Sabtu, 31 Maret 2012

Bersama Matahari



Pagi ini, saya awali dengan rutinitas sampai ada hidangan sarapan di meja. Saya punya ide olah raga ke pantai. Semua setuju.
Kini,
Imajinasi meneriakkan kegalauan di tengah deru gemuruh suara ombak menjadi kenyataan. Cuaca terang dan hangat membuat badan terasa segar. Tidak sabar saya berlari menyisir pecahan ombak dan melepaskan kata-kata yang memenuhi benak saya.
Kawan,
Pergulatan antara perasaan dan pikiran seperti tidak akan pernah selesai karena keduanya sama kuatnya. Selama ini rasa bersalah tak mampu mengurangi kemauan saya untuk menggapai impian. Sesuatu yang mungkin tidak akan pernah ada. Namun bayangan tentang impian itu sudah memberi saya rasa bahagia.

Kini saya ingin sekali mengisahkan kehancuran mimpi saya. Saya sudah menghancurkannya seperti saya menghancurkan istana pasir dengan satu kali tendangan jahat kaki saya sendiri.
Apakah karena saya sudah berputus asa?

Saya menyesal walaupun saya tahu itu percuma. Saya tidak perlu meratapi kehancuran itu, masih ada hari esok untuk saya walaupun matahari akan segera terbenam dan mengingatkan saya agar beristirahat bersamanya.

Jumat, 30 Maret 2012

Bunga Khayalan Saya Sepi Kembali



Kemarin pagi bunga khayalan ini saya garap lagi setelah sekian lama saya tinggalkan. Namun malam ini saya hanya bisa membiarkannya termangu di kamar. Kegembiraan yang baru saya temukan kembali, telah tercabik semalam. saya kembali menghabiskan hari dalam rasa hampa.
Betapa saya bisa sampai hati melampiaskan kekesalan itu, juga karena saya manusia biasa yang punya rasa marah.

Betapa sekarang kesedihan mendera hati saya. Bisakah kesedihan ini saya ubah menjadi kenikmatan, jika rasa pahit yang saya kecap sekarang akan menjadi buah yang manis suatu hari nanti? Semua sudah terjadi. Begitu cepatnya gejolak rasa bahagia berbalik menjadi duka hanya saya sudah membuang kesabaran.
Namun saya tidak perlu menyesali, saya bisa mengambil risiko. Karena saya yakin kebenaran kata-kata tidak akan menjerumuskan.
Bukankah pepatah arab mengatakan 'Katakan yang benar sekalipun pahit.

I Should take it Positively and Bravely ,Frazy

Gerimis kali ini menyegarkan walaupun hanya sesaat saja. Denting air di kaca ventilasi menyuarakan tanda tanya apakah galau sudah mereda?. Ya. Biarpun saya melihat di seberang sana teman yang mengesalkan itu sedang online.
Dan saya belum menyelesaikan pembicaraan dengan kawan lain tentang hari tua kemarin.Percakapan yang menyenangkan dan punya makna, ada satu suntikan batin yang memberi kekuatan dalam menjalani hidup. Bahwa suatu hari nanti saya akan beristirahat dan itu harus saya hadapi dengan damai serta rasa kemenangan.

Bisakah itu? Saya harus bisa. Berapa banyak orang yang tidak pernah menikmati pekerjaan lalu beristirahat. Sedang saya sudah menikmati pekerjaan dengan sepuas-puasnya. Saya sudah mendapatkan banyak dari pekerjaan saya. Pasti istirahat saya nanti akan memberi rasa nikmat. Dan akan saya anggap sebagai kemenangan saya dalam mencapai tujuan.

Rabu, 28 Maret 2012

Berita Hari ini

Pagi diawali dengan keriuhan suara burung di pepohonan. Suaranya menerobos remang cahaya jendela kamar. Saya segera bangun lalu menuruni tangga dengan lagu I Love You more than i can say. Sebenarnya ini dipicu oleh riangnya suara burung-burung itu yang berasosiasi dengan sebuah lagu Burung-burung Murai,yang nadanya mengadopsi dari I Love You More than I Can say.

