Sabtu, 21 Desember 2013

Rasa Ini





 Rasa ini adalah ungkapan yang paling tepat untuk mewakili kegalauan saya hari ini. Cuaca rinai dan mendung yang meneruskan siang berhujan menjadikan suasana menjadi dingin dan beku. Padahal pagi tadi matahari sempat bersinar beberapa jam.
Saya sudah packing perbekalan untuk liburan akhir tahun di Jawa Timur. Dinihari nanti berangkat bersama kawan. Sedang yang lain mungkin akan menyusul dan bertemu di home town. Selanjutnya menghabiskan malam tahun baru di gunung. Tentu saja jika Tuhan mengizinkan rencana ini berjalan.
Dingin ini sedemikian rupa seperti mengubur semangat, dan sepi menekan.




Sebenarnya saya menyadari saya sedang kehilangan. Dan rasa ini timbul dari rasa kehilangan itu,. Rasa introvet terhadap bayangan hari-hari mendatang yang tidak memiliki warna lagi.
Lalu saya akan menjadi apa, memiliki apa dan bicara dengan siapa.

Rasa ini begitu berat menindih sehingga tawa menjadi hal yang sangat berharga untuk saya nikmati. Kalau saja saya tidak melihat berapa banyaknya perempuan lain yang tidak pernah merasakan apa yang sudah saya  nikmati, mungkin rasa ini akan lebih berat lagi.

Yah di atas langit masih ada langit. Segala yang ada dalam pengalaman manusia itu sangat relatif. Relatifitas itulah yang menjadikan hidup bukan hanya warna hitam dan putih; atau langit dan bumi melainkan perjuangan dalam mengukur perubahan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar