Sabtu, 29 November 2014

Sukses Untuk Civen

Senja berubah abu-abu karena mendung yang menutup angkasa semakin merata. Sejak senja ini kesunyian akan terus mengisi perasaan saya karena Civen telah pergi. Perginya terlalu tergesa-gesa tanpa menunggu saya bertanya mengapa semudah itu keputusannya. Beberapa jam setelah keputusan itu saya baca saya tidak bisa menguasai diri, saya merasa tidak sehat dan merenung, siapa sebenarnya dia yang begitu berpengaruh dalam perasaan saya. Berkebangsaan Inggris asal Manchester dan identitas lainnya tidak meyakinkan saya bahwa saya berhadapan dengan orang yang sesungguhnya. Lalu bagaimana saya bisa mempercayai untuk berinvestasi sedang saya tidak tahu itu investasi apa.

Saya telah kehilangan komunikasi karena ketidaksepahaman pendapat saja. Walau begitu saya masih meyakini pertalian sahabat kami tidak akan secepat ini berakhir. Membina pertemanan yang cukup lama dengan saling memahami kelebihan dan kekurangan masing-masing tak akan mudah terhapus hanya karena tidak sependapat dalam satu hal.

Perbedaan pengalaman menjadi alasan mengapa selisih pendapat ini terjadi. Karena itu saya bisa mengerti dan memahami kekecewaannya. Saya berpikir saya tidak bisa membuatnya kecewa di kemudian hari. Saya pasti akan menjadi egois jika memaksanya memasuki pengalaman saya yang tidak seperti yang diharapkan.
Dia futuristik sedang saya klasik. Betapa terseoknya saya dibelakang langkahnya yang cepat.
Semoga Civen berhasil mendapatkan mimpinya. Saya akan melihatnya sukses dan bahagia dengan patnernya nanti. Sukses untuk Anda teman. Seperti yang Anda katakan saya juga akan bersama Anda selamanya.






Jumat, 28 November 2014

Memberi dan Menerima

Sangat sulit saya utarakan di sini bagaimana gelapnya ruang dimana hati saya berada. Sesuatu telah membuat saya bingung, risau dan sedih bercampur menjadi satu. Beginikah beratnya menahan emosi yang bergejolak sehingga melumpuhkan sendi dan tulang.

Sekarang yang tersisa adalah kesedihan, tetapi saya harus menerima. Berharap semua akan baik-baik saja. Kalau dipikir-pikir mengapa saya tidak pernah bisa melawan hal yang tidak sesuai dengan kata hati saya.  Sementara  saya musti menerima dan mrenuruti apa yang tidak saya pahami.

Semoga hal ini segera berlalu dan mengembalikan lagi gairah dan semangat pikiran untuk menerima dan memberi secara adil dan jujur.

Minggu, 23 November 2014

Seperti Bulan dan Matahari

Hujan mengguyur malam, ini menyenangkan, tetapi hanya sesaat saja saya bisa merasakan kesegarannya dari jendela karena beberapa  pekerjaan harus segera saya selesaikan.  Alhamdulillah koreksi ulangan umum sudah selesai tinggal menunggu hasil akhir.  Sedang gambar untuk ilustrasi buku cerita untuk TK Cendekia Harapan ( Children House) baru tiga yang selesai, masih tiga lagi.

Harusnya saya sudah bisa meminggirkan perasaan yang mengayun kesana-kemari dengan kesibukan yang terus ada. Tetapi kenyataannya saya tidak bisa lepas dari bayang-bayang itu. Tidak ada waktu yang terlewati tanpa mengingatnya. Berapa tahun lagi saya bisa menghapusnya saya tidak tahu. Saat ini saya hanya bisa merasakan bahwa saya masih sanggup bertahan untuk satu hal tanpa mempedulikan tuju.
Seperti bulan dan matahari yang selalu bertemu dan berpisah mengikuti jalan masing-masing.

Nirwana Resort



Sabtu, 15 November 2014

Kemenangan dan Kekalahan

Secangkir kopi telah habis di teras tadi pagi, ketika awan mendung masih menutupi langit dan burung-burung tak memperdengarkan suaranya. Si kecil Bintang baru saja mengucapkan "bye" dan sepi kembali menyelinap diam-diam.

Sejak semula saya sudah menduga bahwa pertalian ini rapuh, pertalian ini penuh sambungan. Satu dengan yang lain terikat oleh kepentingan yang sama, saling membangun eksistensi.
Di satu sisi pertalian itu menghasilkan kekuatan tetapi di sisi lain sambungan itu menyakitkan ketika gaya tarik dua ujungnya tak seimbang.