Suami yang berada di bawah melihat ke tangga dan samar-samar kulihat pundaknya digoyang mengikuti lagu saya. Luar biasa bagi saya, sayang kami tak bisa saling melihat ekspresi masing-masing karena ruangan ini belum begitu terang.

Saya ingin hari ini untuk berbagi. Saya ingin bangunkan teman. Di dapur anak perempuan saya sedang menjerang air. Kami buat teh manis dan menikmatinya setelah selesai sembahyang. Selanjutnya menyiapkan sarapan dan menyantapnya ramai-ramai.

Suatu rahmat yang tak terhingga bagi saya. Walau suami saya masih enggan berhadapan dengan kami.
Berhari-hari kami bergumul dengan kebekuan. Saya berada di antara dua kutub, suami dan anak perempuan.
Kami sekarang perempuan pemberani. Tak peduli dengan risiko, demi mendapatkan kembali kebebasan kami di rumah sendiri. Dan hari-hari ini saya punya kawan mengisi kesunyian.

" Mama selama ini kesepian begini?" Tanya anak saya.
Tentu saja jawabannya adalah "ya"

Memang adakalanya orang itu ingin hidup dalam dunianya sendiri. Namun tidak semua orang bisa hidup di dalamnya kecuali orang yang sangat egois dan autis.
Biar saja kami menapaktilas lagi kenangan masa lalu. Saat belahan-belahan jiwa kecil saya menghabiskan waktu bermainnya di sini.

Dan malam ini saya akan memulai tidur dengan rasa bahagia.

Selasa, 27 Maret 2012

Pekerjaan yang Menyenangkan Hari ini



Hari ini menyenangkan di kelas. Hanya dengan sedikit informasi anak-anak sudah siap melanjutkan tugas setelah jeda selama satu minggu. selanjutnya dalam waktu tiga puluh menit sebelas anak sudah menyelesaikan dengan hasil yang memuaskan. Dari sebelas anak tersebut hanya satu anak laki-laki.

Pengalaman selalu menunjukkan murid perempuan lebih cepat dan tanggap terhadap tugas.
Bahkan mungkin lebih tajam dan cerdas dari anak laki-laki (di kelas saya).
Apapun, hari ini saya puas dan bersemangat menunggu pertemuan berikutnya untuk presentasi tugas tersebut.

Saya tidak sabar menunggu seperti apa mereka mengkoordinasikan kemampuan berpikir mereka di depan kawan-kawannya.

Senin, 26 Maret 2012

Sudah Pernah Saya Katakan



Sudah pernah saya katakan bahwa irama kehidupan sulit diprediksi. Sama sulitnya memprediksi komposisi nada gubahan Mozart atau Bethoven. Terkadang nada-nada itu beralun lembut memainkan perasaan sendu, namun tiba-tiba iramanya berubah dan kuat mengairahkan dan semenit kemudian berubah lagi ke antiklimaks dengan dentingan satu-satu seperti memanggil dan memohon belas kasih.
Dan..sesaat kemudian nada-nada tinggi datang dan berpacu dengan cepat dari oktav ke oktav, seperti jeritan panjang dan berakhir dengan rintihan.

Lalu... kembali tersadar dari kelelahan dan beristirahat dalam deretan notasi bening dan kita terlelap olehnya.
Kehidupan memang kaya akan nada. Kehidupan adalah irama naik turunnya nada dan disitulah keindahannya.

Saya suka menunggu nada suara di tengah malam, ketika udara membawanya untuk menjadikan khayalan mendekati kenyataan.
Bahwa kehidupan sedang membawa kita ke tangga nada yang indah.

Baru Saya Sadari

Seharusnya saya sama bahagianya dengan ketika seekor burung elang besar terperangkap di rumah tengah malam itu. Dan keesokan harinya saya menerima kabar bertubi-tubi setelah kehilangan jejak cukup lama.

Mungkinkah keterasingan selama berbulan membuat susah untuk menyadari bahwa sekarang rasa itu datang kembali?.

Ataukah perubahan rasa yang terlalu cepat ini yang menyamarkan kenyataan bahwa kebahagiaan sebenarnya sudah datang lagi?

Biarlah hari-hari akan dipenuhi dengan cinta kehidupan dan semangatnya. Biarlah ada hari, jam, menit dan detik yang bisa membuat kita sabar menunggu kedatangannya.
dan biarlah canda akan terus mengalir bersama waktu.
Semua ini adalah nikmat dan anugerah semesta untuk kita semua.
Saya berharap kehangatan ini akan bertahan sampai bulan Juni. Dan setelah itu biar saja hujan akan mengguyur bumi dan menandai musim telah berganti.

Terima Kasih Tuhan, saya bisa menikmati sang waktu dan karyanya.

Minggu, 25 Maret 2012

Menemukan Kembali


Seperti bumi menemukan kembali kesegarannya karena matahari bersinar lagi, setelah turun hujan semalaman.

Malam ini, terjadi perubahan yang tidak saya mengerti. Kabar tentang apa yang selama ini menjadi tanda tanya memusingkan sudah terjawab.
Penerbangan malam akan membawa semangat itu beberapa saat lagi mendekati langit tujuan. Di sini.

Dan optimisme selalu menjadi hal terbaik untuk mendapatkan kembali apa yang yang hilang.
Selamat datang matahari pagi.

Dengan Apa Saya Katakan


Tak ada lagi kalimat yang bisa mengungkapkan perasaan saya saat ini, detik ini. Lengkap sudah piranti perasaan saya sebagai manusia biasa.
Mau apalagi yang harus saya rasakan, saya sanggup merasainya. Saya sanggup menelan rasa yang paling pahit sekalipun.

Semua adalah bagian dari pengalaman saya. Rasa manis yang tercipta dari kepahitan sudah kering dan meninggalkan sisa yang harus saya habiskan.
Saya akan menikmatinya seperti ketika saya bisa menikmati manisnya.

Ooooooo

Daun Kering di Halaman Rumah

Jam sepuluh pagi ini saya menginjak lagi rumah saya yang sunyi. Daun-daun kering bertebaran memenuhi halaman. Perpaduan hijau dan coklat memberi corak jernih dalam kontras antara kesegaran dan kegersangan. Bagi saya ini indah, daun cempaka berlipat runcing tergolek pasrah di atas pucuk-pucuk hijau rumput mutiara yang subur.

Hanya sampah saja.
Namun bisa menarik perhatian siapa saja untuk memandangnya lalu tersenyum dan mungkin juga menggelengkan kepala.
Dan setiap gelengan kepala pasti memiliki arti sendiri yang tidak bisa diterjemahkan dengan satu kata.

Begitu juga rumah saya, berdebu.
Sehabis bersih-bersih sekedarnya, masak dan mencuci, saya punya banyak waktu tersisa namun tak tahu bagaimana cara menghabiskannya, sampai besok pagi ketika aktifitas kerja akan dimulai lagi.

OOO, betapa manusia adalah detik jarum jam yang terus berjalan. Terkadang terasa begitu lambat.
Detaknya hanya terdengar ketika kesunyian datang.
Dan dentangnya membawa rindu di tengah malam.

Tetapi jarum jam juga harus bekerja siang dan malam untuk memberi arti kepada yang membutuhkannya sampai suatu saat dia harus berhenti karena detaknya sudah tidak ada lagi.

Kamis, 22 Maret 2012

Bagaimana Suasana Nyepi di Bali ?

