Selasa, 07 Februari 2017

Berita Hari Ini

 Selamat malam pembaca,
hujan baru saja reda dan suasana mulai sunyi. Hanya terdengar suara tetesan hujan di dedaunan satu-satu dan sesekali terdengar derum suara motor di kejauhan.
Rapat siang tadi cukup panas dan lama dari rapat-rapat biasanya karena agenda rapat yang cukup padat dan penting. Masalah pergantian kepala sekolah, masalah kedisiplinan siswa serta guru  dan lain-lain. Tetapi ada yang menyenangkan juga yaitu kami sepakat untuk mengisi kegiatan tengah semester nanti dengan kegiatan lapangan yaitu perkemahan di luar kota.

Wah membayangkan itu alangkah senang berkemah dengan anak-anak, berbagi kegembiraan  dalam kegiatan kepramukaan. Apalagi kegiatan itu dilaksanakan setelah Ujian sekolah,
Kegembiraan ini memacu semangat saya untuk segera menyelesaikan tugas membuat soal Ujian Sekolah biarpun baru satu minggu terbebas dari tugas menyusun administrasi guru yang menyita waktu dan tenaga itu. Dan sebanding juga dapat pujian di rapat karena administrasi saya terkumpul paling awal. Selain itu kisi-kisi soal beserta soal ujian praktek mapel saya juga urutan nomor satu disusul Pak Made dan yang lain bahkan belum mengumpulkan. Hore tepuk tangan lagi.
Saya suka ditepuki tetapi saya tidak suka juga karena setelahnya akan ada acara pertemuan untuk membahas sekaligus membuat perangkat administrasi guru bersama-sama dan saya ikut bertanggungjawab untuk itu. Bukan tidak suka benar cuma perlukah itu, karena sekarang segala urusan untuk administrasi guru sudah bisa diakses di internet.

Baiklah hari ini sampai di sini saja, selamat beristirahat pembaca.



Kamis, 02 Februari 2017

Puisi Tentang Ayah


   Bersama gemerlap bintang
   Engkau telah melangkah tinggalkan hasrat tidurmu
   Tuk menuliskan katamu
   Tentang rezeki yang akan kau bawa hari ini


   Dan ketika azan subuh mengisi heningnya pagi
   ketika para malaikat  bersiap membagi rezeki
   Kau bersujud memasrahkan segala yang kau punya

   Ayah
   Berat beban yang engkau bawa tak menghalangimu
   tuk Curahkan cinta kasihmu mengaliri seluruh urat nadiku
   menbesarkan jiwaku melampaui  keinginanku
   menjadikanku bangga kepadamu

   Ayah
   dengan apa aku bisa membalas jasamu
   Seluruh jiwa ragaku tak akan cukup menggantikan pengorbananmu

   Selamat jalan ayah
   Hanya doa yang bisa kuberikan kepadamu
 

Negeri Bertopeng







Topeng-topeng ini merupakan persona bebagai karakter yang sulit ditebak Begitu banyaknya orang yang kita kenal di pemberitaan televisi, tokoh-tokoh ternama, Orang besar dan mantan orang besar serta orang yang tiba-tiba menjadi besar di negeri ini saling bersilang kata meracau dan saling menuntut dan saling mengancam.

Seperti yang saya ramalkan dulu (eh sok pinter, tapi ini jujur) bahwa satu saat tidak perlu menunggu terlalu lama orang-orang bertopeng ini akan bermunculan. Lalu mengapa mereka bertopeng?
Mereka malu menunjukkan siapa mereka sebenarnya. Merekalah orang yang tidak puas dengan keadaan tetapi ingin mengambil satu kesempatan dengan cara yang tidak fair.
Mengapa tidak fair?   Ya karena mereka tahu diri mereka adalah orang yang sangat bernafsu untuk mendapatkan keuntungan diri sendiri.




Di sisi lain manusia tak bertopeng tetapi berkedok agama juga ribut mengatasnamakan agama dan memperkeruh situasi negeri ini. Seharusnya  atas nama agama kita ciptakan kedamaian, bukan  pemaksaan kehendak. Cobalah apa yang kurang dari perjuangan para Wali ketika berjuang membela agamanya, Bukan dengan permusuhan tetapi dengan pendekatan budaya dan kasih sayang. Jika kita tak bisa menirunya karena kita tidak hidup di zaman Wali, ya paling tidak tahu cara yang yang baik ketika ingin merubah yang tidak baik pada orang lain. Merubah orang yang tidak baik dengan cara yang lebih tidak baik saya yakini itu perbuatan percuma dan menimbulkan permusuhan. Bahkan akan menumbuhkan sejuta ketidakbaikan lalu ribut terus.

Saya kira banyak orang yang sudah jenuh dan muak dengan drama di negeri ini. Drama yang dipenuhi pemain-pemain antagonis yang selalu muncul setiap lima tahunan. Mereka banyak yang bertopeng karena tahu diri bahwa perannya sudah tidak menarik lagi.