Minggu, 31 Juli 2011

Berita 05.30

Hujan meninggalkan basah rerumputan dan jalan setapak di halaman. Saya meyakinkan diri bahwa baru saja angin pagi menyampaikan berita yang saya tunggu. Begitu besarnya harapan saya sekalipun saya tidak mengerti berita apakah yang disampaikan angin pagi ini.Tetapi saya senang.
Minggu pagi ini mendung dan udara dingin terus meliputi waktu.
Namun kehangatan mendekap saya di antara kicau riang burung-burung di pucuk pepohonan di luar.
Kerinduan menjadikan semuanya menyenangkan, kerinduan hangatnya bisik pagi kala mentari malu-malu.Tuhan menyayangi saya, kemarin telah terbaca catatan harian Februari 2009. Saya menangis, teramat berat derita yang ditimpakan orang kepada saya. Saya bisa sekuat itu menyimpan rahasia, bahkan sampai saat ini.
Saya memohon kepada Tuhan pada waktu itu agar Tuhan memberi saya cintaNya sehingga saya bisa mengubur penderitaan.
Sepertinya sekarang saya bisa menenggelamkan derita itu manakala bisik angin menghembus di ruang-ruang saya yang sepi. Inikah cinta itu. cinta semesta alam yang membangkitkan semangat hidup saya setiap waktu.

Minggu, 24 Juli 2011

Berwisata ke Nusa Lembongan





Jam 08.30 kami berempat sudah tiba di Benoa. Masih ada waktu setelah Check in, dan kami memutuskan jalan-jalan di seputar Tanjung Benoa. Menyenangkan melihat pekerja di pelabuhan Benoa berangkat kerja sambil duduk-duduk dekat pelabuhan nelayan.
Jam sembilan bording pas dimulai dan jam setengah sepuluh penumpang dipersilakan masuk kapal untuk sarapan.
Perjalanan wisata ini adalah paket wisata Day Cruise selama lima jam ke Nusa Lembongan dengan kapal Bounty Cruise. Jumlah penumpang sekitar dua ratus orang,hanya belasan orang saja penumpang pribumi. Sebagian besar wisatawan asal Jepang, Korea Dan Cina. Sedikit wisatawan kulit putih dan Arabia serta India.
Begitu masuk kapal langsung sarapan di lantai satu. Menu yang disajikan seperti menu di hotel berbintang. Penumpang bisa memilih sarapan dari roti, cake serta buah semangka, nasi goreng serta mie goreng. Selanjutnya kita bisa mengambil kacang hijau atau kopi dan sirup lemon dingin. Semua disajikan dalam piring dan mangkuk porselen warna putih.
Suasana sarapan ini menyenangkan, sambil menikmati pemandangan saat kapal mulai meninggalkan pantai Benoa.

Keliling Desa dengan Mobil Angkutan Wisata

Paket acara yang dijual adalah breakfast, lunch, village tour, banana boats, snorkeling, canoeing, water slide,diving board dan glass bottom boat
Di teras lantai dua ada live music yang menyuguhkan lagu-lagu country. Lho ini kan pengamen di Solaria Centro Kuta, pemetik gitar, melodi dan pemukul gendang.
Musik ini live selama pelayaran. Teras ini penuh sesak namun menyenangkan. lagu-lagunya enak dipilih sesuai dengan penonton. Ada lagu jepang, korea dan terbanyak lagu mandarin. sesekali lagu barat dan lagu Indonesia.

Sedang di lantai tiga diskotik, tetapi ruang ini sepi pengunjung.Umumnya mereka di sini hanya duduk-duduk melihat pemandangan.
Satu jam pelayaran kami sampai di pangkalan Bounty Cruises. Di sini kita memilih sendiri acara mana yang dipilih. Kami memulai dengan village tour dulu melihat petani rumput laut, Goa Made dan kembali ke pangkalan dengan kapal motor lagi. Selanjutnya lunch. Menunya lengkap. Setelah itu naik banana boats, snorkeling dan water slide, terakhir canoeing.
Jam tiga sore kami dipersilakan ke kapal dan kembali berlayar sambil ngopi dan snack serta mendengarkan musik lagi dengan rasa puas.
Jam empat kami sampai Benoa Harbour. Foto-foto sebentar langsung pulang. Jam setengah enam sampai Tabanan.

Jumat, 22 Juli 2011

Pembicara yang tidak tahu apa yang dibicarakan

Hari pertama murid baru belajar diawali dengan apel di lapangan upacara siang tadi. pembicara kali ini adalah pembina OSIS didampingi Wakil Kepala Sekolah. Mendengarkan isi sambutan yang disampaikan Pembina Osis saya menjadi prihatin.Isi sambutan itu sama sekali tidak menyentuh nilai-nilai pendidikan karakter.
Kata-kata membentak dan mencari-cari kesalahan siswa serta mempermalukan anak di depan teman-teman barunya adalah contoh buruk yang diajarkan kepada anak. Sekian banyak kalimat yang diucapkan tak ada yang bermanfaat bagi pembentukan karakter siswa. Yang mereka tahu hanyalah mereka sekarang menjadi bagian dari Sekolah Model, sekolah mereka yang baru, karenanya mereka harus tunduk dan patuh pada peraturan dan tata tertib.
Sangat disayangkan, sebenarnya lebih baik apabila mereka dirangkul dengan sambutan hangat dan kata-kata kasih sayang sehingga mereka akan menjadi siswa yang patuh dan taat dan cinta kepada almamaternya. seperti kecintaan seorang anak kepada ibu yang menyusuinya.
Tidak jauh berbeda dengan sambutan pada apel pagi.persoalan pendidikan dan anak muda yang diulas sama sekali tidak intelek dan jauh dari dunia anak muda.Perbandingan-perbandingan dalam contoh kelewat menyimpang. Pesan-pesan yang disampaikan tidak menyentuh kepribadian anak dan hanya patut didengarkan oleh orang dewasa.
Yang seperti ini sebenarnya percuma saja. Begitulah kalau terlalu banyak berbicara tanpa konsep. Padahal setiap kalimat yang diucapkan akan diingat anak. Dan terkadang anak tidak menyadari apa yang terekam adalah hal yang tidak baik.

Rabu, 20 Juli 2011

Musim dingin tahun ini

Musim dingin mulai menyapu hari-hari yang berjalan. Begitu dingin yang saya rasakan setelah sebulan persis melihat-lihat beberapa kota selama liburan.Belum banyak kegiatan di tempat kerja dan proses belajar belum dimulai.Rasanya sudah kelewat jenuh tanpa bekerja yang sebenarnya, saya jadi berpikir apabila pensiun nanti apakah akan lebih menjenuhkan lagi? Lalu apa yang bisa menggairahkan semangat hidup nanti?
Namun akhirnya saya harus menyadari bahwa inilah proses yang harus dijalani. Setiap orang memiliki proses hidupnya sendiri.
Tak kurang-kurang saya mensyukuri kenikmatan yang masih bisa saya rasakan. Mengecap banyak pengalaman yang memperkaya dan mempertebal kecintaan saya akan kehidupan.
Bahwa kehidupan ini bukan hanya diorama melainkan gerak manusia dalam setting dan atmosfer yang mahaluas. Hidup bukan panggung sandiwara,karena untuk hidup harus ada perjuangan.Di dalam hidup ada kelahiran, jodoh, rejeki dan mati, tetapi bukan hanya itu skenario yang diberikan Sang Pencipta kehidupan.
Barangkali belum merasakan hidup yang sebenarnya apabila kita tidak pernah merasakan beratnya perjuangan melawan kegagalan hidup. Dan baru akan merasakan betapa hidup ini menyenangkan setelah kita bisa melewatinya. Semua akan baik-baik saja dan tidak ada kata terlambat bagi kita untuk mencari nikmatnya kehidupan.
Dan kenikmatan yang sangat berharga adalah kesehatan. Yaitu kesehatan jasmani dan kesehatan rohani.

Senin, 18 Juli 2011

Arti Diam

Mengapa diam terus menjadi hantu, padahal diam sudah seringkali dilakukan oleh manusia atas manusia. Diam adalah sakit karena itu yang terbaik adalah menjauhi diam. Tidak ada kehangatan sosial dalam diam-diam.
Pada saatnya kita akan merasakan seberapa besar arti komunikasi yang menyehatkan. Ketika manusia berada dalam kesendirian tanpa kreativitas, dalam kejenuhan dan tekanan, perhatian seseorang bisa membantunya.
Sedangkan sikap apatis diam-diam itu hanya menularkan dingin dan kesal. Tinggalkan saja karena sikap itu merugikan. Di luar sana masih banyak keramahan dan kehangatan yang bisa membuat kita bersemangat.

