidak saya pahami.

Semoga hal ini segera berlalu dan mengembalikan lagi gairah dan semangat pikiran untuk menerima dan memberi secara adil dan jujur.

Minggu, 23 November 2014

Seperti Bulan dan Matahari

Hujan mengguyur malam, ini menyenangkan, tetapi hanya sesaat saja saya bisa merasakan kesegarannya dari jendela karena beberapa  pekerjaan harus segera saya selesaikan.  Alhamdulillah koreksi ulangan umum sudah selesai tinggal menunggu hasil akhir.  Sedang gambar untuk ilustrasi buku cerita untuk TK Cendekia Harapan ( Children House) baru tiga yang selesai, masih tiga lagi.

Harusnya saya sudah bisa meminggirkan perasaan yang mengayun kesana-kemari dengan kesibukan yang terus ada. Tetapi kenyataannya saya tidak bisa lepas dari bayang-bayang itu. Tidak ada waktu yang terlewati tanpa mengingatnya. Berapa tahun lagi saya bisa menghapusnya saya tidak tahu. Saat ini saya hanya bisa merasakan bahwa saya masih sanggup bertahan untuk satu hal tanpa mempedulikan tuju.
Seperti bulan dan matahari yang selalu bertemu dan berpisah mengikuti jalan masing-masing.

Nirwana Resort



Sabtu, 15 November 2014

Kemenangan dan Kekalahan

Secangkir kopi telah habis di teras tadi pagi, ketika awan mendung masih menutupi langit dan burung-burung tak memperdengarkan suaranya. Si kecil Bintang baru saja mengucapkan "bye" dan sepi kembali menyelinap diam-diam.

Sejak semula saya sudah menduga bahwa pertalian ini rapuh, pertalian ini penuh sambungan. Satu dengan yang lain terikat oleh kepentingan yang sama, saling membangun eksistensi.
Di satu sisi pertalian itu menghasilkan kekuatan tetapi di sisi lain sambungan itu menyakitkan ketika gaya tarik dua ujungnya tak seimbang.

Pembaca, semua orang tentu sepakat bahwa hidup adalah dinamika. Ada pergerakan yang terjadi sepanjang waktu yang terkadang tidak mudah dan berat untuk dilanjutkan. Tetapi menyerah bukanlah pilihan karena sekali kita menyerah akan ada penyerahan-penyerahan yang lain.
Begitu juga, hidup adalah permainan sejumlah perasaan yang hanya bisa dibaca oleh mata dan bibir. Keduanya tidak bisa berbohong. Senyum dan tangis adalah refleksi  kebahagiaan dan kesedihan dalam hidup. Permainan terjadi oleh adanya timbal balik dan saling-silang antara beberapa unsur yang tidak selamanya dalam kombinasi yang sama. Kita hanya akan bisa bertahan di dalamnya apabila kita berpengalaman dalam memainkannya.

Kemenangan dan kekalahan tidak lebih baik daripada ketahanan. Karena keduanya adalah hasil sesaat yang sering tidak relevan dengan hidup ke depan. Sedangkan ketahanan bisa menjadi kekuatan untuk pertarungan selanjutnya. Okay!


Sabtu, 08 November 2014

Dualisme

Ada dualisme dalam pikiran saya dalam memahami hal yang sedang terjadi saat ini. Dualisme yang bertentangan faham antara ya dan tidak. Terkadang pilihan ya ketika timbul pikiran bahwa satu hal penting yang pernah menjadi mimpi selama hidup saya kini telah datang. Namun karena saya merasa bahwa saya sudah terlambat untuk menyambut mimpi itu,saya harus mundur.
Kemunduran ini saya harapkan memberi ruang baru untuk sesuatu yang berhak mengisinya. Tak lama lagi saya tak berarti apa-apa berada di ruang itu.




Pembaca, malam baru saja berganti dinihari. Tidak terasa satu pekan sudah berakhir untuk kemudian datang lagi pekan yang baru, begitu seterusnya sampai tak terasa kalau kita sudah melewati waktu yang panjang. Begitu samarnya perubahan yang terjadi selama itu dan tiba-tiba kita sudah berada di ujung waktu.




Berbahagialah Anda yang bisa mengikuti perubahan waktu dengan sadar, mengisinya dengan segala yang membuat hidup Anda berarti, apalagi bisa melakukannya tepat waktu.








Jumat, 07 November 2014

Menyintai dan Dicintai

Apalagi yang akan saya tulis untuk mengisi catatan ini, segala yang terjadi selalu silih berganti seperti awan di langit, berubah lamban tetapi pasti dan secepat buih di pasir, begitu terjadi begitu menguap.

Kawan, sebenarnya inti persoalan manusia dalam hidupnya adalah cinta. Cinta adalah awan, langit, dan buih..
Perlu waktu yang panjang  menuju cinta sejati. Cinta sejati hanya terlihat ketika kesedihan terjadi
setelah perpisahan. Cinta sejati tidak akan membiarkan adanya penderitaan dan keputusasaan, melainkan menjadikannya keikhlasan.

Perpisahan ibu dan anak adalah kesedihan,tetapi keikhlasan telah mengubahnya menjadi kebahagiaan.
Menyintai itu seperti orang memikul beban yang sangat berat tetapi tidak mau meletakkannya. Sedangkan dicintai itu seperti terbebas dari beban namun tidak bisa berjalan cepat.