Bagaimana suasana di Bali sekarang saya tidak bisa membayangkan.Pastinya besok sehari semalam tidak ada aktivitas kerja bagi siapa saja karena besok adalah hari raya Nyepi. Bagaimana keadaan teman di sana saya juga tidak tahu. Hari raya nyepi kali ini benar-benar sepi. Belum seorang pun kawan yang saya salami. Mungkin besok pagi saja karena saat ini sudah terlalu malam.

Saya sulit tidur malam ini karena udara cukup panas. Dan mengingat-ingat hari raya Nyepi tahun-tahun yang lalu juga memperlambat malam ini.
Selalu saja saya merenungi semua yang sudah dilalui oleh waktu. Di sana banyak cerita yang mestinya dialami semua orang, baik tua maupun muda tentang duka maupun suka. Dan apalah artinya untuk seorang seperti saya. Mungkin begitulah sebenarnya.

Namun Rasa tidak akan berubah karena usia. Betapa banyak orang yang merasa sangat bahagia pada masa tuanya dan tidak sedikit juga yang merasa sangat menderita.
Saya harus mencari akhir kehidupan yang bahagia dengan apa yang bisa saya dapatkan.
Hari ini, esok atau lusa.
Saya percaya Tuhan tidak akan terus membiarkan saya sendiri.

Rabu, 21 Maret 2012

Jakarta- Yogyakarta

jam lima sore Bus Safari Dharma Raya meninggalkan Bekasi menuju Yogyakarta. Sendiri begini seperti diburu perasaan sedih. Walau selalu ada upaya untuk menyadari bahwa kesedihan adalah hal yang sia-sia namun begitu saja perasaan itu hinggap di dada.

Sepanjang jalan tol pemandangan cukup menyejukkan selepas dari hiruk pikuk Kota Jakarta pinggiran. Berpacu dengan matahari yang akan segera terbenam saya mengambil gambar dari balik kaca jendela. Pepohonan berdaun kecil berbaris membentuk hutan di kiri kanan jalan tampak sendu di mata saya, dengan pucuk-pucuk berwarna terang. Menyapu dedaunan yang rimbun menyembul dari sela-sela kegelapan ranting dan dahan.

Pemandangan dengan pepohonan yang dipenuhi daun-daun kecil seperti jutaan titik-titik dengan warna hijau kering kecoklatan dan bervariasi antara gelap dan terang itu, sangat saya kagumi karena memiliki kemiripan dengan lukisan Monet. Lukisan alam yang sangat natural dengan sedikit warna.

Senin, 19 Maret 2012

Kegiatan Selama di Jakarta.

Kali ini berangkat ke Yogya dengan bis karena tiket kereta habis sampai tangal dua empat Maret. Dan cuaca yang begitu buruk manyebabkan kami membatalkan wisata ke Pulau Seribu.

Jika Tuhan menghendaki kami bisa mewujudkannya bulan Juni. Waktu di Jakarta saya gunakan untuk mencari perumahan di seputar kota Bekasi. Mencari lokasi rumah tinggal di komplek perumahan yang sekaligus bisa digunakan untuk praktek dokter gigi tidak mudah walaupun banyak pilihan.

Untuk sementara dada dua pilihan hari ini yaitu di Perumahan belakang kantor Dinas Kesehatan Bekasi dan di jalan Komodo Raya. Sampai di sini waktu saya sudah habis karena harus segera ke Yogyakarta.

Minggu, 18 Maret 2012

Denpasar - Jakarta



Kawan, saya meninggalkan Denpasar jumat jam 11.30. Tiba di Jakarta jam 13.00. Hari pertama mengunjungi keluarga di Bekasi Barat. Malamnya menginap di rumah adik di Bekasi Timur.
Pagi, Sabtu,17 Maret jalan-jalan ke Planetarium bersama murid-murid TK tempat adik bekerja lalu ke Monas. Jam empat sore baru pulang. Istirahat malam untuk kemudian pagi harinya kami ke Bogor mengikuti acara lamaran keponakan. Mampir di rumah sepupu di perumahan Bukit Bogor Raya.