Minggu, 17 Juli 2011

Bersiap Kembali Bekerja

Libur akhir semester sudah berakhir. Berarti rutinitas kerja akan segera dimulai. Hari ini saya ke sekolah melihat situasi,ternyata panitia siswa baru sedang bekerja di sana. Saya membersihkan tempat kerja sampai jam dua belas siang setelah itu belanja ke pasar dan mandi.
Sepi lagi di rumah mengundang rasa kantuk tetapi saya bertahan tidak tidur agar malam nanti bisa cepat tidur dan besok bisa bangun lebih pagi dari hari-hari kemarin.
Apa yang harus saya kerjakan ya,rumah sudah bersih, masakan masih cukup. Ya sudah ! Mendengarkan radio saja sebentar mengusir sepi dan benci , sebentar mau keluar lagi.
Akhir pekan ini saya kesal, ya kesal saja. Bosan.

Kamis, 14 Juli 2011

Saya Terlambat Membangunkan Matahari

Saya sulit tidur lagi setelah jam dua pagi tadi. Rasanya empat jam sejak saya mulai tidur semalam sudah cukup membuat badan segar kembali.Terbangun jam dua tepat ketika bisik dinihari mulai merayapi dinding-dinding kamar.
Begitu besarkah ketergantungan manusia akan waktu,sehingga di setiap detik, menit dan seterusnya catatan terus merambati pengalamannya. Tidak akan ada habisnya jika dituliskan karena setiap gulir waktu melahirkan pikiran dan melukiskan perasaan manusia.
Tetapi tidak semua pikiran dan perasaan bisa diungkapkan dengan kata-kata, karena tidak ada kata yang paling tepat untuk mengungkapkannya. seperti apa yang terjadi dalam gulir waktu saya dinihari tadi. Cepat!
Saya berlama-lama merenunginya hingga fajar pertama melelapkan saya dalam tidur baru yang penuh senyum kedamaian.
Akhirnya.....saya terlambat, terlambat bangunkan matahari....saya menyesal, namun percuma, waktu tak akan berulang. Saya akan membangunkannya esok hari dengan semangat baru menyambut hari yang baru.

Senin, 11 Juli 2011

Menunggu mimpi hangatkan dinihari

Menunggu tidak selalu membosankan, bahkan menunggu bisa menyisakan senyum ketika separuh malam sudah saya lewati. Ketika dingin dinihari menyapu kamar mimpi indah datang membisikkan kehangatan untuk esok hari, saya berpikir inikah hari indah yang bisa saya renda lagi?
Saya berharap begitu, saya berharap semesta menjadi saksi betapa saya membutuhkannya,impian untuk merenda hari-hari baru yang harus saya lewati. Walau itu hanya mimpi.
Dan...
Semalam saya juga menunggu berapa jam lagi malam akan berganti pagi agar saya bisa bangunkan matahari lalu mengucapkan selamat pagi dan merasakan kehangatan sinarnya.
Serta mengubah mimpi menjadi kenyataan.

Sabtu, 09 Juli 2011

Itukah yang namanya Burung Prenjak

Minggu pagi,matahari hangat bersinar dan suara burung dengan susunan irama dan vokal bila dieja seperti ucapan prenjak! prenjak!, menggerakkan semangat untuk menikmati hari pertama setelah liburan panjang ini. Namun semangat ini justru melenakan perasaan karena suasana yang sangat tenang di antara kicauan burung yang terus berganti-ganti. Terkadang sangat lucu seperti suara kanak-kanak yang sedang bermain-main di taman.
Inikah bagian dari keindahan yang saya rindukan kemarin saat lama meninggalkan Bali?

