Senin, 30 September 2013

Mencetak Kenangan

Pemandangan pagi musim kemarau dari balik jendela kamar biasa saja. Pohon-pohon perindang tak lagi merindangi jalanan karena daunnya berguguran sepanjang hari. Yang tertinggal hanya daun di pucuk-pucuk yang  menaungi buah yang kering bergelantungan  di dahan dan rantingnya. Semua bergerak lamban di musim panas.
Tetapi di pintu gerbang depan, pohon cempaka dan rumpun palem masih tetap rimbun dan subur menghijau memberi kesegaran pandangan mata.

Sampai kapan musim terus berganti dari balik jendela, mengiringi keseharian siapa yang berada di dalamnya.
Ketika waktu terus membelenggu saat tidak ada yang dikerjakan lagi. Serta kanvas-kanvas kosong tak lagi menjadi pilihan sampai adanya keinginan untuk suntuk di dalamnya.

Kawan, barangkali gambar-gambar kegiatan tengah semester ini akan menjadi kenangan pada suatu saat nanti ketika saya masih bisa bersama-sama mereka dan melihat kembali postingan ini untuk bernostalgia.


Bersama Murid di Hutan Mangrove Bali




Hutan Mangrove

Pemandangan di Ujung Hutan Mangrove

Lewat Tol Nusa Dua Gratisan


Beristirahat dan Bergaya

Monumen Bajra Sandi di Renon

Melukis Bersama

Meriam

Koleksi Museum, Lukisan  Wayang Kamasan

Sambutan dari Pengelola Museum Bali

 

Minggu, 29 September 2013

Would You Miss Me

                 

                      Would you miss me
                      If  i said i had  die tomorrow


Pembaca, ini juga hanya petikan dari sebuah puisi. Saya tidak mempunyai masalah yang berhubungan dengan puisi ini, tetapi saya sangat  menghargai betapa si gadis penulis puisi ini mencintai seseorang.
Bahwa cinta memang bisa menciptakan segala fantasi, ilusi bahkan halusinasi ( vicky sindrom) pada pikiran manusia.
Ketika seseorang menyintai ia bisa menjadi penyair yang baik. Perasaan cinta membuat kata-katanya semena-mena, tidak bisa membedakan antara rasa bahagia dan menderita . Sepertinya dalam cinta terselip rasa takut akan sesuatu dan pada akhirnya sesuatu itu pun terjadi. Berpisah.
Begitulah cinta.
 

                             

Sekeping Roti Secangkir Kopi

Apakah hanya sekeping roti dan secangkir kopi yang selalu menjadi teman penghangat jiwa saya? Kenyataan memang begitu. Terlebih jika saya ingin melampiaskan kekesalan yang tidak berujung pangkal.
Tetapi kali ini tidak, bahkan keping burger keju yang saya beli tadi siang masih tak tersentuh.
 
Sebenarnya saya tidak menyukai kesendirian diam-diam. Tetapi yang terjadi kemarin membuat saya diam hari ini. Tidak adil! Dan saya tidak boleh berbicara. Hanya itu saja namun ketidak adilan itu sudah mengunci hati saya.

Tetapi...tahukah Anda, setengah jam lalu saya baru membaca tulisan Richard Byrne. Ia memberikan contoh bahwa puisi juga bisa dijadikan sumber belajar.  Ada larik puisi  apabila diterjemahkan bunyinya seperti ini:
Masalah yang terjadi kemarin hanya akan menjadi guyonan besok'
Saya pikir itu benar, jadi saya perlu belajar untuk menganggap masalah kemarin sebagai bahan renungan  hari ini dan sebagai guyonan untuk hari nanti. Selesai kan, toh esok kita akan terhibur juga.

Besok jika saya bangun pagi dan secangkir kopi menemani  sarapan  saya, saya sudah bisa menikmatinya sehingga regukan terakhir.





Selasa, 24 September 2013

Mengenal dari Dekat Potensi Lokal Kota Bojonegoro

                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                                

Kota Tercinta


1Selamat Datang di Kota  Bojonegoro !

     Bojonegoro, kota kelahiran saya adalah kota kabupaten yang berada di Wilayah Provinsi Jawa Timur.      Jarak kota Bojonegoro dari ibu kota provinsi, Surabaya, 110 Km ke arah barat melewati Kabupaten Gresik dan Kabupaten Lamongan. Berbatasan dengan kabupaten Lamongan di sebelah timur, Kabupaten Tuban di sebelah Utara,kabupaten Jombang di sebelah tenggara, Kabupaten Nganjuk di sebelah selatan dan Kabupaten Blora di sebelah barat laut, dan Kabupaten Ngawi di sebelah barat.
     Peta lokasi Bojonegoro berada di kordinat Bujur Timur : 112 derajat 25’, dan 112 derajat 09’, dan Lintang  Selatan 6 derajat 59 dan 7 derajat 37’. Berada di antara dua pegunungan yaitu pegunungan Kapur Utara di sebelah utara dan pegunungan Kendeng di sebelah selatan.
    Kepemimpinan Kota Bojonegoro menurut catatan sebuah blog tentang Bojonegoro , sebelum zaman kemerdekaan, Bojonegoro secara kronologis pernah dipimpin oleh 24 Bupati, dan setelah kemerdekaan dari tahun 1945-2018 dipimpin oleh 17 orang Bupati. Pada saat ini yang menjabat sebagai Bupati Bojonegoro adalah Drs. H. Suyoto, M.Si. dalam masa jabatan periode 2008-2018.
Berikut ini adalah beberapa gambar tentang situasi kota Bojonegoro

Kantor Bupati Bojonegoro

Alun-Alun Bojonegoro


      Secara umum kontur tanah kota Bojonegoro merupakan dataran rendah, kecuali daerah di sekeliling pegunungan kapur yang bergelombang naik turun, seperti daerah pinggiran yang berada di dekat perbatasan kabupaten Nganjuk dan kabupaten Jombang. Suhu udara rata-rata berkisar antara 28-35 derajat Celcius. Perbedaan musim kemarau dan musim hujan sangat berpengaruh pada kondisi tanah, yaitu tanah retak-retak pada musim kering dan berlumpur serta banjir pada musim hujan.
     Populasi penduduk kota Bojonegoro berdasarkan sensus tahun 2003 adalah 1.213.000 jiwa dengan kepadatan 508,8 jiwa per-Km2. Mata pencaharian utama penduduk di pedesaan pada umumnya petani, tetapi kondisi lahan yang terus menyempit dan faktor kesuburan tanah yang tidak menunjang, menjadikan sebagian masyarakat beralih ke sektor-sektor lain seperti perdagangan dan pekerja di kota atau merantau ke kota-kota besar seperti Surabaya, Malang. Sedang masyarakat di perkotaan pada umumnya adalah pegawai baik PNS maupun pegawai swasta. Selain itu juga berdagang dan membuka usaha di berbagai bidang. 
     Komoditi andalan adalah tembakau dan kayu jati.


Pintu Alun-Alun di Depan Kantor Pemda



Masjid Darussalam

     Tata kota Kabupaten Bojonegoro mencerminkan tata kota Zaman Belanda, yaitu segi empat mengelilingi alun-alun. Terdiri dari Kantor Pemerintah Kabupaten. Kantor Wakil Rakyat, kantor Perhutani , lalu Masjid Raya dan Kantor Polisi. Kawasan ini menjadi pusat kota yang letaknya mendekati Sungai Bengawan Solo. Bengawan Solo bagi masyarakat kota  Bojonegoro yang tinggal di daerah seberang merupakan sarana vital. Pasar  dan penambangan perahu letaknya berdampingan, berada tidak jauh dari segi empat alun-alun kota Bojonegoro. Dulu sebelum tahun 1974 terminal bus juga ada di sini, di sisi alun-alun sebelah utara.


