Rabu, 27 Maret 2013

Selamat Merayakan Hari Raya Galungan dan Kuningan


Yang pertama menerima ucapan selamat dari saya adalah seorang kawan lama. Dia seorang ibu, mantan kawan sejawat yang sekarang pindah kerja di sekolah lain. Ada pelajaran yang sangat berharga saya dapatkan darinya yaitu pelajaran tentang bagaimana mengatur pembukuan dalam mengelola keuangan. Kala itu kami mengurus koperasi sekolah, dia sekretaris dan saya bendahara. Kepandaiannya mengurus pembukuan saya tiru setelah dia pindah. Selalu saya ingat, dia sangat disiplin dalam kerja tetapi sayang sedikit kaku dan sulit menerima kritikan. Dia akan bertahan mati-matian dengan prinsipnya sehingga beberapa kawan pria tidak menyukainya. Pada kenyataannya dia berhasil juga di dalam keluarga. Anak-anaknya sangat patuh sehingga selalu menjadi juara di sekolah dan pada akhirnya keduanya menjadi dokter.

Lebih dari sepuluh tahun kami berpisah dan hanya satu kali bertemu saat ia menikahkah putra pertamanya. Dia selalu memberi ucapan selamat pada hari-hari besar keagamaan saya, tidak pernah lupa. Dan itu juga mengajarkan pada saya tentang kepedulian. Karena itu pula saya ingat-ingat terus setiap hari raya yang dirayakannya untuk membalas kepeduliannya itu.

Setelah itu barulah saya sampaikan ucapan kepada kawan-kawan lainnya. Dan apabila pembaca juga merayakan Hari Galungan, terimalah ucapan selamat dari saya, semoga segala dharma Anda diterima Sang Hyang Widhi Tuhan Yang Maha Esa.






Sabtu, 23 Maret 2013

Malam Ini

Malam ini malam Minggu, saya habiskan dengan menikmati lagu-lagu lama Iwan Abdurrahman. Sepertinya  saya akan susah tidur. Kini  sudah jam 01.15 tetapi sama sekali tidak ada rasa ngantuk.
Sekarang enaknya ngapain ya, baca, senam ato ngobrol, harusnya ketiganya supaya cepat ngantuk. Yap saya mulai...senam dulu lalu baca. Ga usah ngobrol.

Jumat, 22 Maret 2013

Selamat pagi Matahari

Selamat pagi matahariku,
Walaupun angin tidak mau mengabarkan lagi berita tentangmu, kehadiranmu di dalam jiwaku sanggup menghangatkan hidupku.
Masih kuingat,
Waktu itu rembang petang, sisa pancaran matahari berwarna emas sedikit menyilaukan. Dan kamu menjadi matahari senja paling indah yang sanggup menggetarkan jiwaku. Saat itu segalanya menjadi yang pertama kalinya, menatap sinarmu, menyentuh kehangatanmu.

 


Senin, 18 Maret 2013

Ini Sudah Cukup untuk Saya

Ketika saya membuka tas, saya temukan sampah pembungkus roti. Benda ini meyakinkan bahwa saya tidak bermimpi ketika saya mengunyah cheese burger, ketika saya menyedot oranye Juice dan menikmati keramaian senja.





Kala itu saya diliputi rasa bimbang, introvet dan entah kegugupan apalagi. Rasanya pengalaman itu sudah terjadi berabad-abad lalu. Sehingga tinggal samar-samar dalam ingatan kekinian dan masih sangat sulit saya percaya bahwa pengalaman itu ada.
Ini menenangkan pikiran saya, mengenang sejarah adalah mengenang kebanggaan yang sudah berlalu. Dan saya berharap kenangan itu segera menjadi sejarah yang tidak harus terus dibaca. Saya ingin melupakannya sebelum tengelam di dalamnya.

Dear, pembaca, jika suatu ketika Anda mengalami seperti apa yang saya alami, Anda tidak akan menilai seperti apa saya ini. Saya ya seperti yang saya alami, dan apa yang dialami manusia pada umumnya.
Saya punya kemarahan yang tidak bisa terlampiaskan. Saya punya dendam yang tak bisa tersalurkan. Sedangkan iman serta kesabaran dalam kenyataannya tidak cukup memperbaiki kehancuran hidup saya. Saya perlu bantuan.

Dan kini  saya bersyukur, saya merasa mendapatkannya. Tinggallah saya merintis dan menata kembali puing-puing kehancuran hidup saya. Support ini adalah bantuan yang sangat berharga. Yang bisa membangkitkan kepercayaan saya bahwa saya masih perlu ada dalam sejarah hidup saya sendiri.
Cukup sudah. Saya sudah bisa mengembalikan semangat ini. Dan  Ini sudah cukup bagi saya.