Selanjutnya malam ini istirahat di rumah. Rencana besok ke Yogya dengan kereta.Dan jumat depan kembali lagi ke jakarta untuk acara wisata ke Kepulauan Seribu.
Saya harus selalu fit agar perjalanan ini bisa dinikmati.

Kamis, 15 Maret 2012

Kehilangan Semangat

Semangat apapun tidak saya punya kini. Hanya merasai kekosongan hati sekalipun tak ada waktu terbuang. Selalu ada waktu untuk ngobrol dengan kawan walau tanpa arah. Tetapi tak cukup untuk menutup ruang kosong di hati.

Saya kira semua akan baik-baik saja. Ternyata tidak. Saya tidak dalam keadaan selalu baik-baik. Saya menjadi merasa tidak sehat sebagaimana beberapa bulan lalu. Saya bertambah gemuk mungkin karena kurang tidur. Tidak ada pembakaran kalori tetapi lebih banyak makan.

Ya Mau gimana lagi. harus disyukuri bukankah sudah lebih dari cukup bisa menikmati hidup dalam keadaan sehat dan tidak kurang apa pun selama hampir sebagian besar waktu yang sudah saya lalui.

Dan ada satu pengalaman batin yang tidak akan saya lupakan. Satu pengalamang batin yang sudah menggerakkan jiwa raga saya sepenuhnya,
Meskipun semuanya kini hanya menjadi kenangan, namun terkadang kenangan itu menjadi sangat hidup dalam jiwa seperti segumpal hati kembali ke kepingnya.

Selasa, 13 Maret 2012

Ayo Siapa Mau Ikut





Cuci Mata di Bandara Juanda


Berangkat lagiM

Perjalanan Waktu

Malam ini hujan terus gemericik menandakan bahwa kehidupan sedang berjalan melewati waktu.
Satu masa dengan kehangatan matahari sepanjang waktu, lalu disusul lagi dengan satu masa ketika angin mulai menderu. Dan sekarang adalah satu masa yang diisi hujan sepanjang musim.

Siapakah yang memperhatikan waktu selain orang yang kesepian. Kesepian telah menjadikan seseorang menyatu dengan waktu.

Sahabat,
Malam sudah mengetuk waktu, dan hujan kini menggila memuntahkan airnya. Tidak peduli akan kemana muara mereka termukan.
Sama dengan kehidupan yang terus berjalan dari waktu ke waktu dan tak ada seorang pun tahu ke mana muaranya.

Kemana pun itu pasti akan menjadi akhir sebuah perjalanan panjang melewati masa demi masa.
Bersabarlah.

Jumat, 09 Maret 2012

Dua Perasaan

Perang dan perang lagi. Seharusnya memang saya meninggalkan situasi seperti ini sejak awal sebelum semuanya terakumulasi. Sekarang? Hanya ada kepalsuan. Saya tinggal dalam semua kepalsuan. Sebenarnya saya meragukan apakah kehidupan kami asli apa palsu.

Berhadapan dengan kenyataan seperti ini memang sangat sulit. Sangat rumit.
Berulang kali saya sakit. Saya bosan dan kadang juga lebih dari itu. Muak. Ini bukan impian saya atau semua orang. Yap memang impian tidak harus menjadi nyata namun ini adalah titik balik dari kata hati saya.

Hari ini setiba kembali di rumah, saya seperti terkepung oleh banyak kebosanan. Dan selanjutnya saya menjadi sedih sesedih-sedihnya.