Pasar  Bojonegoro Dilihat dari Nambangan
Penambangan di  Kecamatan Padangan


Penambangan Kota Saat Banjir



Tambangan Bojonegoro pada Pagi Hari

      Alun alun kota Bojonegoro menjadi tempat  pusat hiburan masyarakat kota kecil ini. Di alun-alun ini selalu ada kesibukan sejak pagi hingga malam. Mulai dari jalan santai pada pagi hari, bersepeda, dan olah raga lainnya sampai sekedar untuk menikmati kopi dan jajanan khas daerah yaitu kue serabi dan ketan anget, serta mencicipi berbagai macam kuliner. Ini menjadi rutinitas  pagi hari dan berakhir pada pukul 08.00. Pada siang hari alun-alun menjadi tempat beristirahat mereka yang memerlukannya seperti pedagang mainan, tukang becak, anak-anak sekolah dll. Selanjutnya pada sore dan malam hari juga menjadi arena jalan-jalan dan bermain anak-anak sambil menikmati jajanan malam.
     Makanan khas Bojonegoro saat ini yang terkenal hanya ledre. Yaitu opak pisang gulung sebagai penganan untuk oleh-oleh. Sedangkan masakan khas yang saya tahu tidak terdapat di daerah lain adalah botok ikan jendil. yaitu sejenis ikan patin dari Bengawan Solo yang dimasak dengan keluwak. Jangan lupa sate kambing Bojonegoro juga enak loh, bumbunya hanya kecap, cabe dan bawang merah mentah diiris lalu jeruk nipis. Tetapi aroma dan rasanya sangat menggoda. Beda dengan sate di tempat lain yang umumnya bumbunya dikasih kacang dan petis. Ada lagi, tahu asin Bojonegoro juga enak.

Semoga Selalu Sehat Bapak

Sarapan Yuk Habis Joging





Serabi Anget
Alun-Alun dalam Suasana Lebaran


Suasana Alun-Alun saat Lebaran pada Malam Hari


2.  Potensi Alam Kota Bojonegoro

Pertanian dan Perkebunan
    Di dataran rendah, sejauh mata memandang jika berada di luar kota yang tampak adalah hamparan   sawah yang ditanami padi setelah musim hujan ketika cadangan air masih ada. Karena sumber pengairan di Kota ini mengandalkan air hujan dan Sungai Bengawan Solo. Ada dua waduk penampungan air yaitu Waduk Pacal  dan Bendungan gerak. Waduk pacal menampung air hujan di pegunungan kawasan hutan jati sebelah selatan, sedang Bendungan gerak membendung aliran Sungai Bengawan Solo tidak jauh dari pusat kota Bojonegoro. Pada musim kemarau panjang kedua penampung air ini tidak mampu mengairi lahan pertanian. Sehingga tanam padi akan diubah menjadi tanam palawija dan tembakau atau sayur. Juga buah-buahan  lokal seperti semangka, melon, timun emas dan sejenisnya. Produk agrobisnis andalan  kota ini adalah daun tembakau, semangka, blimbing dan salak. Tetapi produksinya hanya untuk mencukupi kebutuhan lokal saja .  