Selalu tak Berdaya


Begitu mudahnya manusia ingkar terhadap dirinya sendiri, yang berjanji untuk belajar merefleksi diri.  Hanya cermin yang bisa mengatakan dengan jujur. Namun hati nurani tidak mudah menyerah pada kejujuran refleksi sebuah cermin.

Selalu tak  berdaya, dan suara malam itu ....seperti jeritan welas asih sehingga tidak ada pilihan selain menyerah. Hanya kepadanya saya tidak berdaya.Saya lupa d engan cermin diri, saya kirim permintaannya. Hanya karena saya peduli.


Dan selanjutnya masih saja saya tidak percaya apa yang terjadi kemarin. Saya menangis seperti anak kecil yang tertinggal ibunya di jalanan sampai kepala pusing dan terhuyung-huyung. Saya sedih harga diri saya tersakiti kedua kalinya. Saya menyesal melupakan hal yang sama dua tahun lalu, waktu itu 5 Februari 2011.
Saya tidak bisa menerima perlakuan ini  dan saya  bicara terus mengeluarkan kekesalan saya agar berkurang, sehingga...
Akhirnya saya lega dan semangat saya bangkit ketika saya dipedulikan. Yap, kebutuhan batin seseorang adalah pengakuan. Kepedulian adalah wujud pengakuan atas hak seseorang, yang tidak bisa diterjemahkan sebagai pemaksaan. Hak asasi setiap orang perlu dihargai dan tidak ada seorangpun yang akan membiarkan harga dirinya diabaikan.
Tidak ada paksaan pada kesepakatan. Dan pengingkaran atas kesepakatan adalah perendahan harga diri.


Dan jika selanjutnya saya senang itu juga  bukan berarti saya tidak bisa membaca. Apapun, sedikit atau banyak, asli  atau pura-pura, menjadi tidak begitu penting. Karena ada yang sangat penting yaitu saya mendapat pengakuan hak atas janji yang sudah dibuat.

Candle in The Wind

Tiba-tiba hati saya sendu. Suara Elthon John dalam Candle in The Wind menerawangkan ingatan pada  acara pemakaman Lady Diana. Saat itu lagu itu terdengar terus di televisi. Good Bye Rose. Dan saya ikut larut dalam kesedihan bahkan sampai menitikkan air mata.
Puteri cantik yang malang itu telah menyudahi perannya sebagai perempuan yang teraniaya oleh suaminya. Dan meninggal pada saat menemukan kekasih yang mungkin mencintainya. Pada waktu itu timbul pertanyaan di hati saya, mengapa Lady Diana dulu yang meninggal?

Seperti sebuah dongeng yang sempurna, sesempurna  skenario Sang Pencipta. Bahwa Lady Dyana pergi sebagai puteri yang selalu cantik sampai kapanpun karena ia tidak pernah tua. Tidak salah kalau Elthon John menyebutnya Rose.


Minggu, 17 Maret 2013

Kenangan Terindah

Hari ini, Minggu 17 maret 2013,  Telah terukir sebuah  kenangan yang terindah (Bam's Samson) walaupun terukir di atas lembaran buram.

Tak bisa dilukiskan dengan kalimat, bagaimanapun indahnya kosa kata yang digunakan. The wonderful Memory, it is the real true,my pleasant experience.

Saat ini sulit untuk membedakan antara mimpi dan kenyataan. Sangat sulit untuk bisa mengingat bahwa baru saja saya menghadapi sebuah kenyataan. Berkali-kali saya bertanya  benarkah yang baru saya alami, dan sepanjang jalan saya jawab sendiri bahwa benar ini adalah kenyataan. Bahwa akhirnya  menit-menit yang menyakitkan itu berubah menjadi waktu yang tak akan mungkin terlupakan. Saya bertemu dengan teman yang lama saya rindukan.
Kini ....
saya bisa membangun lagi istana pasir yang lebih kuat sekalipun pada akhirnya ombak akan merubuhkannya.
Saya tidak mau mengulangi kenyataan pahit yang sama, saya tidak sanggup.

Dan kini
 saya seperti menggenggam butiran mutiara yang akan menjadi azimat penangkal segala kesumat. Jika saja ajal mendekat dan menikam saya, saya akan tersenyum menyambutnya.

