Rabu, 08 Agustus 2018

Mengurus Perpustakaan



Ini Duniaku Sekarang

      Dunia buku, dunia anak remaja, dunia anak santri. Perjalanan hidup memang tidak ada habisnya selama nafas masih ada, weleh. Dan rasanya pengalaman ini juga sangat menyenangkan. Bermula dari mencari-cari buku di sebuah ruangan kecil di lantai dua sekolah, tempat saya bekerja setelah pensiun menjadi PNS, yang mirip sebuah gudang dan dipenuhi berbagai peralatan di sela-sela rak penuh buku dan hampir roboh, tergerak keinginan saya untuk menata kembali ruang ini. Benar ini semula sudah menjadi ruang perpustakaan tetapi tampaknya sudah lama telantar. Sampah kertas dan debu memenuhi semua perabot dan buku.
Suatu hari saya menawarkan diri untuk mengurus ruangan tersebut, alhasil seperti yang saya hadapi saat ini. Saya jatuh cinta dengan perpustakaan.
      Berbagai referensi tentang kepustakaan telah membuat saya keranjingan bekerja mengelola dan mengurus perpustakaan. Dan sebulan setelahnya ruang kecil di lantai tiga itu sudah dikunjungi siswa dan guru setiap harinya.
Saya mempekerjakan secara cuma-cuma siswa yang menawarkan diri membantu saya pada saat ada jam kosong atau saat istirahat.
Luar biasa partisipasi mereka bekerja tanpa imbalan. Jadilah gudang tempat penyimpanan berbagai peralatan sekolah seperti alat olah raga, peralatan laboratorium kimia dan fisika serta biologi serta benda-benda lain menjadi perpustakaan mini yang sarat dengan koleksi buku.
Terdapat 5600 ekslemplar terdiri 697 judul. Dalam perkembangannya, tercatat 6063 ekslemplar 908 judul setelah satu tahun kami urus.


Penataan awal minus fasilitas




Usaha untuk mewujudkan visi dan misi serta menjalankan program yang sesuai dengan standar perpustakaan sekolah, bukanlah hal yang mudah. Berbagai terobosan secepatnya saya lakukan. Apalagi dengan keterbatasan kondisi sekolah yang belum mampu memfasilitasi sesuai dengan peraturan yang ditetapkan oleh Perpustakaan Nasional, mendorong saya (maaf memang saya yang menantang, demi membantu sekolah saja) untuk giat bekerja semampu saya. Bagaimana cara memotivasi siswa untuk membaca dan berkunjung ke perpustakaan adalah prioritas awal.
Setelah Semua buku tertata di rak dan sebagian di lantai karena rak sudah tidak muat, selanjutnya yag terpikir  adalah meja baca dan kursi. Untuk ini saya kebetulan mempunyai dua meja panjang bekas di rumah. Jadilah meja bekas ini menjadi meja baca yang bisa digunakan untuk dua belas siswa. Syukurlah sejak itu setiap hari meja loakan itu menjadi benda yang berguna.
Untuk lebih meningkatkan gairah membaca, sesuai dengan Peraturan Kepala Perpustakaan Nasional Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2017 tentang Standar erpustakaan Sekolah Menengah Atas dsn Madrasah Aliyah tahun 2017, untuk promosi pe

Rak Buku besi yang sudah Miring 
Upaya menambah koleksi Terus saya lakukan sesuai dengan contoh sekolah-sekolah lain yang sudah memiliki perpustakaan yang baik. Yaitu mengajukan proposal ke badan-badan penyumbang buku seperti Perpustakaan Nasional Republik Indonesia, Perpustakaan Kota Yogyakarta, Perpustakaan Jakarta Kota. Walau hanya Perpustakaan Kota Yogyakarta yang merespon dengan memberi 50 buah judul buku sesuai dengan permintaan, itu menambah semangat saya untuk mencari dan mencari buku sumbangan. Ini adalah buku-buku yang kami terima dari Perpustakaan dan Arsip Kota Yogyakarta.