Vegetasi di Kaki Semeru 2014


Senin, 03 November 2014

Layang-layang dan Cakrawala

Hanya bisa memandangi gemerlapnya bintang untuk  mengatakan  kegelisahan ini. Pesan itu terus mengganggu pikiran seperti layang-layang yang terbang tinggi namun kemudian perlahan talinya mengendur dan oleng karena angin tidak lagi memberinya tenaga.
Tetapi sudahlah, sesaat cakrawala sudah memberinya ruang untuk menikmati ketinggiannya dan hembusan angin sudah memberikan kebebasan.
Jika layang-layang itu kembali ke bawah ia bukan lagi layang-layang biasa. Ia sudah mendapatkan pengalaman luar biasa dalam hidupnya. Seandainya ia bersedih, kesedihannya adalah kesedihan yang manis. Karena kesedihan itu lahir dari cinta dan kerinduannya akan cakrawala.




Jumat, 31 Oktober 2014

Kecurigaan

Senja hampir tenggelam dan sisa-sisa sinar matahari di bingkai jendela memanggil saya untuk menuliskan satu hal yang baru saja saya sadari. Mungkinkah saya sudah terpedaya oleh satu tipuan. Seandainya benar,Saya saya tidak ingin tipuan itu akan berlanjut dan menghancurkan saya secara perlahan.

Kelud 2012


Memang sudah bukan saatnya lagi saya berpikir tentang tipuan atau bukan, saya terlalu renta untuk memikirkan sesuatu yang tak mungkin. Tetapi tidak bisa terpungkiri bahwa di sebelah pikiran ada perasaan dan rasa itu tidak mengenal batas apapun.

Dalam sejarah banyak hal unik yang bisa terjadi, seperti ketika Kahlil Gibran mencintai seorang gadis yang tidak pernah  dikenalnya sampai akhir hidupnya. Dan perasaan cinta itulah yang menghidupkan banyak puisinya. 




Rabu, 29 Oktober 2014

Harapan dalam Perubahan

Redup di luar karena matahari malas beranjak dari balik awan, angin juga lamban bergerak membuat pagi ini tak terburu-buru berjalan.
Kegelisahan semalam sudah berkurang, rasa sesak di dada yang mengganggu itu tidak terasa lagi. Bersyukurlah Tuhan selalu cepat mengobati segala rasa sakit pada diri saya.

Memahami setiap perubahan yang terjadi dalam setiap pengalaman itu sangat sulit. Karena perubahan itu berarti memindahkan perasaan dari satu situasi ke situasi lain yang masih menjadi kemungkinan. Dan kemungkinan itu bisa jadi akan tidak lebih baik dari situasi ketika kita berada dalam kepastian.

Harapan memang selalu ada untuk perubahan, menyambut harapan adalah semangat perubahan itu. Namun mungkinkah segalanya akan terjadi sesuai harapan jika pelaku harapan seperti saya ini sudah tidak berotot untuk bisa mencapai puncak harapan itu. 

Senin, 27 Oktober 2014

Bahagia

Selamat pagi cinta,
Selamat mengawali hari ini dengan gelimang cinta dan keindahan seperti Anda menghargai udara yang berhembus setiap hari, seperti Anda memaknai cahaya matahari saat bangun pagi memaknai setiap hembusan nafas sebagai rakhmat dan kasih.

Kawan, merenungi sebuah pesan panjang seorang teman, air mata saya terus menitik. Pesan itu terlalu indah untuk didengarkan orang seperti saya. Lalu  tergambar sebuah kekecewaan yang besar jika terjadi di alam nyata oleh ketidak seimbangan itu.

Seperti tumpahan rasa saya, segalanya.
Tetapi saya akan melakukan kesalahan jika mengucapkan hal itu, dan saya merasa sudah terlalu menyesak di dalam dada kata-kata itu. Kini semuanya tertuang lepas merdeka setelah membaca pesan yang baru saya terima beberapa jam lalu.
Saya memerlukan cukup waktu untuk merenungi semuanya, saya kehilangan kata-kata untuk membalasnya.
Bahagia. 

Jumat, 24 Oktober 2014

Kesuksesan itu Relatif

Malam sudah terlewati seperti malam-malam biasanya, dengan penuh rasa syukur dan berusaha melupakan semua kegelisahan.
Saya merenungi perbincangan dengan dua kawan di meja bundar kemarin, ketika kami di acara sebuah pesta. Kami menikmati kopi panas sambil ngobrol dalam obrolan itu salah seorang teman mengatakan bahwa saya ini orang tua yang benar-benar sukses. Spontan saya berpikir, apa beda saya dengan mereka. Dua kawan ini juga sudah mencetak  keberhasilan sebagai orang tua bagi anak-anaknya .

Terbesit dalam pikiran, sepertinya ada sesuatu yang kurang bagi kawan ini, mungkin mereka melihat saya tidak bermasalah dalam mengentaskan anak-anak, sedang banyak kawan harus membayar dengan mahal di luar batas kemampuan demi mendapatkan pekerjaan untuk anak-anaknya.

Saya harus mengakui, anak-anak sangat berarti bagi saya karena mereka telah memberi hal terbaik sehingga orang melihat saya sebagai orang tua sukses.