Rabu, 13 Maret 2013

Hari Raya Nyepi Saya Sendiri

Libur panjang Hari Raya Nyepi sudah usai. Ada sedikit rasa iri kepada adik-adik yang berlibur di luar Bali. Mereka terus melaporkan perjalanannya. dua adik dan keluarganya berlibur di perkebunan dan melihat kawah Ijen. Malam ini  mereka sudah dalam perjalanan kembali ke Bali artinya laporan perjalanannya sudah selesai. Adik kecil saya yang masih pamer-pamer terus, semalam dia di Kuala Lumpur dan hari ini sudah berangkat ke Oman atas undangan seorang kawan yang bekerja di Oil Company. Kami saling mengolok dan yang paling buruk nasib, ya yang tidak meninggalkan Bali. Ohoho itulah saya. Saya ditinggal Pak ketua ke Jakarta, ditinggal si bungsu tamasya ke kepulauan Karimun Jawa. Dan ia juga melaporkan bahwa semalam sudah berada di hotel dan hari ini baru ke kepulauan. Jadi Semuanya pergi bersenang-senang.

Sepiiiiii dan sepi juga di hati. Capek tanpa bekerja kecuali menyelesaikan pekerjaan rumah.
Hanya ucapan-ucapan selamat Hari Raya Nyepi saja serta sedikit ngobrol dengan kawan overseas. Itu saja kegiatan hari-hari ini. Ada dua sms yang saya kirim untuk kawan di Bogor dan seorang teman tetapi...emm.

Besok hari baru sudah dimulai, mulai bekerja dan bersenang-senang dengan kawan dan anak-anak. Bersiap-siap mengumpulkan bekal untuk libur Hari Raya Galungan akhir bulan ini. Saya akan pulang.......menemui bunda seorang. Menikmati indahnya derap pagi di kota kelahiran  dan habiskan malam di taman kota yang tak jauh dari rumah. Hmm saya akan kembali jadi kanak-kanak tidur di punggung ibu sambil bercerita. Inilah yang menyebabkan saya menolak pergi pada liburan Nyepi tahun ini.

Sabtu, 09 Maret 2013

Beginilah Orang Kesepian







Hari-hari menjadi waktu untuk menunggu, padahal sudah jelas tidak ada sesuatu yang harus ditunggu.Semua ada saatnya, dan bila saatnya tiba di situlah sesuatu itu ada.

Pinggang sudah terasa pegal dan panas duduk menyelesaikan gambar,demi menghapus waktu. Ngobrol di net dan BB sudah jenuh dan nambah pusing saja, kecuali obrolan di Big Family. Koreksi sudah melampaui batas tumpukan yang saya lalap habis-habisan meski belum habis semuanya. Masih ada waktu, libur hari raya Nyepi. empat hari sangat cukup.

Wah ternyata saya akan melewati libur tanpa jalan-jalan, karena.....sudahlah dinikmati saja apa yang ada sekarang. Membayangkan kesepian yang panjang memang menyedihkan tetapi menjalaninya lebih penting. Karena itulah sekarang saya di sini, membaca, menulis dan menggambar...(kurang berhitung) Mau berhitung menghitung apa, menghitung hari? (Krisdayanti)

Beginilah orang kesepian...

Rabu, 06 Maret 2013

Beri Saya Semangat

Malam itu sunyi, saya sedikit bicara dan lebih banyak mendengar. Saya pikir pertanyaan cuma itu saja. Namun saya tidak bisa berkata tidak, saat saya seperti diburu waktu meskipun sempat berpikir akan satu permintaan dan saya telah mengabulkannya.


Beri saya semangat.... Kalimat ini  terus saya ingat, saya pikirkan setiap saat karena waktu itu terdengar aneh di antara banyaknya kalimat yang ada.
Apa yang bisa memberinya semangat ? Andai saya tahu apa yang bisa membuatnya semangat....
Walaupun semangat saya sendiri sering terpatahkan.



Senin, 04 Maret 2013

Tak Mungkin Begini Selamanya




Memang tidak mungkin ada yang abadi dalam kehidupan ini, saya tahu. Tetapi terlalu sulit bagi saya untuk membuat perubahan. Sekalipun banyak alasan yang seharusnya membuat saya berubah.
Ketidakadilan timbang rasa berulangkali mencederai perasaan sehingga berulangkali pula saya berpikir untuk berhenti mengingatnya.

Tidak mungkin bisa begini selamanya. Ini terlalu berat saya rasakan..sangat berat sementara yang saya bawa hanya kesia-siaan. Saya masuki ruang terlalu dalam padahal itu hanya ruang kosong dan...Saya bicara sendiri di dalamnya.

Terkadang bermimpi memang bisa membuat kita bahagia namun menggapai mimpi bukan tanpa air mata.

Saya berharap akan terjadi perubahan yang bisa membebaskan saya dari mimpi.