Sawah di Kecamatan Kalitidu





Sawah  beralih kebun Sayur pada Musim Kemarau di Baureno




Tembakau di Baureno


Hutan Jati
     Bojonegoro dikenal dengan kayu jatinya.Orang menyebutnya kayu jati Bojonegoro. Karena kualitas kayu jati Bojonegoro yang tidak ada bandingannya di tempat lain. Sangat prima jika kayu tersebut ditebang pada umur yang cukup dan pada musim yang tepat.
Kawasan yang menjadi area hutan jati Bojonegoro berada di sebelah selatan yaitu Dari Kecamatan Dander, Bubulan, Ngasem dan Ngambon, lalu Temayang sampai ke perbatasan Kabupaten Nganjuk dan Jombang.
     Hutan jati ini sebelumnya menjadi kebanggaan orang Jonegoro ketika hutan  masih sangat baik dan terlindungi. Pohon kayu jati pada saat itu, ketika saya masih kanak-kanak, berukuran besar-besar dan menakutkan dalam pemandangan saya. Sepanjang perjalanan menyusuri hutan dari TPK atau Tempat Pelelangan Kayu kota Bojonegoro dengan kendaraan loko atau lori, yaitu kereta penganggkut kayu yang berjalan di rel khusus pengangkut kayu jati, yang tampak hanyalah hutan jati yang lebat. Dan satwa hutan seperti bentung atau monyet hitam kecil yang bergelantungan di pohon-pohon jati yang tumbuh rapat. Sekarang keadaan hutan jati itu sudah sangat jauh berubah. Banyak penebangan yang menyisakan kerusakan hutan karena tidak ditanami kembali. Bahkan tidak sedikit hutan yang beralih fungsi menjadi lahan perkebunan rakyat. Beberapa tahun lalu hanya hutan di Kecamatan Bubulan yang masih rimbun.
    Berbicara tentang kereta kayu Loko dan Lori, membuat saya ingat sebuah perjalanan mengasyikkan dengan dua kendaraan itu. Loko mungkin singkatan dari lokomotif, karena faktanya loko merupakan kepala kereta dengan tenaga mesin yang mungil. Loko ini menarik rangkaian kereta yang bentuknya mirip kerangka jembatan kayu dengan enam tiang penahan kayu di kedua sisinya. Kereta ini berangkat dari Bojonegoro menuju Ngasem. Dan masyarakat menggunakannya sebagai sarana transportasi dari desa ke kota dan sebaliknya. Sedangkan Lori adalah kereta lepas yang didorong oleh tenaga manusia dengan muatan yang sama. Ada sekurangnya empat orang yang mendorong setiap kereta. Saya masih ingat mereka tidak menggunakan baju saat bekerja. Keringat mengucur dari badan dan punggung mereka yang kekar mengkilat. Bersepatu tali yang terbuat dari karet ban. Mereka mendorong sambil berseru Ayo! Ayo! dan Ayo! apabila jalan menanjak, kemudian dengan sigap mereka melompat duduk menggandol di pinggir kereta ketika jalan menurun. Ada perasaan lega melihat mereka beristirahat sejenak sambil tangan mereka memegang rem yang berupa tongkat besar yang menempel di roda besi. Bunyinya berdesing lembut di tengah hutan yang sunyi.
     Sayang semua itu kini  hanya tinggal kenangan. Keberadaan Loko dan Lori sudah digantikan oleh kendaraan truk dan angkutan umum setelah pembangunan merambah pedesaan.
    Sebenarnya andaikan kedua kereta ini masih ada, kita masih bisa mengambil sisi positifnya. Misalnya, pencari kayu bakar yaitu ranting dan dahan jati yang kering serta pedagang daun jati masih bisa kita lihat turun dari kereta. Dulu daun jati menjadi alat pembungkus belanjaan dan makanan sebelum kantung plastik ada. Nasi yang dibungkus daun jati mengeluarkan aroma khas yang menambah selera makan kita. Waduh jadi pengen kembali ke masa kecil saya. Sisi positif yang lain, bisa jadi seandainya Loko dan lori masih ada, pencurian dan pembabatan hutan tidak akan separah ini karena adanya semacam pengawasan dan kontrol masyarakat yang melewatinya setiap hari. Dan  lagi, Loko dan Lori bisa menjadi kereta wisata  di hutan jati yang menarik dan unik.
     Okay, kita kembali ke kayu jati lagi. 
     Kayu jati Bojonegoro menjadi andalan ekspor baik berupa bahan mentah ataupun barang jadi seperti mebel dan barang lain untuk bangunan rumah seperti tiang, pintu, jendela, kusen, lantai kayu dsb. Dan limbah kayu jati menjadi bahan untuk kerajinan dan karya seni yang bermutu di sentra-sentra industri rumahan di sekitar kawasan hutan.  