Sebenarnya ukuran kesuksesan itu tidak memiliki standar. Yang ada adalah gradasi tingkat kesuksesannya. Semuanya, kita, akan dilihat sebagai orang sukses ketika berada dalam gradasi warna di atas warna lainnya.

Kesuksesan itu tidak diperoleh secara tiba-tiba, melainkan dari proses berlapis.
Dan cara meletakkan lapis demi lapisnya  sama dengan menorehkan warna pada kanvas. Perlu kematangan warna sebelumnya. Ketika lapisan warna kuning sudah mengering barulah warna merah bisa ditorehkan. Kesabaran lah yang membuat warna kuning tidak berubah menjafi oranye karena adanya warna merah.

Jadi kesuksesan itu adalah relativitas dalam menjalani kehidupan.

Rabu, 22 Oktober 2014

Hari Esok

Selamat pagi pembaca,
angin kering dan berdebu masih mewarnai pagi ini. Sepertinya tulisan saya semakin tidak berisi. Sama dengan tidak berartinya  kesibukan saya saat-saat ini. Tetapi saya tahu harus selalu ada yang saya ucapkan sebelum saya menyerah.

Sobat, Rasa saya peredaran waktu ini adalah kehidupan sebenarnya. Segala daya bisa kita lalukan tetapi tidak untuk menunda waktu. Dahulu saya selalu berpikir tentang masih adanya hari esok tetapi sekarang saya berpikir tak ada hari esok.
Hidup terus berjalan, dari detik hingga abad dalam catatan jalan kehidupan aneka ragam. Seandainya sebelum kita lahir bisa memilih jalan pastilah dunia ini tidak ada air mata.
Namun seandainya juga dunia ini hanya ada tawa mungkinkah tawa itu masih istimewa,
Pikiran saya memang gila, hmmm......



Selasa, 21 Oktober 2014

Terperangkap dalam Harapan

Senja, bunga kamboja indah menawan di luar jendela seperti sedang bersuka bersama angin. Tetapi senja memperburuk mood saya. Saya terperangkap dalam harapan dan mulai jenuh menantinya. Seharusnya tak ada cerita seperti ini, kini bukanlah masa lalu. Kekinian ini memang masih berupa remah-remah hari-hari kemarin, sejak kepastian itu terbaca.
Saya bisa menerima itu tetapi tidak untuk selanjutnya. Saya sudah tidak punya penyokong jiwa saya. Hanya perlu semangat dan saya harus bisa membangun semangat saya sendiri.

Kawan, saya tahu, banyak hal yang bisa membuat saya gembira atau bersedih dengan cepat. Tetapi kehilangan kegembiraan itu lebih cepat daripada hilangnya kesedihan.
Sepertinya memang begitulah segala yang ada dalam hidup ini, semua akan datang dan pergi sekalipun sebenarnya kita ingin memilih.





Jumat, 17 Oktober 2014

Hari ini

Selamat petang dari Tabanan,
Secangkir kopi setelah bangun tidur membuat petang ini terasa nikmat. Terhapus segala rasa lelah sepanjang hari ini akibat cuaca yang sangat terik dan keing.
Saya berbincang dengan adik di BBM mengenai ekstrrior rumah. Beberapa foto bagian darieksterior rumah saya sudah saya kirim gambarnya, termasuk proses pembuatan dan perawatannya.
Saya bersemangat bila membicarakan hal ini karena pada dasarnya saya juga menyukai penataan tempat tinggal yang bisa memberikan rasa nyaman sekaligus enak dipandang dan praktis.

Seperti itulah isi komunikasi yang biasa saya lakukan dengan adik-adik saya.
Beberapa hari yang lalu ia minta pertimbangan mengenai nama calon bayinya. Menurut saya nama yang dipilihnya kurang bagus, dan ia akan mempertimbangkan lagi nama itu.

Dan seperti biasa, seorang teman mengucapkan good morning untuk waktu saya yang sore hari. Selanjutnya hal biasa yang kami perbincangkan adalah hal keluarga, cuaca,pekerjaan dll. Namun sejak dua hari lalu ia mengatakan ia kesepian setelah hampir satu tahun ia menyatakan putus dari teman prianya. Ini baru pertama kalinya ia mengeluh.
Tentu saja saya mengatakan bahwa masih banyak teman di sekitar pekerjaannya, dan masih ada saya. Saya katakan juga, saya akan lebih kesepian beberapa bulan ke depan.

Akhirnya kamipun saling membesarkan hati satu sama lain. Begitulah hari ini.

Senin, 13 Oktober 2014

Merasa saja

Dengan cepat rasa gembira itu berubah menjadi kecewa setelah membaca pesan itu. Karena pesan itu hanyalah pengulangan dari pesan terdahulu.
Lambat laun semangat berbagi menjadi pudar.
Easy come easy go, tiba-tiba pepatah itu menjadi hit di kancah pengalaman batin saya. Sehingga saya  jadi tersenyum sendiri melihat kekonyolan  diri.
Berharap bisa bertukar pikiran dan berbagi rasa malah tertipu oleh harapan itu.
Sudahlah, sifat buruk orang biasa adalah kelemahannya sedangkan sifat buruk orang pintar adalah kepandaiannya memainkan intriknya.

Membaca hati memang sangat sulit dibandingkan membaca kalimat, serumit apa pun kalimat itu. Namun kata-kata dan kalimat kadang-kadang masih tidak mampu berlaku jujur dalam mengutarakan isi hati seseorang.