Tetapi masih ada yang saya rindukan lagi, yaitu semangat dan kehangatan cita rasa yang sebenarnya.
Bahwa sesempurna apapun optimisme dan rasa percaya diri saya, tidak akan cukup tanpa sentuhan tangan orang lain. sedikit atau banyak perhatian orang lain adalah kekuatan yang bisa membangkitkan semangat dan cita rasa.
Dan cita rasa adalah citraan, saya bisa bangkit karena citraan saja, saya bisa bahagia juga karena citraan.
Takdir sudah menjadikan saya sebagaimana adanya dan saya tidak bisa melawannya sampai kapan pun. Namun saya mencintai hidup dan harus berusaha mendapatkannya, hidup dengan segala cita rasa. Rasa senang, bahagia dan rindu. Lalu terobati, senang lagi, bahagia lagi dan rindu lagi begitu selamanya.

Merasakan sepi lagi Setiba di Bali

Jumpa lagi rumahku, itulah sapaan pertama ketika saya membuka pagar dan memandangi pintu-pintu rumah. Cantik semuanya, walaupun rumputnya sebagian kecoklatan dan pohon-pohon cabai yang tumbuh dekat pagar tampak merana saya melihatnya sebagai sahabat yang tetap cantik dan setia menunggu saya dalam suka dan duka.
Begitu sunyi, saya melihat kolam di belakang rumah yang tetap jernih dan ikan komet merah itu sepertinya tambah besar, juga ikan bawal perut merah dan kakek gurami dengan anggun menyambut saya. Semua tampak nyaman berenang berkeliling tanaman melati air yang tumbuh subur karena sinar matahari penuh pada bulan-bulan ini.
Tanaman enceng gondoknya gundul akar dan daunnya juga daun melati air serta daun cocor bebek yang berjuntai dekat permukaan air menjadi serpihan bekas dimakan ikan. Ikan-ikan yang pintar.
Terasa sangat berbeda apa yang barusan saya lewati di Jawa dengan apa yang saya hadapi di Bali saat ini. Kehangatan suasana kota kelahiran saya dan segala kemudahan serta dinamika masyarakatnya membuat saya merasa kesepian lagi memulai aktifitas di rumah sendiri.
Kembali ke Tabanan lagi dalam rutinitas yang kurang dinamis, gerak kehidupannya yang lamban dan malas hanya cocok untuk PNS seperti saya. Hari-harinya yang tidak begitu efektif dengan banyaknya libur dan toleransi untuk meliburkan diri di hari-hari kerja juga menjadikan kita merasa terlalu manja untuk bersantai dan bermalasan. Ya... bagi saya tentu saja pas karena saya suka traveling.
Dan kesepian semalam menjadi kesepian yang membuat sedih.

Kamis, 07 Juli 2011

Liburan bersama keluarga dan kawan sudah selesai

Hari ini rumah tua saya sudah kembali sepi.Saya yang terakhir akan meninggalkan rumah ini beberapa jam lagi. Dinihari tadi adik dan anak saya sudah berangkat ke Yogya dan semalam keluarga adik juga sudah kembali ke luar kota.Jadinya joging dan jalan-jalan tadi pagi sudah tidak seramai kemarin.
Kemarin kita masih ramai-ramai ke Tuban, mengunjungi kerabat, ke pantai dan ke tempat wisata.
Begitu mereka semua pergi saya ingin cepat-cepat pulang juga. Rindu suasana Bali yang memanjakan saya dengan alamnya yang menimbulkan rasa cinta akan kehidupan.
Saya ingin menikmati lagi hari-hari dengan rutinitas kerja yang masih tersisa buat saya. Bercerita pada kawan serta mendengar canda dan cerita mereka tentang apa yang terjadi selama sebulan terakhir. Dan...! tentu saja teriak dan tawa gembira anak SMA menjadi hiburan yang sangat menyenangkan bagi saya.
Hari ini saya akan pulang ke Bali, pulang ke perantauan lagi, dengan rasa cinta yang sangat besar karena separo umur sudah habis di sana walau dengan derai air mata.
Kali ini saya ingin menutup hari-hari yang tersisa dengan senyum dan cinta.

Rabu, 06 Juli 2011

Saya Masih Memiliki Semangat

Saya sering bersyukur bahwa saya masih memiliki sesuatu yang Saya membutuhkannya.
Di dalamnya tersimpan kehangatan yang tidak pernah berhenti memompakan semangat.

