Rabu, 30 November 2011

PIN Oleh-oleh dari 26 SEA GAMES Indonesia 2011



Kemarin saat saya memasuki kelas, seorang murid memanggil saya,tentu saja saya kaget karena dia adalah Manik. Spontan saya jabat tangannya, karena Manik yang ada di hadapan saya ini adalah peraih dua Medali Emas dalam olah raga cabang bela diri putri di ajang Sea Games yang berakhir minggu lalu.
Saya mendapat oleh-oleh sebuah PIN Sea Games. Dan dia berjanji besok (hari ini) akan membawakan lagi satu PIN yang didapatkannya dari Vietnam dan foto Kemenangannya di kamboja sebulan lalu.Saya senang dan ia bercerita hari ini selepas ulangan dia akan diwawancarai. Ya ini hari kedua ia belajar kembali.

Senin, 28 November 2011

Malam yang Terlalui


Tiga perempat malam sudah terlewati ketika deru angin malam membawanya ke kamar. Menyisakan udara panas yang menyambar-nyambar tubuh manakala ia pergi. Barulah ketika saya nyalakan kipas angin udara terasa nyaman sehingga saya bisa tertidur lagi.
Menjelang subuh saya terbangun lagi untuk menikmati kehangatan selimut ketika dingin mulai merayap. Alangkah nikmatnya malam yang sudah berlalu walau tanpa hujan.
Dan rasanya badan segar kembali saat menunggu waktu dan menghabiskan mimpi.
Di balik jendela rembang cahaya sudah mengintip pertanda aktifitas hari ini harus dimulai. Terima Kasih Sang Pencipta! untuk pagi indah ini..biarlah matahariku manja dalam selimut kabutnya.

Minggu, 27 November 2011

Gili Trawangan



Desember nanti kalau Tuhan menghendaki kami akan kembali ke pulau ini. Pulau Gili Trawangan dekat P.Lombok. Pulau eksotis yang bisa dikelilingi dalam waktu satu jam berjalan kaki.Kami akan mencoba dengan berjalan kaki.Karena tempo hari kami mengelilingi pulau dengan naik dokar. Satu-satunya transportasi umum di pulau ini selain sepeda gayung.
Ingin juga menikmati lagi dunia malamnya yang hingar bingar oleh suara musik ketika party sedang berlangsung di halaman hotel yang menghadap pantai lepas. Pukulan drum yang sangat keras dengan irama panas seperti akan menenggelamkan pulau kecil ini.Pengunjung pulau ini didominasi wisatawan asing. Mereka berjubel dan berdesakan memenuhi cafe yang ada di sepanjang pantai. Sangat kontras dengan suasana siangnya yang lengang dan kosong.
Yang paling menyenangkan di sini adalah mandi dan snorkeling di pantai karena suasananya yang tenang dan pantainya bersih.

Desember nanti kalau Tuhan menghendaki kami akan kembal

Tak Sepadan


Perlahan-lahan ter-eja dalam ingatan, sepotong puisi :

Aku kira
beginilah nanti jadinya
Kau kawin, beranak dan berbahagia

Sedang aku mengembara
serupa Ahasveros dikutuk disumpahi Eros
Aku merangkaki dinding buta
tak satu jua pintu terbuka

Jadi, baik kita padami unggun api ini
karena kau tak kan apa-apa
Sedang aku terpanggang tinggal rangka


Tak sepadan, puisi ini berulang-ulang menggema di dalam memori saya. Menguatkan jiwa serta mempertegas batas antara khayalan dan kenyataan yang saya lihat. Hanya pikiran gila yang berlebihan saja yang menyadap puisi ini sebagai tameng untuk menutup kegalauan.
Namun nyatanya ....kini terjadi bahwa kata-kata penyair ini telah menguatkan dan menyingkirkan rasa kecewa berkepanjangan.

Bahwa ada orang lain, bahkan mungkin jutaan orang lain punya pengalaman yang sama dan mengambil sikap yang sama, adalah wajar. ya, pengalaman memang bersifat universal.
Sedangkan pengambilan keputusan adalah kemandirian. Tidak ada campur tangan orang lain yang bisa menghasilkan keputusan tepat bagi seseorang.
Ouuu saya ngelantur.
Intinya prinsip yang termuat dalam puisi di atas ada baiknya ketika seseorang berada dalam posisi seperti penyairnya, Chairil Anwar.