Walaupun demikian masih perlu saya hargai nilai ketidakjujuran itu. Karena kalimat-kalimat itu sempat membuat  saya merasa penting dan senang untuk beberapa saat..



Kelimutu

Sabtu, 11 Oktober 2014

Sajak Cendawan

Aku masih menunggu
kamu akan menyebutku
Sunset di Labuan Bajo 2010
dalam rangkaian bahasa berbisa
serumpun cendawan pada pokok tua

Katamu, daun memori akan jatuh
dan kau akan mengumpulkan satu demi satu
hari ini, besok dan seterusnya
demi harapan hari depan yang indah bersama

Aku adalah daun kering
yang mengganggu
setiap kali aku terbawa angin
dan jatuh di dekat kakimu

Adakah artinya aku menunggu
ketika malam menutup senja
dan angin akan kembali ke laut bebas
tak berpaling pada segala yang ada



Jumat, 10 Oktober 2014

Doa Akhir Pekan


Selamat berakhir pekan kawan, semoga hari Anda menyenangkan.
Di sini saya belum bisa menikmati akhir pekan dengan santai karena masih harus bekerja Minggu besok.
Sebenarnya sangat ingin berakhir pekan bersama Anda di situ  tetapi ada batas yang sangat tegas di antara saya dan Anda.

jadi biarkan saja hari indah ini berlalu dan tinggalkan saya dalam asyik masyuk dengan tumpukan buku ini.
Kesenangan Anda hari ini kesenangan saya juga. Selamat bermalam minggu.
 

Selasa, 07 Oktober 2014

Harga untuk Kata-Kata

Pagi ini secangkir kopi saya harapkan mengurangi rasa dingin akibat gejala flu yang mulai saya rasakan. Sepertinya memang ada hasilnya sehingga saya sudah melepas mantel dan merasakan udara yang mengalir segar.

Kawan, saya masih berpikir tentang kalimat-kalimat puitis itu. Jadi teringat masa remaja dulu bahwa saya pengagum penyair-penyair romantisme. Tetapi waktu sudah berganti, ada rasa segan bicara lagi tentang romantisme, walaupun hati saya masih sering berbicara sendiri tentang hal itu.

Mendapatkan kenikmatan itu bisa dengan cara yang murah dan mudah bahkan terkadang gratis.
Membaca kalimat-kalimat indah termasuk cara mendapatkan kenikmatan bahkan kebahagiaan tanpa membayar. Sederhana kan. Karena itu saya sangat menghargai kata-kata yang baik seseorang apabila itu merupakan ucapan yang tulus. Dan saya terus mengenangnya.
Sayang, pada akhirnya saya harus menunggu sampai pada akhirnya kata-kata itu menghilang dikubur waktu, tanpa saya kenali kata itu sebagai kata yang terakhir.




Yang Baik bagi Mereka

Cahaya bulan memenuhi cakrawala. Pemandangan bangun atap-atap gelap tegas di bawah warna abu-abu. Malam jadi sunyi walaupun semilir musim kemarau sudah memberi kelembutan.
Rasanya hidup ini sudah berabad-abad saya jalani tetapi tidak sampai juga di ujungnya.
Saya memang merasa belum siap mencapai ujung. Terlalu banyak kesalahan yang belum saya perbaiki.

Jika suatu hari saya mati, mungkinkah saya akan sampai pada-Nya?


Bibir Kawah G Ijen 2014
Saya sering menanya, kesalahan saya yang manakah yang membuat peruntungan saya terkadang menyakitkan. Saya seperti mengangkat beban yang lebih berat dari tubuh saya. Berjalan dengan kaki penuh luka tetapi terus melangkah.

Begitu lama saya berharap ada perubahan, tetapi rasanya semua percuma. Saya tetaplah saya yang tak pernah terlihat ada.

Karenanya saya merasa sepi dalam ketidakadilan hidup saya. Rasa iri sering mengusik jika berpikir tentang nasib orang lain.
Tetapi pada akhirnya saya menyadari, setiap orang mendapatkan peruntungnnya masing-masing. Sesuatu yang baik pada mereka mungkin tak akan menjadi baik bagi saya.

Selamat malam pembaca.

Minggu, 05 Oktober 2014

Malam Membentang



Malam membentang, pikiran larut dalam satu pencarian, sesuatu yang saya tahu tak akan saya temukan lagi. Kecuali jika takdir mau bicara.
Sebenarnya tidak semua pencarian harus berakhir dengan penemuan. jadi biarkan saja pikiran menikmati kebebasannya di mana pun dia berada, tanpa terbebani oleh satu keinginan.

Seperti yang sudah diajarkan kepada kita tentang nasib, bahwa tak ada perubahan nasib jika kita tidak mau merubahnya. Saya telah mengubah  nasib itu, mengubah sejarah.

pembaca,
jangan abaikan permulaan sejarah karena banyak hal tak terduga  terjadi karena kita salah memulai.
Dan ketika ada yang salah dalam sejarah, terlalu sulit untuk menghapusnya. Seperti orang bilang, menghapus tulisan itu mudah, begitu juga menghapus noda tetapi menghapus kesalahan sangat sulit. Ada konsekuensi yang harus diterima.

Bedugul suatu Pagi

Jumat, 03 Oktober 2014

Ruben Kiven

Sore, 2 Oktober saya mendapati sebuah pesan baru di facebook dari Ruben Kiven. Orang yang tidak saya kenal tetapi tak menjadi masalah bagi saya. Saya sudah menjawab petemanannya minggu lalu.

