Minggu, 31 Agustus 2014

Perlawanan


Tak akan kubiarkan sunyi memagut
Karena aku tahu semesta masih tersenyum padaku
Dan bunga warna memenuhi taman dengan harumnya

Tidak ada obat  yang bisa menyembuhkan sunyi
 Hanya berhadapan dengannya 
Seperti prajurit melawan musuh di medan pertempuran
Menang atau mati

Pelawan sunyi harus tangguh dan tak perlu mati
Dan jika mati bukan karena melawan sepi


Rinjani 2013





Segara Anakan Rinjani 2013

Seperti Udara


G Kelud 2013
Kawan
Jangan biarkan kesempatan tenggelam dalam penyerahan tanpa mandat. Karena kesempatan selalu ada seperti udara memenuhi ruangnya. Udara hanya bisa menyegarkan ruang yang tidak dipenuhi muatan. Udara akan mengisi ruang sesuai dengan kapasitasnya. 

Karena itu bersemangatlah sekecil apapun kesempatan yang kita punya, karena dengan semangat kita akan selalu bisa menjaga kualitas kita sebagai manusia.
Begitu juga yang terjadi.....
Segala yang ada dalam kehidupan adalah kefanaan kecuali semangat. Semangat kehidupan terus tumbuh dari waktu ke waktu, dari peradaban ke peradaban tanpa mati. Hanya ketika terjadi katastrof dan bumi tak lagi berputar pada sumbunya, semangat akan padam.

Jadi tetaplah semangat,
Selamat malam,



Waduk Pacal Bojonegoro 2013

Rabu, 27 Agustus 2014

Sepi itu Luka

Sepi mendesak ketika tak ada seorang pun di sini. Bersyukur lagu-lagu manis di
radio setia menemani sampai menjelang pagi.

Benar, sepi itu musuh yang sangat menakutkan. Maka wajar jika  banyak orang terkenal yang tidak berdaya melawan kesepian dengan mengakhiri hidupnya.  Artinya manusia lemah ketika berhadapan dengan sepi. Harta dan ketenaran tidak bisa membuang rasa sepi. Hanya hadirnya orang di keliling kita yang bisa memberi semangat dan  mengusir sepi.

Kawan, dingin menggigit selama ini, kaku segala yang ada tanpa daya. Diam tak bergairah.
Saya berpikitr bahwa  proses hidup paling tidak menyenangkan baru saya mulai. Transisi antarmasa  ini memerlukan kesadaran bahwa banyak hal yang sudah berubah.
Namun, dalam perubahan itu.....
Ada yang masih saya bawa dalam pikiran. Tetapi saya tidak sanggup merasakannya, apa yang ada dalam pikiran itu. Tidakkkk!
Saya terlukai tetapi saya harus bisa mengeringkan luka itu sendiri.


Trekking Semeru-Bukit Eyek-Eyek 2014

Rabu, 20 Agustus 2014

Segalanya Tak akan Berakhir

Segalanya seperti sulit untuk berakhir. Kesunyian yang panjang dalam  penantian juga tidak bisa berhenti. Sementara harapan sudah menjadi semu oleh banyaknya waktu yang berlalu.

Saya sudah sangat tua untuk berpikir tentang hidup dengan penuh kasih sayang. Saya juga meragukan pikiran saya bahwa saya pernah bahagia, karena saya tidak pernah bertemu dengan apa yang dinamakan kasih sayang. Kehidupan saya hanya seperti menunaikan kewajiban saja, tanpa memikirkan kualitas hidup itu sendiri. Dan apabila sekarang saya merasa terlambat untuk memperbaikinya, itu karena saya masih meragukan keberhasilannya.

 Pagi di Gunung Batur 2014


Tidak pernah terbayangkan jika yang saya lalui hanyalah waktu yang dipenuhi oleh kesia-siaan. Hidup saya yang sebenarnya adalah masa kecil saya, masa remaja saya. Perkawinan menjadi perantara dua dunia yang sangat jauh berbeda.
Jembatan hati saya putus perlahan menjadi kepingan yang terserak di mana-mana. Jika saya berhasil menyusun kembali satu demi satu kepingan itu,  ia tak bisa lagi menjadi jembatan yang kuat untuk dilewati.

Karena itu kaki saya harus lebih kuat untuk menggapai apa yang masih tersisa di ujung sana.