Sabtu, 26 November 2011

Murung


Saya lupa hari ini hari sabtu,tadi pagi saya bangunkan teman.dan hal ini menajdikannya hari yang amat murung bagi saya.Sore saya mendapati panggilan tak terjawab. Saya tak bisa menelepon balik.Baru menjelang maghrib saya bisa melakukan.
Namun..
dengan cepat kegembiraan berubah menjadi kekecewaan. Cerita teman membuat semangat saya padam perlahan-lahan.Apalagi percakapan itu putus lagi sebelum cerita selesai
Saya hanya bisa tercenung dan merenung lagi. Apa sebenarnya maksud cerita itu, sengajakah ia yang beberapa kali mengulangnya. Hampir saya menghentakkan kaki menahan kesal. Kegembiraan yang saya dapat sehari bersama Kusuma Dewi tertimbun oleh munculnya cerita kosong, cerita murahan yang selalu merusak suasana hati saya.
Sebenarnya malam Minggu ini saya mau menikmati malam dengan rileks dan menyenangkan. Ternyata yang saya dapatkan hanya kecewa dan kesal saja.
Masih adakah kekesalan setelah ini. Saya tak mau lagi mendengar.

Kamis, 24 November 2011

Bagaimanapun Saya Bisa Menerima


Pada mulanya sangat kesal, ketika lepas dinihari tadi saya kecewa berat.Mimpi itu mencampakkan saya. Saya tak habis mengerti kenapa saya tercampakkan oleh impian saja.Impian yang dibangun oleh imajinasi hampa. Namun saya harus menerima karena saya sadar bahwa impian untuk saya tidak selamanya indah.

Ada satu yang saya dapatkan semalam, bahwa saya menjadi lebih bisa menyelami relung kehidupan dan bisa lebih tahan terhadap pukulan dan campakan perasaan saya sendiri.

Cukup lama saya merenungi lintasan mimpi yang tumbuh dari suara bisik angin yang menerobos dinding kamar.
Namun pada akhirnya saya hanya bisa tertegun sampai subuh menjelang. Dan diam-diam saya tersenyum sendiri lalu terlena kembali dalam dekapan selimut pagi.

Dan saya tak bisa mengucapkan selamat pagi pada matahari dan bumi telah melindungi saya semalam.

Selasa, 22 November 2011

Sapaan Ohashi Miki


Yang istimewa dari komunikan di fb saya saat ini adalah sapaan Miki dari Fukushima.Ia mengucapkan selamat untuk keluarga, lalu saya kabarkan acara saya di Jatim selama seminggu tengah November lalu. Ia senang dan selanjutnya ia meminta saya untuk mengirimkan gambar. Selalu setiap acara jalan-jalan atau apapun ia akan meminta saya untuk mengirimkan gambar.
Miki masih cinta Indonesia.Obsesinya untuk mengetahui lebih banyak tentang Indonesia belum surut.
Hari ini saya akan email dia dengan foto-foto acara keluarga dan acara jalan-jalan saya.Seperti dia sering mengirim foto-fotonya kepada saya.Acara keluarga, jalan-jalan dan musim yang berganti di Fukushima. Ketika semuanya tertutup salju, rumahnya, pohon-pohon dan jalanan semuanya putih dan pucat. Atau daun-daun yang bersemi kemerahan saat musim panas dan semarak bunga sakura yang menutupi kotanya.

Saya tersenyum sendiri mengenang kata-kata Takashi saat kami berpisah, bahwa apabila nanti dia kaya dia akan mengundang saya ke Fukushima lalu saya mendoakannya semoga dia cepat kaya sebelum saya terlalu tua untuk jalan-jalan ke sana. kami tetawa gembira bersama.

Senin, 21 November 2011

Perpisahan dengan mahasiswa bimbingan

Senin sore kemarin merupakan hari terakhir bimbingan praktik mengajar mahasiswa di sekolah saya. Bersama dosen pembimbing ujian praktik dilaksanakan di kelas selama delapan puluh menit. Setelah itu berakhirlah sudah kegiatan mengajar bersama selama tiga bulan. Dan selanjutnya sepenuhnya kelas saya pegang kembali.
Pagi tadi Kusuma Dewi datang ke sekolah mengembalikan buku yang saya pinjamkam kepadanya. Dia tampak lebih cantik dan segar dengan pakaian bebas, tidak berjaket almamater.Menemui saya yang sedang mengajar di kelas IPA6. Sayang kami tidak sempat berbicara banyak, ia pergi setelah mengucapkan terima kasih.
Kusuma Dewi, biasanya dia selalu bercerita seputar kebiasaan hidup di desanya. Termasuk keyakinannya terhadap hal-hal yang tidak masuk akal seperti penyebab sakitnya, arti mimpi-mimpinya, kesalahpahaman yang terjadi di antara keluarga dan kerabat selalu dikaitkan dengan adanya orang lain yang membuatnya begitu.
Begitulah Kusuma Dewi, sekalipun ia sudah menempuh pendidikan tinggi pola pikirnya masih dipengaruhi keyakinannya akan hal yang tidak jelas.
Dan kini Kusuma Dewi sudah berlalu.

Bangun semangatku!


Manusia menemui kelahiran setiap hari, yaitu kala terbangun pada waktu subuh. Menghirup udara baru, yang bersemi di antara perpisahan kegelapan dan cahaya, di antara dingin malam dan sejuknya pagi.

Ada saatnya saya perlu menunggu beberapa menit lagi untuk menarik selimut matahari dan menjemputnya dengan senyum.
Dan membiarkannya menggeliatkan energi untuk memulai tugasnya sepanjang hari. Begitulah, bersamanya segala kehidupan akan berjalan.

Pagi, daun cempaka berserakan di luar pintu gerbang memberi tugas baru, tugas pertama saya hari ini. Sementara kelopak bunga kuning belum rontok karena semalam angin menyelinap diam-diam.

Selamat pagi! Bangun matahariku, bangum cintaku, bangun semangatku. Di balik bukit bulan sabit sudah menggelincir ke kaki langit.

Minggu, 20 November 2011

Selamat Pagi Matahari


Senin,21 November 2011
Jam 05.50 saya mengawali hari dengan ragu apakah saya akan melakukannya atau tidak. Namun saya harus mengalahkan kepengecutan saya sendiri. saya harus melakukannya.Bangunlah matahari!
Dan matahari, apakah hari ini akan bercahaya atau tidak, saya tidak peduli.
Kelopak bunga kuning berguguran memenuhi jalanan depan rumah serta dedaunan kering memanggil untuk dibersihkan.
Pagi yang sepi...para pegawai kantor pemerintah belum memarkir mobilnya sepanjang jalan. saya membuka pagar dan memberi senyum pada neighbour yang sedang menyapu juga.
Betapa nikmat pancaran lembut matahari menghangatkan punggung saat saya berjemur di rerumputan.
Sudah lama saya tidak menikmati pagi seperti ini. Baru kali ini saya bisa memulai rasakan suasana pagi hari di rumah.
Namun,..
Sepi begini membuat saya sedih, saya sudah terbelenggu oleh perasaan sedih yang menggila. Saya meratapi kesedihan saya. Kebahagiaan yang saya temukan ternyata menyimpan derita. Saya menderita sekarang. Saya sudah terjatuh ke dalam jurang perasaan yang dalam.
Malam sudah memberi saya kecewa. Malam memberi saya kemarahan. Malam mengharuskan saya menerima.
Malam telah meninggalkan kesedihan untuk saya.

Bulan Kebosanan


Bulan November sepertinya menjadi bagian dari waktu yang membosankan. Tidak banyak perubahan jumlah postingan para blogger yang saya ikuti. Saya pikir hanya saya yang mulai malas posting, ternyata rata-rata mereka menulis hanya satu judul dalam bulan ini.Bahkan beberapa blogg tidak bertambah dan ada yang sudah tidak aktif lagi.

