Minggu, 28 November 2010

Entri keseratus untuk si kecil

Saya selalu suka dengan angka. Dan seratus adalah angka istimewa ketika bilangan ini menyangkut dengan apa yang ingin kutulis adalah postingan yang keseratus.

Ada dua pelajaran yang saya dapat hari ini, pertama ketika membaca tulisan Ibu Theresa, " Menunjukkan cinta bukanlah dengan sesuatu yang luar biasa melainkan dengan perhatian kecil dan kesetiaan yang tak pernah berhenti."

Pelajaran kedua adalah, ketika saya mendengar suara kekasih kecil di ujung telepon itu kurang sehat namun bisa membuat saya sehat dan bersemangat. Saya berpikir "sadarkah dia bahwa lilin itu menghasilkan cahaya namun membakar dirinya."

Dua pelajaran di atas mengingatkan saya bahwa saya beruntung. Saya masih punya khayalan. Akan saya jaga khayalan itu karena ia menjadi sumber energi yang tidak akan habis untuk menghasilkan pikiran-pikiran saya tentang hidup, mencintai hidup dan berkurban untuk hidup.

Maxi

25 November 11.18. saya lihat ada panggilan tak terjawab.Maxi, saya senang sekali lalu saya balas dg sms "Halo apa kabar Maxi?" beberapa menit kemudian dia balas" Kabar baik Mama, bagaimana Mama Bapa di sana?" Saya jawab " Baik juga, di Ruteng lagi musim apa?" Ia bilang Ruteng lagi musim jagung muda dan natal nanti akan panen kacang. Wah langsung kubayangkan betapa menyenangkan jadi petani saat musim panen dan spontan terbayang-bayang di mata Kota Ruteng di ketinggian Pulau Flores itu dengan udaranya yang sejuk dan sedikit kesibukannya.
Kota yang memiliki dataran tinggi yang cukup luas dan menawan dibandingkan kota-kota kabupaten lainnya di Flores. Dan Maxi adalah laki-laki muda dalam perjalanan travel yang sama dari Ende ke Labuhan Bajo yang banyak menjelaskan apa yang kami tanyakan sepanjang perjalanan hampir sebelas jam. Kami berpisah di Ruteng. Dia berasal dari kota ini. Sebelum berpisah dia sempat meminta nomor saya dan berjanji akan menghubungi saya suatu saat nanti. Ini yang kedua sejak bulan Juli lalu.
Lalu obrolan kami lanjutkan lewat telepon dengan sedikit canda mengingat saat kami panik karena sopir meninggalkan kami berjam-jam untuk mencari mencari penumpang lagi di bandara Ende. Wah Mama dan Bapa Tua hebat, katanya. Maxi memanggil saya Mama dan Bapa Tua pada suami saya.
Yang kuingat saat itu ia bilang masih bujang tetapi dalam perbincangan kemarin dia cerita tentang istri dan anaknya yang berjumlah lima orang.

Saya masih saja merasa senang bila mengingat-ingat pengalaman itu.Dan Maxi katakan anak dan istrinya mengajak pesiar ke Bali tetapi ia tiada uang . Hmm Maxi adalah petani muda yang santun dan tampak terpelajar di antara banyak orang yang kami lihat di Ruteng.Saya katakan juga kami akan mengurus mereka selama di Bali apabila suatu saat nanti mereka datang.Dan saya juga katakan masih ingin kunjungi Flores lagi tetapi waktunya belum bisa saya tentukan.
Telepon kami putus, dan malamnya ia sms lagi bahwa baterenya habis. Saya ucapkan selamat malam dan salam saya untuk istri dan anak-anak.

Sabtu, 20 November 2010

Mengisi waktu

Udara hari ini gerah sekali membuat badan terasa tidak nyaman melakukan pekerjaan apapun.
Namun bekerja adalah kewajiban dan rahmat yang harus dinikmati dalam segala situasi. Berapa banyak orang memburu pekerjaan dan tidak mendapatkannya.

Begini letihnya akhir minggu ini sehingga yang saya inginkan hanya mandi berlama-lama lalu tidur pulas. Besok hari Minggu tetapi sudah terhitung pekerjaan yang harus diselesaikan. Sepertinya tak ada hari tanpa bekerja ya.Mungkin saat pensiun nanti baru bisa beristirahat total.