Pesannya kali ini membuat saya terkesan. Dengan kalimat yang mirip bahasa mesin penerjemah, tersurat rangkaian kata yang membuat hati saya pilu. Seperti larik dalam puisi.

Saya berpikir bahwa apa yang kita pikirkan tentang sesuatu bisa berbeda dengan pikiran orang lain, tetapi  yang kita rasa bisa sama. Ya, rasa memang berbicara tentang kemanusiaan yang lebih universal dibandingkan dengan pikiran.
Saya memahami puisi itu tetapi saya tidak bisa menerima hal yang bertolak belakang dengan keadaan yang sebenarnya.
Walau begitu saya sudah mendapatkan hal positif dalam pesan itu. Semangat baru telah ditularkan kepada saya dalam menghargai hidup ini..



Thank you so much Ruben.

Merangkai kenangan di Desa Adat Penglipuran Bangli

Tanggal 26 September lalu, kegiatan rehat di tengah semester menjadi acara yang cukup menyenangkan. Bersama murid dan sejawat kami melakukan perjalanan ke Desa Adat Panglipuran di kabupaten Bangli. Walaupun ini merupakan kunjungan yang ke sekian kalinya bagi saya, tetap saja acara ini menyenangkan.


Berat rasanya meninggalkan moment seperti ini. Apalagi murid-murid saya seperti sangat menyintai saya. Mereka selalu mencari perhatian di mana pun bertemu saya. Meminta foto bersama, atau meminta saya mengambil fotonya, meminta ditraktir, mengikuti saya dsb. Atau terkadang memanggil-manggil nama saya agar saya menoleh.

Di sekolah, seringkali saya menyelinap apabila melewati kelas-kelas tertentu saat jam istirahat, karena saya tahu mereka akan serentak memanggil nama saya dan melambai-lambaikan tangan. Dan I love you Buk menjadi satu paket dengan jawaban saya Love you too, dan tampak mereka gembira sekali.
Itukah yang harus hilang dari saya?




Minggu, 28 September 2014

Bergabung dengan Rinjani Trekking

Sejak saya bergabung dengan grup Rinjani Trekking minggu lalu dan memposting empat buah foto, hampir setiap hari likers memberi jempolnya. Saya senang tentu saja dengan banyaknya pembaca yang menyukai foto saya. Juga beberapa permintaan pertemanan. Salah satunya adalah pembaca dari Lombok Barat yang bekerja di biro perjalanan wisata. Kami sedikit akrab dengan obrolan seputar perjalanan.

Tetapi saya selalu berpikir tentang rasa rendah diri dan trauma. Sekalipun dalam pikiran saya tak ada yang harus berubah tentang pergaulan dan hobi karena usia, belum tentu demikian pandangan orang lain. Jadinya serba susah untuk mengekspresikan diri semaksimal mungkin.
Hanya generasi yang sama yang tahu apa keinginan kita. Pertemanan seputar netizen memang rapuh dan penuh tipuan. Terkadang penuh dengan intrik juga. Karenanya bisa jadi saya juga akan dianggap sebagai teman sejenis itu ketika mereka tahu siapa saya. Itulah alasan mengapa saya kini menjadi setengah hati dalam perkenalan di dunia maya.

Pembaca, saya berharap tidak ada kekecewaan mengetahui siapa saya, seorang nenek yang sangat gemar dengan banyak hal yang menjadi kesukaan bukan nenek-nenek he he. Bagi saya kemerdekaan berekspresi adalah segalanya.
Tahukah kawan saat-saat ini saya sudah kecanduan, saya mulai membayangkan rasa capek dan nafas terengah-engah di terik matahari dan jalan tanjakan berbatu. Saya seperti tergila-gila membayang gunung. Ingin sekali memeluknya...apa daya tangan belum sampai. Saya hanya sebatas mengenang dan mengingat-ingat perjalanan yang sudah lewat.



Kawan, mata kamera lebih tajam dari mata manusia. Foto ini diambil pada sekitar jam 20.00 WITA selepas hutan Baknau di kaki G Rinjani. Waktu itu awal bulan sabit, gelap, tetapi pemandangan angkasa sungguh menakjubkan. Kami berat meninggalkan tempat itu dan menghabiskan waktu beristirahat sambil menunggu tim di tempat itu bertiga dengan keponakan. Seandainya ada binatang buas atau pun orang jahat kami tak akan bisa berkutik. Sorot lampu di belakang itu terlalu jauh untuk orang yang kelelahan.
Mengingatnya terasa pilu di dada, ingin kembali.

Rabu, 24 September 2014

Belajar dari Alam

Selamat petang,
Merah lembayung di langit barat daya sudah menandai bahwa hari ini kita perlu beristirahat. Jadi mari kita nikmati istirahat ini dengan secangkir teh dan sepotong kue. Siapa tahu kenikmatan ini menjadi inpirasi  untuk hari esok dan sekaligus bisa merefleksi apa yang  terjadi hari ini . Karena sangat tidak mungkin dua hal ini bisa kita lakukan ketika kita terlalu sibuk dan suntuk dalam pekerjaan.