Hari ini keletihan selama seminggu terakhir mulai berkurang. Perjalanan selama lima hari ke Jawa Timur membuat kondisi fisik dan mood tidak terlalu baik.
Acara pernikahan itu sudah terlewati.Dan sekarang rekondisi seperti semula sedang berjalan. Mengenali lagi keadaan dan kebiasaan di rumah, lingkungan dan tempat kerja.
Beruntung saya punya asisten, mahasiswa PPL yang sedang praktik mengajar. Kusuma Dewi, gadis yang sangat setia dan penurut. Walaupun beberapa RPPnya saya coret untuk diulang kembali, ia tidak tampak kesal.
Dan dengan penuh tanggungjawab ia selesaikan semua tugas yang saya limpahkan kepadanya. Sore nanti kami akan berkonsultasi dan mengajar bersama lagi.
Saya senang ngobrol dengannya, ia selalu mengabarkan semua kegiatannya seperti cerita seorang anak kepada ibunya. Mmm..ibunya sudah tidak ada.

Sabtu, 05 November 2011

Oooo....Cukup Senang


Jam empat pagi hari ini saya sudah di dapur. O..O ada panggilan yang tak terjawab. Sayang saya baru tahu dan saya harus segera berangkat. Kalo saja tadi saya tahu wah pasti menyenangkan karena cukup lama kami tidak ngobrol.
Siang ada enam panggilan lagi.aaah saya pasti membuat kesal. saya panggil balik namun...
Tetapi saya cukup senang juga masih diingat teman. Seharian kemarin adik saya juga mengatakan kekesalannya jika menelepon saya. Begitu pula adik saya di Sumbawa barusan juga mengatakan kesal karena saya sulit dihubungi.
ya...ya memang banyak yang harus saya kerjakan. Sedangkan hp berada di kamar.

Sore ini saya menghubungi teman lagi dan gagal lagi.Barangkali rasa penasaran ini akan membuat kami lebih enjoy bercerita pada suatu saat nanti.

Jumat, 04 November 2011

Gempa sesaat lalu

Mengejutkan suara getaran atap rumah malam ini pada pukul 23.05 WITA.Menyadari ini gempa bumi saya segera menuju pintu depan sambil memanggil anak saya di lantai dua/
Hanya beberapa detik saja dan suasana tetap sepi tak ada seorangpun yang panik. Gempa ini bergerak naik turun sehingga tidak begitu terasa bergoyang.
Saya ingin mengabarkan tetapi pada siapa, malam begini kerabat juga sudah pada tidur. Akhirnya ya sekarang baiknya tidur saja, mata saya sudah sangat mengantuk
Saya berdoa agar saya melihat lagi hari esok.Dan harus lebih baik dari hari ini.
Selamat malam.

Kamis, 03 November 2011

Hentakan Hujan yang Sama

Hentakan suara hujan di atap fiber glass sore ini masih sama dengan hujan tahun lalu. Bedanya suasana hujan sore ini tidak lagi berarti apa-apa.Hujan enggan berlama-lama bisa dinikmati.Beberapa menit saja berlangsung kemudian meninggalkan basah di dedaunan dan ranting pepohonan. Butir-butirnya berjatuhan ketika udara kembali bergerak.
Indahnya butiran air hujan yang masih menempel di pucuk daun dan di sudut-sudut ranting, sebenarnya tidak ada istimewanya, hanya perasaan rindu yang membuat pemandangan ini menjadi indah.
Betapa manusia mempunyai rasa rindu, rindu akan apa yang kadang-kadang tidak kita tahu.
Tidak kurang-kurang penyair yang meratapi kerinduannya kepada sesuatu yang samar, seperti Amir Hamzah dalam Buah Rindu, Y.E. Tatengkeng dalam Rindu Dendamnya. Berpuluh-puluh sajak Perancis Jacquez(?) juga berbicara tentang rindu akan Hujan yang Turun di Bress.Belum lagi Kahlil Gibran dalam Sayap-sayap Patahnya.
Kerinduan kepada kekasih yang tidak pernah dilihatnya sampai akhir hayat.
oooooh