Membuka-buka net begini setengah memaksa diri agar tidak tertinggal info saja. dan menulis blog juga sebatas bicara saja, itung-itung memperlambat kepikunan dan memperlancar syaraf sajalah. Menulis blog sederhana saja selama tidak ada gagasan menarik untuk diposkan.

Yach, mau koment blog terbaru Anne, If I were a guitar, would i dream the lyric? gak jadi, susah merangkai bahasa. Menyesal kenapa dulu saya gak banyak belajar bahasa.Ini saja tulisan saya sekedar mengisi waktu.

Selasa, 16 November 2010

Selepas Idul Adha

Selepas Idul Adha saya buka dasbor blog, seperti biasanya dua hari lalu Fernando memposkan foto, dua judul foto Davis dan Rosario. dengan keterangan di bawah Rosario is a beautiful city......
begitu juga Anne dengan judul If I would jump on tiptoy.....sedang Kanaa dan Jane kali ini tidak posting. Terakhir tiga hari lalu.Dan foto-foto dari Spirit of the images of Natute gadis kreatif itu sudah sembilan terbaru dengan judul terakhir Loess Hills.

Ya..andai saya kembali muda dan punya uang sejak dulu, mungkin saya bisa belajar banyak dari kecintaan terhadap objek. Belajar menghargai alam dan menikmati setiap titik objek sebagai ilmu.

Saya suka melihat gambar, saya suka komunikasi dalam gambar. Saya suka melihat mengenal orang lewat gambar.

Malam Idul Adha 16 Nov 2010

Di sana kalian mendengarkan suara Takbiran memanggil dengan penuh rasa bahagia, sedang di sini di kamar, saya mendengarkan suara rintihan pilu hati saya sendiri di antara derai air mata yang tidak bisa berhenti. Saya ingin berteriak meneriakkan kepiluan yang menusuk-nusuk hati saya. Saya ingin berlari merentangkan tangan dan menengadah langit memanggil Tuhan yang belum memberi saya Lupa terhadap kenangan buruk di malam hari raya Kurban 2008 juga tahun 2009 lalu.

Dan...
saya katakan pada Kekasih Kecil bahwa saya sedang menderita tetapi dia tidak mendengar, dia tidak merasa...

Saya ingin menendang apa saja, saya ingin menginjak-injak, saya ingin merubuhkan langit, saya ingin membenamkan bumi saya ingin melakukan semua kerusakan... tetapi saya hanya bisa menenggelamkan diri saya sendiri dalam kesedihan yang tidak diketahui siapa pun.
Hanya sepi dan sayup-sayup gema Takbir dari kejauhan menambah deras air mata.

Lewat dinihari saya bangun dan memohon lagi kepada Tuan satu permintaan yang sama, "Hapuskan kenangan buruk dari pikiranku!"

Rabu, 03 November 2010

Dua blogger yang setia

Entah sudah berapa banyak postingan blog yang saya ikuti masuk dalam daftar bacaan saya tanpa saya baca.Terutama mereka, dua blogger yang sangat produktif Anne dan Consolo Mirarte. Dalam hitungan hari dan jam mereka posting. Seperti tidak pernah kehabisan ide. Foto-foto dari Argentina itu sepertinya sudah dapat penilai dan selalu ada komentar. Tidak seperti dulu, foto-foto bagus itu sering 0 comment.Masih saya ingat ketika saya tanyakan " In what City you take this photos ?" baru saya tahu foto-foto itu dokumentasinya saat jalan-jalan di Paris.Dan ia jelaskan tidak semua foto diambil di Buenos Aires. Saya suka sekali berkomunikasi dengannya tetapi kendala bahasa kami menghambat semuanya.

Annne Artist,seorang pecinta seni dan pelukis...saya tertarik karenanya...
Pertanyaan-pertanyaan Anne yang menjadi umpan selalu dibanjiri komentar, dan teknik Anne itu memang jitu. Pengandaian yang dipertanyakan itu spontan membuat pembaca ingin beropini. Sayang aku sudah mulai jenuh dengan gaya seperti itu dan tidak lagi tertarik membahas argumen terhadap kebenaran sesuatu yang absolut tetapi abstrak. Karena saya tahu tidak akan ada yang bisa dibantah dan dibenarkan sekaligus untuk sebuah pengandaian. "Give the Emperor Some Clothes " itu nama blognya, dan selalu ia buka blog terbarunya dengan frase" If I.....would you ....." menimbulkan semangat saya untuk menirunya. Meniru konsistennya sebagai blogger yang tak henti-hentinya menuangkan ide.