Hutan Jati di Kecamata Temayang




Kawasan Hutan yang Rusak

Hutan yang Beralih Fungsi





Bisakah Anak Cucuku Mengembalikan Kejayaanmu Nanti

 Pohon Jati yang Selamat dari Kerakusan Manusia

     Alam kota Bojonegoro memiliki ciri khas, termasuk keadaan alamnya kering seperti yang kita lihat pada gambar-gambar di atas. Ini adalah pemandangan yang sangat menarik dan bisa menjadi objek wisata yang sesuai dengan keadaan alam. Misalnya ada jalur trekking menyusuri bukit gundul dan hutan sekalian ada pos perkemahan. Ingat wisata pengalaman sekarang menjadi trend tersendiri karena bisa memberi kepuasan dan tantangan. Termasuk bagaimana  hidup jauh dari sumber air. Di Bali ada objek wisata menyusuri hutan mangrove, di Mesir juga ada wisata menyusuri oase dan padang pasir dengan berjalan kaki. Kenapa di hamparan perbukitan gundul dan hutan Jati Bojonegoro tidak mungkin.

Sumber daya alam Minyak Mentah
     Pada Tahun 2001 diberitakan telah ditemukan kandungan minyak di bawah permukaan tanah seluruh kota Bojonegoro dan kabarnya menjadi kandungan minyak terbesar di Asia Tenggara. Kabar ini tak pelak membuat pemerintah Daerah dan masyarakat  Bojonegoro merasa di atas angin.  Berbagai investor dari luar daerah dan luar negeri berdatangan berebut kue yang ada di meja orang jonegoro. Dan begitu gempitanya berita itu sehingga pada akhirnya Perusahaan asing Amerika Exon Mobile mendominasi pengelolaan ladang-ladang minyak Bojonegoro, disusul dengan PetroChina. Sedang pertamina hanyalah patner kerja. Dan masyarakat kecil jonegoro hanya menjadi penonton.
   Bojonegoro mungkin akan menjadi kota metropolis tidak sampai setengah abad mendatang. Itu prediksi saya. Sejak temuan itu diumumkan, para pemodal sudah bersiap dengan segala infrastruktur. Sarana dan fasilitas umum bertaraf internasional dibangun. Sudah ada rumah sakit internasional, dan sedang dikerjakan hotel bintang lima, Aston. Restoran dan karaoke, Salon dan Spa. Bahkan kafe-kafe mulai bermunculan.
    Kini Sumur-sumur minyak di berbagai tempat di kecamatan sekeliling kota Bojonegoro sudah mulai mengepulkan asap sepanjang waktu,menandakan eksplorasi sudah dimulai. Cerobong-cerobong asap membara di mana-mana  meningkatkan suhu udara pada siang hari dan menampakkan cahaya terang di sekitar obor-obor raksasa itu pada malam hari. Pipa-pipa minyak membentang dari lokasi eksplorasi di Kecamatan Ngasem menuju tempat pengapalan di Kabupaten Tuban yang berjarak kurang lebih 40 Km. Menandai zaman baru kota Bojonegoro sebagai kota minyak.


Eksplorasi Minyak Perusahaan Petrochina




Penambangan  Batu Kumbung dan Pasir 

     Di beberapa kecamatan seperti Baureno dan Babat selatan terdapat penambangan batu kumbung, yaitu batu kapur yang diambil dari alam dengan menatah bukit menjadi batu empat segi panjang untuk bahan bangunan. Para penambang ini umumnya masyarakat desa yang tidak bisa menikmati pendidikan. Dan tidak punya lahan untuk pertanian.
     Selain menambang batu kapur di beberapa tempat di pinggiran Sungai bengawan Solo juga ada penambangan pasir. Pasir ini dibawa oleh banjir dan pada musim kemarau endapan yang ada di tengah bengawan itu ditambang. Sejauh ini penambangan itu member nilai tambah pada pendapatan masyarakat dan belum menimbulkan kerusakan lingkungan.