Rabu, 02 November 2011

Tanaman saya sudah gondrong

Begitu sibuknya sampai-sampai hari libur pun saya tak punya waktu untuk mengurus tanaman. Ada tiga tanaman hias yang perlu perawatan saya yaitu bonsai beringin dan pohon Dewa Ndaru.
Setelah hujan usai sore ini ketiganya saya pangkas. Aroma daun Dewa segar merangsang dan menyehatkan. Saya suka baunya yang khas saat pucuk-pucuk rantingnya dipangkas. Daun-daunnya yang muda kecil kemerahan mengkilat membuat mata tak bosan melihatnya. Sebagian ranting tanaman ini melindungi bingkai jendela dari terik matahari di siang hari. Dan menjadi hiasan dari balik jendela kaca.
Matahari sore sudah menyiramkan cahaya keemasannya. Saya ingin beristirahat dan menunggu lagi kalau ada kabar dari luar sana. Tenyata sama sekali tidak ada kabar yang masuk di ponsel saya. Ya biarlah saya menulis saja. Menulis ini mengantar rasa kantuk yang tadi terabaikan. Saya ngantuk sekarang, saya mau menuruti kelopak mata saya yang mulai redup dan pasti kuyu. Baik, selamat tinggal matahari saya akan menyongsong senja dengan mimpi-mimpi yang sudah melayang-layang di benak saya. Dag..

Selasa, 01 November 2011

Dua November 2011

Sejak akhir Oktober harapan akan bulan November ini harus lebih baik dari sebelumnya terus bergulir dalam pikiran saya. Ada satu moment penting dalam kehidupan saya yang terlindas begitu saja. Moment itu telah berubah menjadi kegetiran dan tidak nyaman lagi untuk diingat-ingat. Moment itu ternyata menjadi awal kehancuran hidup saya.
Sejak ikrar janji itu diperdengarkan seribu jarum siap ditusukkan ke ulu hati saya.
Saya bertemu manusia yang super egois dan sombong.
Dalam minggu pertama perkawinan saya, karakter saya dibunuhnya secara perlahan. Berbagai kata dan kalimat yang menyakiti perasaan saya diumbar sampai-sampai saya hanya bisa menggeleng dan berlinangan air mata. Saya hanya bisa menyebut kata " Ibu!..Ibu!" setiap kali kepedihan saya tak tertahankan. Saya yakin ibu akan menangis andai beliau memahami hati dan perasaan anaknya yang tercabik saat itu.

Namun...sekarang saya sudah menjadi orang tua yang kuat. Sampai detik ini Ibu saya melihat saya sebagai perempuan yang beruntung dengan anak-anak yang baik dan tidak kekurangan suatu apapun.
Setiap kali Oktober datang saya gelisah. Ada satu hari di bulan itu yang membuat saya tidak nyaman. Saya benci tanggal itu, saya tersiksa sehingga saya menganggap tanggal itu tak ada. Dan barulah apabila bulan Oktober tergantikan saya merasa lega seolah terbebas dari sebuah belenggu.
yah..Selamat tinggal Oktober dan biarkan saya memulai bulan baru dengan perubahan' Saya ingin menuai harapan baru pada bulan ini.
Semoga tercipta lagi keindahan di taman hati dan perasaan saya. Amien.

Terbang Malam

Tepat pada 00.00 saat ini, terdengar gemuruh mesin pesawat membelah kesunyian malam. Suara itu menimbulkan rasa kacau dan menakutkan seperti suara air bah yang akan melanda. Panjangnya malam ini memperdalam kesedihan dan kesendirian.
Tetapi sebenarnya dalam kesedihan ini tersimpan kenangan yang sudah menyuburkan semangat hidup saya. Kesedihan ini bergayut di dada, memberat seperti butir-butir air hujan di ujung daun menunggu detik kejatuhannya.
Kesedihan ini tak punya suara untuk diteriakkan. Berjuta kata tidak akan bisa mengungkapkannya.
Bahwa manusia punya kelebihan dibandingkan makhluk lain, adalah apa yang ada di dalam dadanya.Kalbu.Kalbu manusia kaya akan rasa.Dan sayatan kesedihan yang ada di dalamnya lebih tajam dari sayatan mata pisau.
Hati manusia yang memerintahkan perasaan untuk bersedih dan sebaliknya.Apabila pikiran tidak pandai mengendalikan hati niscaya hati manusia akan melakukan semua kehendaknya dengan semena-mena.
Karenanya menahan kesedihan adalah pengendalian.Biarkan rasa itu pergi, terbang bersama malam mencari landasannya sendiri.