Walaupun saya sudah banyak kehilangan dalam hidup saya, saya masih bisa menemukan semangat itu. Tidak dapat digambarkan seperti apa dan sebesar apa nilai semangat itu
bagi saya . Seperti matahari, ketika matahari tidak menampakkan cahayanya, hari akan kehilangan semangatnya. Dan ketika matahari menghangatkan sinarnya, hari pun bangkit semangatnya. Dan saat matahari meningkatkan panasnya hari pun memacu semangatnya. sehingga sempurnalah tugas dan kerjasama keduanya.

Saya berharap semangat ini tidak akan habis sampai kapanpun.

Kehangatan pagi hari

Sepertinya menikmati suasana liburan di kota kelahiran saya tidak pernah cukup.Rencana semula hanya dua malam namun masih ingin menambah dan menambah lagi. Keramahan kota kelahiran saya dan makanan serta nostagia saya di seputar taman dan alun-alun yang tidak pernah sepi sejak pagi hingga malam hari.
Keramaian yang familier membuat semua yang berada di tempat ini tidak akan merasa bosan.
Pagi-pagi kami bisa aerobik di jalan seputar alun-alun atau berjalan di lintasan jogging track batu kerikil yang hangat di keliling taman kota. Setelah itu bersantai di ayunan sambil ngobrol dan saling mengenal dengan orang lain, kemudian mengisi perut di pinggir jalan. Makan serabi ketan dan kopi jahe pukul atau teh panas. Kami bisa juga sarapan nasi pecel, lontong sayur, bubur ayam dll sebelum jam delapan.
Pedagang pagi di sini hanya menjajakan dagangannya di meja, sedang pembelinya duduk di atas tikar yang digelar di trotoar.Walau begitu lingkungan di sekitar alun-alun ini bersih dan tidak terlalu sibuk.

Badan terasa segar setelah jalan kemarin. Dan bertambah segar ketika menerima telepon dari seorang teman. Obrolan yang memberi semangat dan kegembiraan.
Begitu berartinya sebuah obrolan dalam kehangatan pagi hari sehingga selalu ada semangat setelah itu.

Minggu, 03 Juli 2011

Malam ini kangen malam-malam di Bali

Jam sepuluh pagi tadi kami tiba di Bojonegoro, suasana rumah tua jadi ramai, anak kedua saya sudah menunggu di sana,ibu saya bahagia sekali melihat saya datang. Dan pada siang hari adik yang tinggal di luar kota datang dengan anak-anaknya.
Kami ngobrol sepanjang hari ini, masak lalu beramai-ramai makan.

Saya jadi kangen Bali ketika teman memanggil. Suara panggilan itu membuat saya ingin cepat pulang untuk menumpahkan kerinduan pada malam-malam dingin di antara suara kepak burung yang melintas atap rumah.
Di sini tidak ada semuanya, tidak ada suara lompatan ikan di kolam dekat jendela dan tidak terdengar suara katak bermain bersamanya.

Jadi saya rindu pulang untuk memulai lagi menata hari serta menghangatkan rumah yang sudah tiga minggu kami tinggalkan

Sabtu, 02 Juli 2011

Tanjung Karang Merak


Jam sepuluh malam hari jumat satu Juli kami meninggalkan Tanjung Karang dengan travel Purnagama, kendaraan Isuzu kapasitas sebelas orang. Kami menempuh waktu tiga jam dari penyeberangan Bakauhuni Merak.Suasana malam membuat tidak banyak yang bisa saya lihat.Karenanya ketika terbangun saya sudah memasuki Jakarta.
Jam smbilan sampai di rumah adik di Bekasi Timur, istirahat sampai sore dan jam empat hari ini, Sabtu saya meninggalkan Bekasi menuju Jatim dengan bus Pahala an saat Kencana.Setelah bertemu dengan anak sulung di jakarta esok kami akan bertemu dengan anak kedua di Jatim karena kami tidak jadi ke Yogya.
Dan saat ini saya berada dalam perjalanan dengan bus Pahala Kencana menuju Bojonegoro.