Siap Diantar

Batu Kumbung

Objek Wisata

      Kota Bojonegoro tidak memiliki objek wisata pantai atau pegunungan yang berhawa sejuk. Karena itu masyarakat kota Bojonegoro hanya menghabiskan weekendnya dengan jalan-jalan keliling kota dan makan-makan atau sekedar berkaraoke ria di cafe-cafe bagi kalangan berduit. Dan menghabiskan waktu di alun-alun dengan naik becak wisata berkeliling alun-alun  pada malam Minggu bagi anak-anak dan remaja.
Adapun wisata alamnya, Bojonegoro mempunyai Kayangan Api di kecamatan Ngasem, Kolam pemandian sumber mata air Dander, Tirtawana, dan Wanawisata Dander. Ketiganya berada di kawasan hutan jati. Objek wisata ini hanya dikunjungi pada hari-hari libur.
     Kayangan Api adalah areal di tengah hutan jati yang merupakan sumber api abadi. Berupa nyala api yang keluar dari permukaan tanah dalam radius hanya beberapa meter saja. Pada malam hari api tampak terang kebiruan, sedang pada siang hari hanya kelihatan seperti fatamorgana. Kurang lebih lima puluh meter di dekatnya ada kolam lumpur yang mendidih sepanjang waktu. Sayang potensi alam ini kurang mendapatkan perhatian. Keadaannya yang kotor dengan warung-warung kumuh membuat objek wisata ini kurang menarik. Padahal potensi alam yang fenomenal ini jarang ditemui di tempat lain.
Lalu dua objek wisata yang lainnya  berupa bendungan, yaitu Waduk Pacal di kawasan hutan dataran tinggi dan Bendungan Gerak di Bengawan Solo.
    Waduk Pacal merupakan bendungan yang berfungsi menyimpan air hujan di dataran tinggi untuk mengairi daerah pertanian kota Bojonegoro dan daerah sekitarnya. Tetapi pada musim kemarau cadangan air tidak mencukupi. Apalagi waduh ini terus meyempit karena pendangkalan. Waduk ini dibangun pada tahun 1933. Pada hari-hari libur waduk ini menjadi tempat berwisata keluarga dan remaja. Sarana yang ada di tempat ini cukup memadai untuk pengunjung lokal. Sayangnya masih kurang tertata. Begitu juga bendungan Gerak di Bengawan Solo.


Lingkaran Kayangan Api

Kolam Lumpur Mendidih

Waduk Pacal Peninggalan Belanda


Objek Wisata Waduk Pacal

Pemandangan dari Atas Waduk 

Pengunjung Waduk Pacal pada Hari Libur

 




3.  Potensi Sumber Daya Manusia

Budaya dan Tradisi
     Masyarakat kota Bojonegoro secara umum memiliki gaya hidup yang sederhana walaupun pembangunan dan modernisasi sudah meningkatkan taraf hidup mereka. Mereka adalah masyarakat pekerja keras dan ulet. Hidup sak dermo atau apa adanya merupakan falsafah masyarakat yang hidup di dalam kondisi alam seperti kota Bojonegoro. Hal inilah yang membuat kehidupan masyarakat senantiasa tenteram dan nyaman walaupun dihajar dengan masuknya proyek-proyek besar sebagai akibat dari adanya perusahaan-perusahaan minyak asing.
    Budaya dan tradisi masyarakatnya terutama di pedesaan masih dipengaruhi oleh budaya leluhur baik yang bercorak kejawen maupun yang bercorak Islam. Perlu diketahui masyarakat Bojonegoro sejak dahulu adalah masyarakat heterogin yang terdiri dari kaum pegawai, umumnya mereka adalah priyayi yang tinggal di dalam kota. Lalu ada kelompok pedagang dan kebanyakan tinggal di kota dan kecamatan, dan kelompok petani yang tinggal di pinggiran dan di pedesaan, dan kelompok agamis yang tinggal di sekitar masjid dan pondok-pondok pesantren  yang dahulu berada di luar kota. Dahulu keyakinan yang dianut masyarakat Bojonegoro juga heterogin.Selain Islam dan kristen ada yang tidak jelas agamanya dan ada yang kejawen. Sekarang mayoritas penduduk adalah muslim.
   Muslim di Bojonegoro adalah muslim moderat yang menghargai sesama, tidak memandang ras, suku, kelompok dan agama. Mereka menjalankan tradisi Silaturahim pada waktu lebaran untuk mengunjungi sanak keluarga dan tetangga. Dan bagi perantau yang mudik lebaran tidak ketinggalan mengunjungi makam orang tua dan Leluhur setiap lebaran. Lebaran menjadi tradisi muslim di Bojonegoro dengan kebersamaan yang nyata. Masih ada tradisi lama di kalangan masyarakat biasa yang menyuguhi kopi panas pada para tamu yang berlebaran dengan jajanan tradisional seperti Juadah, kucur, wajik. gapit dan madu mongso dan kemplang. Ini sangat mengesankan dan menjadi kenangan yang tak terlupakan setiap lebaran.