Sahabat, Saya baru saja memposting foto di facebook saat menuruni G. Semeru. Saya tulis status ' Walaupun tidak seberat saat mendaki, menuruni puncak pun perlu kawan.'  Tetapi hanya satu kawan yang bisa mengerti maksud kalimat saya.

Sebenarnya yang  membuat saya berpikir begitu adalah saat saya mendaki G Semeru, harus menempuh perjalanan yang panjang dengan trekking dan  medan yang bervariasi. Apalagi saat muncak, saya hampir putus asa lalu saya bangkitkan semangat saya dengan kalimat " Mungkin beginilah hidup yang sesungguhnya."

Kalau dipikir-pikir apa sebenarnya yang saya cari dengan susah payah begitu kalau bukan satu tujuan, puncak.  Dan apa yang saya dapatkan di puncak, kepuasan.  Namun kepuasan berada di puncak  tidak akan bisa bertahan lama karena angin di sana terlalu keras. Maka turun adalah jalan satu-satunya. Dan pada saat turun, keberadaan kawan sangat saya perlukan. Mereka yang kuat dan muda beberapa kali terjungkal karena berjalan sendiri tetapi dengan saling berpegangan saya turun tanpa kesulitan.

Begitulah saya belajar dari alam.

G Semeru 2014

Puncak G Rinjani 2013




Selasa, 23 September 2014

Semangat Baru


Hari ini saya bisa sedikit santai mengawali pekerjaan karena kali ini kegiatan tengah semester dimulai. Pelajaran di dalam kelas tidak ada dan digantikan dengan kegiatan di lapangan.

Bisa menikmati pagi di rumah begini menjadi saat yang langka sejak tahun pelajaran ini, karena pada hari Minggu pun saya harus bekerja walaupun hanya sampai jam sebelas.

Pekerjaan saya yang baru itu adalah mengajar di sekolah swasta yaitu Madrasah Aliyah di kabupaten Tabanan. Sekolah ini hari liburnya hari Jumat. Bekerja di sini sebagai selingan dan hiburan saja terutama untuk tahun-tahun mendatang setelah saya pensiun.

Saya tidak menyangka jika murid-murid di MA ini memiliki kemandirian berpikir yang lebih baik dari anak-anak SMA. Walaupun penampilan mereka tidak tampak keren dengan berkopiah dan berhijab, kesungguhan belajar dan ketaatan pada pengajarnya patut dipuji. Di sekolah ini guru sangat dihargai oleh muridnya. Mereka siap melakukan apa saja untuk guru dan sekolahnya. Begitu juga dalam pelajaran, mereka antusias dan benar-benar bekerja mandiri sekalipun ada juga murid yang malas. Beban belajar murid jauh lebih banyak karena selain menyelesaikan beban kurikulum Pendidikan Nasional mereka juga harus menyelesaikan beban kurikulum dari Kementerian Agama. Pelajaran formal dimulai jam08.00, setiap kali pertemuan 40. Tetapi jam 07.30 mereka sudah berada dikelas untuk praktik berbahasa yaitu Inggris dan berbahasa Arab setiap hari dengan jadwal bergantian.
Mengajar kelas dengan jumlah murid yang tidak begitu besar rasanya santai dan mudah saja. Di samping itu juga akrab.
Tradisi bersalaman di akhir pelajaran juga menarik bagi saya. Ini juga memberi pelajaran baru bagi saya untuk selalu menjaga kebersihan dan keharuman tangan  karena mereka juga mencium tangan saya sehabis salaman. Mereka juga menyediakan segelas air putih di meja guru dan  menata meja dengan rapi dan bersih.

Murid-murid ini sangat peduli dengan kebersihan kelas dan sekitarnya. Hal ini memberi semangat baru bagi saya untuk bekerja sama dengan mereka.



Senin, 22 September 2014

Siap Menyambutnya

Selamat malam,

waktu merayap tidak terasa sehingga hari yang baru dimulai sebentar lagi akan terganti dengan hari baru. Kesibukan telah membuatnya begitu, sehingga tak ada lagi kesempatan yang berlalu dengan sia-sia. Saya bersyukur jika sampai detik inisaya masih bisa bertahan dari segala macam penyakit.

Cepat atau lambat, kemunduran fisik seseorang akan datang  dan itu kemungkinan akan diikuti oleh berkurangnya kepekaan indera. Saya siap menyambutnya.




Pembaca, kini suara azan subuh memanggil. Saya terbangun untuk melanjutkan tulisan tertunda ini. Di langit, bintang gemintang berangkat dari musim kering, memenuhi langit yang bening, dan angin semilir. Hanya satu yang saya ingat, bahwa saya sudah cukup lama melupakan ini .
Rahmat yang tak terhingga Sang Pencipta telah menjadikan permulaan hari ini dengan cara yang damai, yang memberi keleluasaan makhluknya untuk memulai segala sesuatu dengan kenyamanan.
Namun, seleluasa ini pikiran dan perasaan seringkali menjadi tumpul, karena banyaknya aturan dan tujuan yang dirumuskan dalam setiap pekerjaan. Yang kita tahu hanya bekerja dengan sebaik-baiknya. Beberapa hasil kerja saya ada yang menjadi terbaik. Tetapi tidak bisa saya menikmati kepuasan karena saya bekerja hanya sebagai mesin waktu.