Saya tidur lalu main oil satu jam. di sini, dalam kesunyian di depan kanvas saya mulai dicekam rasa yang tidak bisa saya bunuh. Perasaan yang terus mengganggu bahkan di setiap waktu.
Dua bulan setengah, tidak cukup untuk mengubur perasaan itu. Seperti benih tanaman liar yang semakin dibuang semakin subur bertunas. Saya benci tidak bisa mematikannya.
Saya ingin meneriakinya sampai keluar semua isi dada saya.
Andai saja saya diberi satu mata pisau untuk mengiris akarnya mungkin tidak seperti ini.
Sekarang saya menanggung dua rasa nyeri. What can i do? no anything.

Beginilah jadinya, akan saya nikmati perasaan ini sampai kapan saja. Karena saya sadar bahwa dalam kehidupan ini segalanya tercipta berpasangan. Termasuk suka dan duka, bertemu dan berpisah.


Namun masih ada yang menghibur saya, obrolan yang cukup panjang dengan kawan di yahoo.

Kamis, 08 Maret 2012

Sebenarnya Apa yang Salah?

Apa yang salah pada kesehatan saya sehingga badan terasa berat dan lesu. Satu demi satu gangguan mulai terasa, di kepala, lambung dan terkadang juga dada. Saya pikir saya terlalu banyak di depan komputer. Saya imbangi dengan olah raga ringan di rumah. Tetapi kemudian duduk lagi menulis, koreksi, gambar dan nonton TV.
Pusing lagi deh.
Gimana jika pensiun nanti ya,yah dinikmati saja. Kalau masih kuat badan dan uangnya ya keliling Indonesia. Dan kalau bisa ya jalan ke luar negerilah masa orang lain bisa kok saya ga mau, oh ga bisa.

Kemarin absen chattingan dengan kawan karena keburu ngantuk dan sekarang absen lagi. Saya senang ngobrol walau yang pasti bahasa Inggris saya belepotan.Tetapi itu justru menjadi tantangan karena kawan selalu bertanya "what do U mind?" ha ha dan saya segera buka-buka kamus serta Tenses lalu menjawab.
Kali itu dia akan bilang good, alright atau sejenisnya.Hiks, kali ini ia ga muncul. Padahal jadwal belajar saya sudah tersusun. Sore belajar omong, siang atau pagi belajar gambar, malam belajar filsafat..ha..ha dari sapa? itu dari mereka yang sudah almarhum dari abad 16 sampai 19.Dan satu lagi pelajaran malam, mengikuti yang bakal menjadi sejarah di kawasan Timur Tengah. Yang satu ini harus dan harus apalagi jika terjadi situasi konflik yang memanas. Hayo ini akan menjadi hiburan bagi saya.

Rabu, 07 Maret 2012

Bunga Khayalan di Hari Pertama




Hari ini saya bereksperimen melukis dengan pisau palet. Motto dari seorang kawan,pelukis dari Jawa Tengah Bung Bal-Q, bahwa coretan warna pada kanvas yang mewakili kata hati baginya adalah lukisan, membuat saya bersemangat untuk mencoba. Dan ternyata saya bisa, walau masih kaku menggerakkan pisau di permukaan kanvas.

Hari pertama selama lebih kurang empat jam saya bisa menghasilkan gambar setengah jadi. Jauh berbeda dengan apabila menggunakan kuas. Hasil seperti di atas memerlukan waktu paling sedikit tiga hari untuk saya.
Kelemahannya, proses pengeringan cat melukis dengan pisau palet lebih lama sehingga untuk meneruskan detail dan efek cahaya saya perlukan waktu sampai besok.

Saya perlu belajar menemukan teknik percepatan lagi, perlu belajar pada Bung Bal-Q,pelukis yang situsnya saya temukan di Blogger.

Selasa, 06 Maret 2012

Merenungi Kekalahan di Pantai Klayar


Masih berapa lama lagikah saya bisa melihat pantai. Tempat yang terus menggelorakan semangat kehidupan. Memberi kebebasan dan kemerdekaan bagi setiap orang yang terbelenggu kebosanan.
Seandainya saya hidup di negeri yang tak berpantai, kemanakah saya mendapatkan kebebasan saya?