Mudik Lebaran demi Ibu Tercinta

Sungkeman pada Hari Idul Fitri

Ketupat Lebaran Masakan Ibu


 
Mengunjungi Desa Leluhur di Banjaran Baureno








Mendengarkan Wejangan tentang Kematian di Makam Keluarga 


Bersiap Nyekar



Kopi Lebaran di Sukorejo

Nyadran, tayuban dan ruwatan 
     Tradisi budaya leluhur yang masih ada sampai sekarang adalah Nyadran, yaitu upacara di kuburan untuk memperingati hari jadi sebuah makam, dengan memberi sajian pada makam tertua yang disebut  Danyang, atau yang mbau rekso kuburan. Umumnya ini dilakukan di pemakaman umum yang bukan pemakaman Islam. Upacara dilakukan dengan membuat sajen dan ambeng yaitu nasi dan lauk pauk dalam tampah besar lalu dimakan bersama-sama setelah dipersembahkan kepada Danyang. Biasanya juga disertai dengan pertunjukan wayang kulit. Pada acara ini masyarakat di desa akan tumpah ruah meramaikan dengan berjualan di sekitar kuburan.
     Selain nyadran adalah Tayuban, yaitu kesenian rakyat di pedesaan yang dipertontonkan pada acara-acara perhelatan seperti kawinan atau sunatan dll. sebagai hiburan. Seorang penari tradisional menari di tengah arena diiringi gamelan lalu penonton pria maju menemani dan memberi saweran dengan menyelipkan uang kertas ke dalam kemben sang penari.

     Tradisi ruwatan juga ada di Bojonegoro, terutama di pedesaan. Ada kepercayaan anak tunggal laki-laki harus diruwat supaya tidak dimakan Betoro Kolo (Betara Kala). Yaitu dengan mengadakan pertunjukan wayang kulit semalam suntuk dengan cerita yang lakonnya bisa mengalakan Betara Kala. Ruwatan biasanya diadakan bersamaan dengan saat anak dikhitan.
     Kesenian wayang asli Bojonegoro adalah Wayang  Tengul, yaitu wayang yang terbuat dari boneka kayu yang didandani dengan pakaian model jawa kuno. Dulu pada waktu saya masih kecil, wayang Tengul menjadi salah satu panggung hiburan di alun-alun kota Bojonegoro setiap peringatan 17 Agustus. Dengan lakon yang berganti-ganti setiap malam selama satu minggu. Sayang kesenian wayang tengul tidak ada yang melestarikannya, dan mungkin suatu saat nanti hanya tinggal kenangan.

Karya Seni dan Kerajinan
      Bojonegoro dianugerahi kekayaan alam berupa kayu jati terbaik dengan tekstur dan garis-garis tahun yang lembut. Hal ini menginspirasi masyarakat sekitar hutan untuk memanfaatkan limbah kayu mulai dari akar, batang dan rantingnya  sebagai barang seni dan kerajinan.
     Berbagai barang bernilai seni bisa dihasilkan karena kreativitas yang tinggi. Para perajin dan menurut saya juga seniman itu menyulap kayu-kayu limbah itu menjadi barang yang menarik dan laku dijual, bahkan sampai diekspor keluar daerah bahkan ke luar negeri.
     Daerah yang menjadi sentra produksi kerajinan limbah kayu jati ini adalah desa Betet dan Batokan Kecamatan Kasiman. Sedang Kerajinan mebel, daun pintu serta jendela dan sejenisnya berpusat di desa Sukorejo Kecamatan Kota Bojonegoro. Sedangkan kerajinan dari akar kayu jati terdapat di sekitar Kecamatan Ngraho sampai perbatasan Kabupaten Ngawi.