Sabtu, 09 Agustus 2014

Sebelum sampai pada Satu Titik

Belahanjiwaku,
Ketika matahari tidak lagi indah di mataku
dan bulan tidak lagi bercahaya, aku hanya seonggok benda tanpa bayangan.

berdekap rapat dalam dingin
Di antara kabut yang tak pernah selesai berbisik

Belahanjiwaku,
jalan panjang tanpa ujung, dari  puncak ke puncak adalah kuburan hampa
Bagi jiwa yang enggan berbagi

musim berganti
pucuk pinus gemeretak dipukul angin kemarau, bercerita
Tanpa berita hari esok

Tetapi hidup adalah perjuangan
Sebelum sampai pada satu titik
Kematian


Minggu, 03 Agustus 2014

Di Detik Mendebarkan

Selamat malam,
Sebentar lagi malam akan berganti pagi. Rasanya baru saja saya melampaui hari-hari yang sulit dan menyesakkan. Namun saya tahu bahwa di dalam kesulitan ada kemudahan.
Ini bukan yang pertama kalinya kami  menghadapi ujian berat terutama bagi ibu saya yang sudah sangat tua.

Saya baru saja meletakkan ransel dan bicara basa basi dengan adik-adik tentang perjalanan mudik kami bertiga, ketika kemudian seorang adik saya menarik tangan saya memasuki kamar. Pasti berita istimewa, pikir saya, kalung berlian ibu ketemu? saya menduga-duga.
Tetapi...ternyata saya kecewa. Lalu dua adik yang lain menyusul masuk kamar dan serius membicarakan masalah yang sangat rumit ini.
Untuk beberapa jam kami hanya bisa berpikir dan termangu sampai akhirnya saya memutuskan untuk satu forum negosiasi. Masalahnya apakah pihak kedua mau bertemu apa tidak karena beberapa kali adik bungsu saya sudah mencoba belum berhasil. Saya menyarankan sekali lagi untuk mencoba.
Dan pada akhirnya permintaan saya dikabulkan.

Jam 09.45 kami berdua sudah dijemput sopir menuju Hotel Aston. Sopir langsung membawa kami ke Kundika Restaurant melalui lift dan mengatakan agar saya menunggu di ruangan itu. Sementara di ruangan itu hanya ada seorang bartender sedang merapikan gelas. Beberapa menit sopir masuk lagi dan mengatakan bahwa orang yang saya tunggu sedang ada meeting.
Dengan berdebar-debar saya menunggu dan berpikir tentang bagaimana saya akan memulai pembicaraan serta membayangkan seperti apa orang yang akan kami hadapi. Pas kebetulan kami sedang ngobrol sambil tersenyum dan tertawa kecil seseorang berpostur sedang, masuk lalu mendekati kami, tersenyum dan menjabat tangan kami sambil menyebut namanya. Ooo....inilah orangnya. Laki-laki di atas 40 tahun itu meminta bartender meninggalkan ruangan. Dia terlebih dahulu mengenalkan diri dengan selengkap-lengkapnya dengan keramahannya yang saya duga pasti itu palsu,  hanya untuk mengurani ketegangan perasaan di antara kami saja. Padahal sejak awal kami sudah siap dengan rasa damai apapun yang akan terjadi dan apa saja yang akan ia katakan.
Bersyukurlah kami tidak perlu banyak bicara karena semua rancangan penyelesaian yang tidak akan merugikan pihak satu sudah diucapkan tanpa kami bertanya. Hingga pada akhirnya sampai  pada giliran inti pembicaraan yang menjadi tujuan kami demi penyelesaian masalah secara menyeluruh. Dan syukurlah kami berhasil hingga akhirnya lima hari kemudian
semua acara rancangan kami, perempuan berempat berjalan dengan lancar dan baik. Keluarga besar merasa lega dan bergembira.

Kami sepakat akan berkurban apa saja asal ibu senang.

Namun...semua seakan menjadi sia-sia ketika adik laki-laki saya datang.

Kini, di sini saya ingin menangis dan mungkin juga adik-adik perempuan saya yang lain. Tetapi sekali lagi saya percaya bahwa sesungguhnya bersama kesulitan adalah kemudahan. Jadi saya hanya bisa berharap akan ada kebaikan setelah ini. Amien.


Semeru saat Fajar


Dan Aku Harus Bisa


Cuaca mendung dan suhu udara yang dingin menjadi hampa
ketika  cermin tak lagi bisa berkata
kecuali buram

Aku bersiap namun tidak untuk sesuatu
kecuali rasa yang menikam

Keterlambatan memang selalu membuat penyesalan
walau segalanya hanya untuk sebuah cerita dalam ilusi
yang membutakan semua mata

Aku bersiap namun tak pernah selesai
karena jiwaku telah terbelah
dalam kepingan pucat tak bergerak

hanya waktu yang menuntunku keluar dari bayangan semu
dan ribuan mil kubutuhkan untuk berlari
menumpahkan sumpah serapah untuk nasibku.

Dan aku harus bisa