Keindahan pemandangan pantai sangat sempurna ketika berdekatan dengan tebing karang. Perpaduan dua kekuatan yang selalu beradu mencari jati diri sebagai makhluk Tuhan.
Pada akhirnya tebing karang akan menyerah kepada ombak. Membiarkan badannya tercabik dan merana.
Kerasnya batu dan lembutnya air tidak menjadi ukuran kekuatan alam. Sifat statis batu karang sebagai penyebab kekalahannya melawan air yang bergerak dengan dinamikanya yang tinggi.

Tetapi itulah kodrat. Di balik kekalahan batu karang tersimpan satu anugerah yaitu keindahannya yang dikagumi manusia.

Dan bisakah saya belajar kepada alam untuk menerima kekalahan sebagai kodrat dengan
ikhlas? Lalu keikhlasan itu menjadikan hidup saya menjadi indah?

Hmmm......

Minggu, 04 Maret 2012

Menghabiskan Minggu Bersama di Pantai



Minggu sore ngumpul dengan sodara lalu menghabiskan waktu jalan-jalan ke pantai, main bola dan joging. Bermain dengan ombak, nyeberang muara, mencari kerang dan makan bakso.
Senang bisa tertawa, ngobrol dan masak bersama.
Kami juga menyusun acara liburan pada hari raya Nyepi.
sayang anak-anak saya jarang bisa mengikuti acara santai begini. Bahkan Nyepi nanti masing-masing selalu punya acara sendiri.

Sabtu, 03 Maret 2012

Keajaiban Tangga

Beberapa menit lalu seorang kawan mengupdate statusnya, bahwa ada dua berteman ngrumpi dekat pagar tembok yang tinggi. Si A berkata pada si B." kamu pasti bisa lompati pagar ini." trus Si B menjawab "G mungkin." Si A meyakinkan " Bisa!" sambil berlalu. Sepeninggal Si A Si B terus merenungi kata temannya itu. Tahu-tahu ia sudah melompati pagar.

Trus saya komentari, " Saya suka semangat seperti itu Bung!" Kawan saya membalas,
" keajaiban memang bisa terjadi, misalnya di situ ada tangga." Spontan saya tertawa dan komentar lagi, " Sebesar apa tangga itu kok tadi g dilihat?" Apa jawabnya, ia menjawab serius " Tangga itu semacam keyakinan, artinya ada kemauan ada jalan." tetapi cepat di sambung " Asal jangan punya tetangga saja ha ha ha." Kali ini saya benar-benar ha...ha..ha sambil menutup mulut takut dikira kuntilanak ketawa dinihari, dan saya sambung lagi " Bisa digebuki orang."

Akhirnya kebekuan malam ini menjadi cair. Tuhan itu baik selalu memberi yang terbaik pada saat saya membutuhkan. Tertawa.

Kemana Harus Berlari

Kemana harus berlari mengejar matahari, sedang hari ini tak sedikit pun ia menampakkan cahaya. Mendung menutup dan gerimis menghalangi sehingga ia tidak bisa memberi cahaya kepada bunga.
Kesuraman menjalari waktu, sangat sulit mendapatkan hiburan walau semua kehendak terpenuhi. Tiga mata pisau palet dan kanvas yang saya kira bisa segera menyemangati jiwa ternyata hanya bisa sementara saja. Hari yang panjang dalam hujan ini mengendurkan kembali semangat itu.

Ngobrol di tempat kerja, dengan keluarga dan percakapan di Yaho Messenger serta facebook juga tidak banyak menghibur. Suasana sudah terlalu jenuh dikuasai oleh pikiran-pikiran yang tidak jelas.
Kemana saya bisa bersembunyi dari kegalauan ini ya.
Hanya suara tetes hujan yang masih bisa bicara tentang kehidupan. Sedang buku-buku bacaan yang sudah siap dibaca pun hanya saya lihat dan lihat lagi judulnya. Walau begitu tidak boleh ada kata putus asa. Esok apabila matahari bersinar pasti semangat akan muncul lagi.

