Selasa, 30 Juli 2013

Adakah Pemenang yang Sempurna



Rasanya lama tidak mendengar nyanyian burung pada pagi hari,,,,apa karena tak ada waktu lagi untuk menikmatinya ataukah saya tidak lagi memiliki sense of natural, tidak jelas. Baru saya sadari itu saat saya berbicara pada seorang kanak-kanak untuk melihat burungdi luar, padahal ini malam hari.
Saya juga sudah lama tidak mendengar suara angin yang dulu bisa membawa saya mengelana dan melintasi mimpi. Hanya udara dingin yang terus mendekat dan berbicara tentang sepi.





Pada akhirnya manusia akan berkawan dengan sepi ketika ia tak bisa bernegosiasi lagi dengan dunia sekelilingnya. Pada akhirnya pula manusia akan sendiri seperti permulaan hidupnya di dunia yang sempit. Hidup yang penuh dengan ketergantungan.
Begitu banyak yang akan hilang dari hidup manusia, kecuali jika kita bersyukur. Saya bersyukur bahwa apa yang tidak semua orang mendapatkannya, saya  bisa mendapatkan. Kesehatan, kekuatan, kemauan dan semangat. Saya bersyukur bisa dengan mudah memaafkan.

Menjalani kehidupan dengan ikhlas sangat meringankan langkah kita mencapai kebahagiaan. Anda tidak tahu kan saya pernah dipukul badai yang bertubi-tubi. Saya yakin tidak semua orang bisa bertahan dalam keadaan seperti itu. Dan ketika kini saya bisa melewatinya...sayalah pemenangnya. Saya memang pantas untuk menang.
Saya ikhlas, saya mencintai hidup saya betapapun sulitnya.
Andai Tuhan menghambat umur saya dan memberi kesempatan untuk memperbaiki kualitas hidup saya, akan saya raih semuanya agar saya bisa menjadi pemenang yang sempurna.

Senin, 29 Juli 2013

Di Luar Perhitungan





 
Goa Leang-Leang Maros Sulsel




Saya sudah melakukan sebuah kesalahan yang kini harus saya rasakan akibatnya. Pikiran saya seperti diburu oleh sebuah vonis yang menjebloskan saya ke dalam penjara kerendahan jiwa saya
Apa yang saya lakukan sebagai pengurbanan menjadi bumerang yang mengejar saya. Baru saya sadari sebenarnya apa yang saya katakan pengurbanan itu hanyalah sebuah kesalahan yang meninggalkan jejak yang tak akan terhapus sampai kapan pun.

Saya menerima, saya bisa menerima dan saya pasti bertanggungjawab atas semua kesalahan itu, tetapi saya tidak akan bisa bertahan oleh dorongan yang terus menerus menggeser saya. Saya pasti akan tumbang. Seberapa besar keinginan saya untuk tidak bergeming ternyata percuma. Saya sedih, dan terkadang menitikkan air mata. Saya melihat indahnya matahari saat terbit tetapi saya tidak berpikir bahwa pada waktunya matahari akan membakar saya.

Sabtu, 27 Juli 2013

Malam Karantina dan Pembekalan

Malam ini adalah malam karantina dan pembekalan untuk anak kelas X yang akan mengikuti pemilihan Putera dan puteri Bisma 2013 pada hari Senin nanti. Kegiatan ini dilakukan dalam rangkaian acara ulang tahun sekolah yang ke-33 pada tanggal 30 Juli.



Ada satu acara yang pintar mempermainkan emosi peserta yaitu saat acara berbagi pengalaman. Sebelum sharing dimulai, peserta  beserta guru pembina duduk melingkar di lantai, lalu menyalakan lilin dan lampu aula dipadamkan. Ruangan menjadi temaram. Sebuah lagu lembut berbahasa Iggris diperdengarkan.
Tema sharing adalah tenang motivasi anak-anak  memilih  sekolah kami, Bisma.
Aneh, suasana berubah menjadi sendu, tiga peserta yang berbicara semuanya bercerita tentang broken home, tentang ibu mereka yang kuat dan menjadi motivasi terbesar mereka untuk sekolah dan memilih sekolah ini untuk menggantungkan masa depan. Ketiganya sama mengatakan bahwa mereka tidak sama bahagianya dengan teman-teman lainnya sejak kanak-kanak. Dan yang lebih parah adalah salah satu calon puteri yang mengatakan menyesali kedua orang tuanya. Dia berpisah dengan keduanya sejak kecil dan diasuh bibinya di luar kotanya. Ia biasa  hidup tertekan dan tidak bisa merasakan  kehidupan seperti teman lainnya sampai saat ini.




Suasana menjadi semakin sedih ketika pembiacaraan beralih pada pembicaraan tentang orang tua. Apalagi kemudian dilayar ditayangkan gambar kanak-kanak dan ibu yang sedang berjuang demi anaknya  dan lagu Potret Bunda, Melly Guslaw diperdengarkan, mulai terdengar isak tangis, anak laki dan perempuan tidak ada bedanya beberapa menangis.






Sentuhan tentang ibu sepertnya sangat mengena di hati mereka. Hampir-hampir saya juga menangis jadi ingat orang tua juga, terutama ibu yang sampai saat ini saya tahu mungkin belum pernah saya buat bahagia.
Maafkan saya Ibu.......