     Berikut ini gambar barang-barang kerajinan kayu jati dari desa Betet dan Batokan kecamatan Kasiman.


Tempat Payung dll

Jam Dinding
Tempat Aqua



Guci dan Vas Bunga
Kursi Bubut dll
Tempat Buah, vas dan toples





Kerajinan Mebel Bojonegoro
  
     Mebel jati dari Bojonegoro memiliki kualitas yang cukup baik karena dibuat dari bahan kayu jati dari Bojonegoro. Selain bahan baku yang bagus pengerjaan tukang dan finisingnya juga halus. Sentra pembuatan mebel di kota adalah Desa Sukorejo kecamatan kota Bojonegoro. Beberapa perusahaan mebel di sini bergabung dalam satu perkumpulan pengusaha mebel yang memiliki koperasi. Pada event-event tertentu perkumpulan pengusaha mebel ini mengadakan pameran.
    Produksi mebel selain dikonsumsi oleh masyarakat lokal juga banyak menerima pesanan mebel dalam jumlah besar dari kantor pemerintah baik dari daerah maupun pusat.Seperti meja kursi untuk ruang sidang, Almari dan tempat tidur untuk asrama  dsb.
    Mebel buatan Bojonegoro selain bahannya berkualitas, cara pengerjaannya juga ditangani orang-orang yang ahli. Kekuatan mebel buatan Bojonegoro bisa mencapai puluhan tahun.
Di rumah tua kami masih ada beberapa perabotan kayu yang masih kuat sampai saat ini padahal mebel-mebel ini adalah peninggalan nenek yang dibuat sebelum zaman kemerdekaan.

   

Kursi ini Lebih Tua dari Usia Negara Republik Indonesia





Benda-Benda Kayu Jati di Rumah Tua

Almari, Pintu dan Cermin Buatan sebelum Tahun 1945

Pintu Masjid

Bedug di Mesjid dekat Temayang


Pigura Bojonegoro




Pigura-pigura ini dibuat oleh Perusahaan Mebel di Sukorejo. Kekar dengan desain yang klasik.


















Tempat Lilin






Kelembutan kayu Jati pada daun pintu, kusen dan jendela ruangan ini selalu membuat orang bertanya di mana saya membelinya.


Dan cermin dibawah ini adalah cermin yang didisain oleh seorang pengusaha mebel di Sukorejo, Ada empat cermin yang saya buat, dua saya jual untuk teman di Bali.

Begitu juga dua  teman di Bali membuat rumah yang semua bahan kayunya dari Bojonegoro meniru  apa yang ada di gambar ini.










 Benda-benda ini tidak akan habis dimakan usia karena kekuatan kayu jati yang tumbuh di tanah kering berkapur, dan itu hanya ada di kota Bojonegoro.











Mebel Tua yang Setia Buatan Bojonegoro


Ayunan sebelum Finishing di Batokan
     Selain kerajinan kayu jati masih ada kerajian lain yaitu gerabah di Kecamatan Malo dan kerajinan dari batu onix.





     Pembaca yang budiman, Demikian gambaran tentang kota Bojonegoro tercinta.
     Sebenarnya masih banyak yang perlu saya gali lagi tentang kota Bojonegoro dan ingin saya sampaikan kepada pembaca. Tetapi sampai di sini dulu perjumpaan kita dan jangan lupa kota Bojonegoro menunggu kunjungan Anda untuk melihat lebih dekat lagi dan mencicipi sate kambing, asem-asem atau gurami bakar di rumah-rumah makan yang ada di  Kota kami.
    Sampai bertemu pada kesempatan yang lain. DanTerima kasih, bye bye.