Saya ingin kembali ke alam bebas, melatih sendi dan otot lagi serta menajamkan pikiran dan memupuk rasa cinta saya akan arti kehidupan. Hari-hari menunggu saat datangnya masa libur panjang dan merencanakan sebuah perjalanan.
Hari ini semua tugas menghadapi kegiatan tengah semester sudah finish dan sementara boleh melenggang.
Kawan, menjadi guru itu jam kerjanya tidak terukur. Seperempat hari bekerja di depan kelas, seperempatnya melanjutkan evaluasi kerja di rumah. Dan seperempatnya lagi mempersiapkan bahan ajar.
Mendekati saat-saat ulangan dan sesudahnya, terkadang memasak pun tidak punya waktu. Hanya rasa ngantuk yang bisa menghentikan pekerjaan ini.



Bersyukur, semua ini sangat menyenangkan. Menjadi guru tidak akan pernah mengenal rasa bosan.
Berhadapan dengan jiwa dan semangat  muda adalah sumber energi yang tak akan habis. Dan yang juga menyenangkan adalah  kompensasi hari liburnya yang panjang.
Sangat adil bagi guru, walau tidak demikian bagi sebagian pegawai lain.
Sesungguhnya  hanya jika Anda menjadi guru Anda bisa merasakan  hal itu. Berhadapan dengan manusia tidak dapat menunda lima menit untuk melayani jika tidak ingin kehilangan harga diri. Melakukan kesalahan berarti mencetak dalam ingatan jika tidak cepat memperbaikinya.
  • Begitulah cerita hari ini,
Selamat pagi selamat beraktifitas kembali.




Rabu, 17 September 2014

Ada Saatnya

Banyak hal yang terjadi tetapi saya mati rasa sehingga berat untuk menuliskan itu. Pasang surut rasa yang  tak selesai, mengendurkan semangat untuk menganggapnya sebagai sesuatu yang penting.
Saya tahu,  banyaknya kamuflase untuk menutupi ruang kosong agar tampak semarak.Tetapi untuk apa sebenarnya semua itu, selain mendapatkan keinginan yang semu belaka.

Jadi saatnya kini melepaskan segala gaya dan pura-pura. Tampil seperti adanya selayaknya saja. Karena ada saatnya kita harus menanggalkan apa yang kita pakai untuk memberi kemerdekaan jiwa kita.  Ada saatnya pula kita harus bisa menerima kenyataan  bahwa kita sudah miskin gaya. Namun kita tidak akan pernah miskin jiwa.
Selama kita masih memiliki keikhlasan menerima segala yang ada.



Sabtu, 13 September 2014

Berhentilah

Selamat pagi,
bola matahari membara menerobos kaca boven. Warna kuning emas mencetak segi empat kecil-kecil di dinding kamar sementara di balik tirai dedaunan mulai bermain dengan angin.Harusnya saya senang, tetapi rasanya dada saya penuh sesak. Email  aneh itu sepertinya sengaja membenamkan saya ke dalam teka-teki tak berkesudahan.
Walaupun terkadang email itu juga bisa menjadi email yang membuat saya menunggu kemunculannya.

Kawan, sebenarnya untuk apa perihal email ini menjadi masalah, adalah ketidakjelasan alamatnya yang membuat kesalnya perasaan. Saya berharap ini bisa berubah menjadi sesuatu yang baik bagi saya dan saya tidak perlu merasa terganggu.



Selasa, 09 September 2014

Berjiwa Muda

Selamat malam pembaca,
Saya baru saja meninggalkan balkon tempat kami menghabiskan waktu rehat bersama. Malam ini purnama, bulan mengintip di sela daun palem yang berbanjar lurus sejajar dengan pinggiran teras lantai dua hotel Batukaru.

Saya akan berada fi sini empat malam apabila tidak ada pemotongan jadwal acara. Besok  kegiatan pokok akan dimulai dengan mengkaji kurikulum dan silabus untuk mata pelajaran yang diUN- kan.Selanjutnya membuat butir-butir soal pemantapan ujian.
 Dan dilanjutkan menyusun soal ujian nasional.

Saya merasa sedikit malu berada di sini, kamar 325 , bersama 240 guru SMA/MA di provinsi  Bali.  Pada acara pembukaan, saat wakil kepala dinas memberi kata sambutan dengan bergurau sempat bilang bahwa bapak dan ibu guru kali ini semua tampak happy dan tampak berjiwa muda
Dia mengatakan itu sambil tersenyum kepada kami yang duduk di barisan depan. Lalu dilanjutkan bahwa itu sebagai akibat selalu mengajarkan kebaiikan kepada anak-anak muda.

Minggu, 07 September 2014

Bersahabat dengan Takut

Selamat sore pembaca,
Udara kering masih mempertegas kemarau ini belum akan segera berakhir, walaupun musim hujan seharusnya sudah tiba sebelum September ini.
Di Tabanan suhu udara rata-rata 28°C pada malam hari dan 30° pada siang hari.
Sementara kecepatan angin rata-rata sekian knot, aha ha sok ilmiah, tetapi ini  bukan prakiraan cuaca kawan melainkan fakta cuaca. Matahari terik namun udara terasa dingin-dingin mint. Tetapi jangan ditanya, pada malam  menjelang dinihari dinginnya sampai ke relung mimpi. Mimpi berselimut supertebal, meringkuk di dalamnya maka tidurpun menjadi hal yang menyenangkan.

Kawan, berhadapan dengan alam kita tak akan bisa menjadi pemenang. Karena itu yang terbaik adalah bersahabat dengannya..