perjalanan Lampung Jakarta

Kami berjabat tangan jam lima sore, Dua wanita tua itu mengusap matanya. Seperti mimpi saja kami tidak saling mengenal hanya berbekal alamat dan cerita orang-orang tua akhirnya kami bertemu..Menyenangkan dan membahagiakan mereka.
Keadaan kampung Sukoharjo kecamatan dan kabupaten Pring Sewu Lampung selatan tengah, lima puluh kilometer dari ibu kota Bandar Lampung tidk seperti desa-desa transmigran yang saya bayangkan. Desa ini sama dengan desa-desa di pulau jawa. Rumah-rumah sederhana permanen terbuat dari bata dengan halaman yang cukup luas dipenuhi tanaman pangan seperti buah, kopi, cengkeh,akadan rempah-rempah untuk kebutuhan sendiri.
Saya sangat menkmati suasana akrab di sini,makan menu sederhana namun istimewa karena mereka menyajikan masakan ayam hanya bagian dagingnya saja.
Siang hari kami duduk di dapur luas di balai-balai bambu besar sambil ngobrol.Mereka menawari kopi, dengan senang hati saya menyetujui dan saya bergegas menuju tungku yang terbuat dari tanah yang masih ada bara api sisa masak.Tetapi dengan cepat bibi tua itu menghentikan saya dan mengambil daun kelapa kering lalu memasukkan ke tungku dan meniupnya.
Sambil menunggu kopi saya melihat-lihat kebun sekitar rumah.Mereka membuat pembibitan kelapa sawit yang disemaikan dalam polybag-polybag kecil yang dijajar rapi. Pohon kelapa menaungi tanaman cokelat dan kopi. Juga ada pohon apokat, jambu, mangga dan jeruk serta umbi-umbian dan tanaman rimpang.
Saya merasa nyaman seperti ini, kami minum kopi sambil cerita dn makan tempe goreng yang enak dalam lidah saya.
Sayang hari cepat sore dan kami akan segera melanjutkan perjalanan ke Jakarta.

Jumat, 01 Juli 2011

Taman Nasional Kerinci Seblat

Jam dua belas siang tiga puluh Juni kami meninggalkan Bengkulu dengan Travel Innova no BD 1093 AF metalik susu. Perjalanan sedikit lambat karena kendaraan mengganti kampas rem di pinggiran kota Bengkulu.
Ternyata jalan Bengkulu Lampung juga rusak sehingga kendaraan bergoyang terus. Medan mulai berat memasuki kabupaten Seluma, dan Manna Bengkulu Selatan serta kabupaten Bintuhan.Tetapi pemandangan masih ramah dengan banyaknya desa tempat pemukiman. Jalan terus meliku dan naik turun di antara kebun sawit dan karet. Sepanjang perjalanan banyak penjual durian bahkan beberapa kali bertemu dengan perempuan2 menggendong bakul berisi durian.
Menjelang provinsi Lampung medan bertambah berat dengan semakin rusaknya jalan, jalan terus mendaki penuh dengan tikungan tajam. Pantai barat Bengkulu yang indah tertinggal dalam keremangan, hutan sawit dan karet berganti dengan hutan liar dan belukar. Inilah hutan Sumatera dalam bayangan saya. Ternyata yang kami lewati adalah Taman Nasional Kerinci Seblat.Pohon-pohon besar menjulang di antara pohon-pohon kayu yang berjajar rapat. Jalan tertutup rimbun pada bagian teras karena pohon-pohon di kiri kanan jalan menyatu pucuk-pucuknya. Menyeramkan seandainya berkendara sendiri di hutan ini. Jalan di tengah hutan ini menyerupai lorong gelap beralas tanah serta bergelombang. Satunya tanda kehidupan adalah sorot lampu mobil menyembul dari tikungan dan suara klakson.
Selanjutnya....
Pantai lampung hanya samar-samar di sebelah kanan jauh di bawah dan sebelah kiri jurang-jurang dan lembah gelap menganga. Beberapa kali kendaraan terpontang panting karena lubang-lubang yang dalam, begitu juga kendaraan besar seperti bus dan truk tambah sengsara merayap terengah-engah. Silap mata tamatlah riwayat mereka.
Terakhir adalah kabupaten Tanggamus. Jalanan mendaki mulai berkurang dan hutan berganti dengan perbukitan kosong dan lembah serta tebing-tebing kapur berwarna kemerahan.
Jam dua pagi kami sampai di Kota kabupaten Pring Sewu. Di depan pendopo kabupaten tiga orang kerabat sudah menunggu. Mereka adalah tiga bersaudara putra keluarga transmigran asal Jawa Timur yang sudah menetap di kota ini sejak tahun 1955.