Jumat, 02 Maret 2012

Hujan di Sabtu Pagi

Hujan ini pasti membangunkan siapa saja untuk menarik selimutnya, lalu memperketat pelukan bantal gulingnya dan meneruskan tidurnya.
Hujan ini seperti meluruhkan segala kesedihan, namun melumuri kerinduan.

Teman, sudah bangunkah Anda di sana menikmati irama hujan? Tahukah Anda bahwa di balik jarum-jarum hujan terbentuk sebuah lukisan muram tanpa inspirasi?
Tahukah Anda hujan sudah memotong waktu tanpa terbit matahari? Tanpa solidaritas?
Dan tak bisa lagi menarik selimut Anda?

Namun begitulah,
Kadang-kadang manusia menjadi begitu egois untuk memanipulasi hujan. Dan kadang-kadang ia juga begitu egois memanipulasi perasaan.

Selamat menikmati Pagi baru, semoga hujan ini punya pesan untuk Anda.

PISA Hari Kedua

Saya datang lebih awal untuk mempersiapkan media, namun ada kabel penghubung LCD putus sehingga pembahasan pada akhirnya hanya dengan teks.
kondisi kelas hari ini lebih nyaman, bersih dan rapi dari pertemuan pertama sehingga semua lebih menyenangkan.

Beberapa soal tidak terjawab oleh siswa karena mereka belum terbiasa menganalisis soal berdasarkan penalaran. Diperlukan kesabaran menggiring logika mereka sehingga bisa menemukan asosiasi pada materi.

Hanya tiga siswa aktif dan berani menjawab di kelas saya yang berjumlah empat puluh anak. Dan hanya satu yang analisa-analisanya tepat.
Jadi tidak sulit bagi pembimbing untuk mengeliminasi dari seratus empat puluh siswa menjadi tiga puluh lima pada bulan ketiga. Selanjutnya bulan keempat pendalaman untuk kompetisi ketat di antara mereka sehingga akan terpilih kurang dari sepuluh anak.

Ternyata menghadapi siswa-siswa peringkat atas dapat membangkitkan gairah mengajar dan menantang.
Saya berharap program ini akan berjalan dan berhasil sesuai target.

Kamis, 01 Maret 2012

Tidak Ada lagi yang Terakhir


Tidak ada kesempatan yang sama untuk kedua, ketiga dst. Setiap kesempatan akan menjadi yang terakhir.

Teman saya pernah bilang dia akan menjadi orang pertama, tetapi saya berpikir saya hanya punya yang terakhir. Dan saya benar, karena saya berbicara dengan hati dan rasio.

Manusia tak pernah bisa meramalkan nasibnya walaupun bisa menyusun rencana hidupnya.
Dan sebagian orang membiarkan hidup seperti air yang mengalir tanpa rencana.
Ada benarnya juga. Namun sulit bagi saya karena perjalanan hidup itu tidak semudah air mengalir.

Kehidupan selalu punya masalah. Dan setiap orang mempunyai masalahnya sendiri untuk diselesaikannya sendiri.
Dan masalah saya adalah...saya berada di ujung perjalanan hidup. Namun saya belum bisa memerdekakan jiwa saya. Masih banyak persoalan yang lahir dari apatisme dan menyusupi ruang hidup saya selama tiga dasawarsa.

Saya perlu rileks yang sesungguhnya. Namun apa yang baru saya rasakan ?
Adalah bagian dari perjalanan jiwa saya.
Tidak ada lagi yang pertama, dan tidak akan ada lagi yang terakhir.

Biarlah ini melengkapi hidup saya serta menjadikan saya lebih kaya dengan kenangan.
Saya berharap bisa mengenang yang bisa membahagiakan hati saya dan melupakan segala yang menyakitkannya.