Saya pernah takut dengan dingin tetapi saat berada di suhu nol derajat dan bisa bertahan hampir satu malam, saya jadi tidak takut dengan kedinginan. Saya juga takut dengan ketinggian, namun ketika saya bertahan di ketinggian dan menikmatinya saya menjadi terbiasa dengan ketinggian. Begitu juga saya pernah takut dengan kedalaman, tetapi ketika saya menyelami kedalaman itu ketakutan itu tidak ada lagi.

Jadi sebenarnya  ketakutan itu hanya dalam perasaan manusia. Dan beradaptasi dengannya adalah sebuah solusi.







Sabtu, 06 September 2014

Akreditasi di Sekolah Baru

Tahun pelajaran ini, saya perlu tambahan jam mengajar untuk mencapai jumlah minimal 24 jam pelajaran dalam satu minggu. Karena itu saya terima tawaran seorang kawan untuk mengajar di sebuah sekolah swasta. Sejak sebulan lalu saya resmi bekerja di sekolah tsb. Suasana sekolah ini sangat kekeluargaan sehingga saya tidak merasa asing bertemu dengan wajah-wajah baru yang penuh semangat, ramah dan berjiwa muda.

Dua hari lalu sekolah ini akreditasi. Dan konyolnya ketika pemeriksaan standar kependidikan, perangkat mengajar saya yang diajukan untuk diperiksa. Perasaan saya was-was juga, sebab cara kerja asesor dari provinsi ini cukup teliti. Beberapa bukti fisik tentang pembelajaran menggunakan teknologi dan media lain diminta. Apa yang bisa saya sodorkan, saya baru mengajar di sekolah ini. Tetapi selalu ada jalan bagi saya, saya sodorkan dua lembar hasil print out sebuah materi yang saya buat  malam sebelumnya dan fotokopi dari sebuah buku. Diterima! Alhamdulillah. Walau itu bukan pekerjaan murid tetapi sesungguhnya saya sudah mempersiapkan dengan contoh bagi murid saya sebagai buktinya. Selanjutnya dilakukan kros cek dengan agenda mengajar  saya. Tetapi saya hanya bisa menyodorkan absensi dan sedikit catatan kegiatan karena buku resume dari sekolah belum ada. Memang tidak ada yang dipermasalahkan, namun saya merasa menyesal tidak bisa memberi yang lebih baik untuk penilaian ini hanya karena agenda, sekalipun saya tahu perangkat saya mendapat penghormatan.

Akretitasi ini beralngsung cukup satu hari saja dan kami tinggal menunggu saat diumumkan hasil akreditasi minggu depan.Semoga ada peningkatan predikat sekolah ini.




Kamis, 04 September 2014

Seperti Bunga Kamboja

Sangat lama saya menunggu, tetapi angin tak lagi mengabarkan apapun kecuali tentang musim kering yang panjang. Dedaunan gugur dalam keputusasaan dan hujan yang bersembunyi. Seisi alam seolah kompak dalam aksi pembiaran segala galau yang melanda.

Hanya bunga kamboja di halaman yang tetap setia dengan warnanya sepanjang waktu. Saya melihatnya sebagai cinta. Cinta yang tidak pernah hilang, gugur dan bersemi lagi tak peduli ada yang melihatnya atau tidak.

hhhh....udara kaku dan bukit persoalan manusia tak akan pernah merendah sementara ruang hidup semakin sesak.

Tetapi dalam hiruk pikuk persoalan manusia, banyak pelajaran yang bisa diambil. Bahwa kita tidak pernah sendiri. Tuhan telah membagi-bagi persoalan  dengan adil kepada umat-Nya. Sehingga kita bisa berjalan dalam keseimbangan dan  menatap langit dengan tegak. Seperti bunga kamboja.

Minggu, 31 Agustus 2014

Perlawanan


Tak akan kubiarkan sunyi memagut
Karena aku tahu semesta masih tersenyum padaku
Dan bunga warna memenuhi taman dengan harumnya

Tidak ada obat  yang bisa menyembuhkan sunyi
 Hanya berhadapan dengannya 
Seperti prajurit melawan musuh di medan pertempuran
Menang atau mati

Pelawan sunyi harus tangguh dan tak perlu mati
Dan jika mati bukan karena melawan sepi


Rinjani 2013





Segara Anakan Rinjani 2013

Seperti Udara


G Kelud 2013
Kawan
Jangan biarkan kesempatan tenggelam dalam penyerahan tanpa mandat. Karena kesempatan selalu ada seperti udara memenuhi ruangnya. Udara hanya bisa menyegarkan ruang yang tidak dipenuhi muatan. Udara akan mengisi ruang sesuai dengan kapasitasnya. 

Karena itu bersemangatlah sekecil apapun kesempatan yang kita punya, karena dengan semangat kita akan selalu bisa menjaga kualitas kita sebagai manusia.
Begitu juga yang terjadi.....
Segala yang ada dalam kehidupan adalah kefanaan kecuali semangat. Semangat kehidupan terus tumbuh dari waktu ke waktu, dari peradaban ke peradaban tanpa mati. Hanya ketika terjadi katastrof dan bumi tak lagi berputar pada sumbunya, semangat akan padam.

Jadi tetaplah semangat,
Selamat malam,



Waduk Pacal Bojonegoro 2013