Pembaca, semua orang tentu sepakat bahwa hidup adalah dinamika. Ada pergerakan yang terjadi sepanjang waktu yang terkadang tidak mudah dan berat untuk dilanjutkan. Tetapi menyerah bukanlah pilihan karena sekali kita menyerah akan ada penyerahan-penyerahan yang lain.
Begitu juga, hidup adalah permainan sejumlah perasaan yang hanya bisa dibaca oleh mata dan bibir. Keduanya tidak bisa berbohong. Senyum dan tangis adalah refleksi  kebahagiaan dan kesedihan dalam hidup. Permainan terjadi oleh adanya timbal balik dan saling-silang antara beberapa unsur yang tidak selamanya dalam kombinasi yang sama. Kita hanya akan bisa bertahan di dalamnya apabila kita berpengalaman dalam memainkannya.

Kemenangan dan kekalahan tidak lebih baik daripada ketahanan. Karena keduanya adalah hasil sesaat yang sering tidak relevan dengan hidup ke depan. Sedangkan ketahanan bisa menjadi kekuatan untuk pertarungan selanjutnya. Okay!


Sabtu, 08 November 2014

Dualisme

Ada dualisme dalam pikiran saya dalam memahami hal yang sedang terjadi saat ini. Dualisme yang bertentangan faham antara ya dan tidak. Terkadang pilihan ya ketika timbul pikiran bahwa satu hal penting yang pernah menjadi mimpi selama hidup saya kini telah datang. Namun karena saya merasa bahwa saya sudah terlambat untuk menyambut mimpi itu,saya harus mundur.
Kemunduran ini saya harapkan memberi ruang baru untuk sesuatu yang berhak mengisinya. Tak lama lagi saya tak berarti apa-apa berada di ruang itu.




Pembaca, malam baru saja berganti dinihari. Tidak terasa satu pekan sudah berakhir untuk kemudian datang lagi pekan yang baru, begitu seterusnya sampai tak terasa kalau kita sudah melewati waktu yang panjang. Begitu samarnya perubahan yang terjadi selama itu dan tiba-tiba kita sudah berada di ujung waktu.




Berbahagialah Anda yang bisa mengikuti perubahan waktu dengan sadar, mengisinya dengan segala yang membuat hidup Anda berarti, apalagi bisa melakukannya tepat waktu.








Jumat, 07 November 2014

Menyintai dan Dicintai

Apalagi yang akan saya tulis untuk mengisi catatan ini, segala yang terjadi selalu silih berganti seperti awan di langit, berubah lamban tetapi pasti dan secepat buih di pasir, begitu terjadi begitu menguap.

Kawan, sebenarnya inti persoalan manusia dalam hidupnya adalah cinta. Cinta adalah awan, langit, dan buih..
Perlu waktu yang panjang  menuju cinta sejati. Cinta sejati hanya terlihat ketika kesedihan terjadi
setelah perpisahan. Cinta sejati tidak akan membiarkan adanya penderitaan dan keputusasaan, melainkan menjadikannya keikhlasan.

Perpisahan ibu dan anak adalah kesedihan,tetapi keikhlasan telah mengubahnya menjadi kebahagiaan.
Menyintai itu seperti orang memikul beban yang sangat berat tetapi tidak mau meletakkannya. Sedangkan dicintai itu seperti terbebas dari beban namun tidak bisa berjalan cepat.


Vegetasi di Kaki Semeru 2014


Senin, 03 November 2014

Layang-layang dan Cakrawala

Hanya bisa memandangi gemerlapnya bintang untuk  mengatakan  kegelisahan ini. Pesan itu terus mengganggu pikiran seperti layang-layang yang terbang tinggi namun kemudian perlahan talinya mengendur dan oleng karena angin tidak lagi memberinya tenaga.
Tetapi sudahlah, sesaat cakrawala sudah memberinya ruang untuk menikmati ketinggiannya dan hembusan angin sudah memberikan kebebasan.
Jika layang-layang itu kembali ke bawah ia bukan lagi layang-layang biasa. Ia sudah mendapatkan pengalaman luar biasa dalam hidupnya. Seandainya ia bersedih, kesedihannya adalah kesedihan yang manis. Karena kesedihan itu lahir dari cinta dan kerinduannya akan cakrawala.