Inikah Seribu Satu Tanya

Seribu satu tanya kutahu tak ada jawaban
Tetapi ada satu kunci
jika kumau membukanya


Yudith Yunior

Sudah begitu banyak email itu memenuhi daftar spam, tak bisa saya katakan apapun untuk ini. Mulanya saya merasa kesal tetapi .....selanjutnya biasa saja bahkan senang juga. Tetapi untuk iklan, saya terganggu olehnya, dan tak suka membacanya. Hari ini email yang sama datang dua kali. Selain itu ada kontak misterius sedang online saya sapa lewat IM tetapi tidak membalas. Pasti ini penyusup gelap spams itu. Biar saja apa maunya, tak ada gunanya saya memikirkan hal yang tidak ada gunanya. Untung apa, rugi apa, tahu atau tidak tahu tak ada gunanya lagi bagi saya kini dan selanjutnya kontak itu saya hapus.

Senin, 22 Juli 2013

Adriana, Adriana dan Adriannnnna

Dia hanyalah tokoh fiktif yang selalu datang untuk menyakiti. Begitu menyakiti seandainya ia berbanding dengan apa yang dikhayalkan penulisnya tentang tokoh lain seperti saya.
Saya manusia di alam nyata sedang Adriana tidak pernah ada untuk merasakan apa yang saya rasakan.
Adriana tidak pernah terhina apapun orang katakan kepadanya, tidak pernah sedih betapapun orang perlakukan padanya. Tidak pernah kecewa apapun yang orang sebutkan padanya. Tidak pernah menangis apapun orang terimakan kepadanya.

Adriana, Adriana.....
Tahukah dia ada pilu di dada saat terus mengenangnya. So melupakan adalah perjuangan untuk menghapus kenangan itu. Tetapi ketika membaca tulisan Adriana  perjuangan itu seperti hal yang sia-sia. Bahkan seperti merantai saya untuk tetap berada dalam lingkaran cerita yang menjadikan saya berduka.

Saya berduka namun saya sudah terlalu akrab dengan Adriana sehingga saya merasa seakan dia berada di dekat saya.
Adriana....


Pantai Tanjung Bunga Makassar

Minggu, 21 Juli 2013

Kali Ini





Rumah Panggung di Palopo



Kali ini tidak ada lagi jalan menuju mimpi sampai waktu yang tidak terbatas. Sisa-sisa manisnya mimpi itu tinggal samar di antara rasa manis dan tawar antara ada dan tiada.
Walau begitu saya akan tetap menghargainya sebagai bagian dari sejarah yang tidak boleh dilupakan. Yang pernah saya tulis di lembaran-lembaran malam dan siang dengan penuh harap dan cinta.
Ketika semangat membakar dada menggelorakan gairah hidup tak terbendung. Seperti melihat sebuah pulau dalam pelayaran dan bergegas mengendalikan kemudi untuk mencapai daratan.
Hanya semangat dan harapan, tak pernah berpikir bahwa satu saat akan ada perjalanan baru dan meninggalkan tempat itu.
 

Sabtu, 20 Juli 2013

Kapan ini Berakhir Manis

Ini kontra produktif, sangat kontra produktif. Jam-jam saya banyak tersita untuk menelusuri jejak labirin persona yang memusingkan. Siapakah yang begitu pandai membuat kotak permainan ini. Kalau hanya teka-teki saya bisa menebaknya, tetapi mengapa dan untuk apa permainan ini saya jadi pusing juga.

Terkadang saya senang berteka-teki, tetapi teka-teki yang tidak selesai hanya membuat capek dan tidak produktif. Saya sudah membuang banyak energi tanpa menghasilkan apa-apa. Ide habis menguap tanpa tulisan, tanpa gambar dan tanpa apa-apa. saya semakin merasa renta dirampas oleh kesal dan marah yang tak terlampiaskan.

Rumitnya kisah ini, begitu panjang jalan yang harus dilalui untuk sampai pada ujung yang tidak pasti. Mengapa ketidakpastian yang sudah pasti ini tidak dinikmati saja dengan wajar. Bukankah dengan begitu masih bisa didapatkan satu kebaikan dari ketidakpastian daripada menghabiskan waktu  dalam ketidakmenentuan yang melelahkan.





Jumat, 19 Juli 2013

Terima Kasih untuk Sahabatku Pitto



Hari ini saya senang ketika melihat ada member baru di Blog Ini Yang Aku Tulis, Saudara Pitto. Namun sayang Profil Pitto tidak saya temukan. Saya mencoba mengirim email tetapi tidak berhasil juga. Karena itu melalui postingan ini saya mengucapkan terima kasih atas kerelaannya menjadi pengikut blog saya.
Saya berharap saya juga bisa mengikuti blog Pitto nantinya karena itu saya menunggu undangannya.

Satu lagi yang menyenangkan pada hari ini adalah undangan dari Veronica Barcala Garcia,  seorang anggota Linkedin yang mengenal saya di Linkedln Upfront Guru - Presentation Skills Training, untuk menambahkannya sebagai teman. Veronica BC saat ini sebagai Marketing Manager En Body & Mind Retreat, Indonesia/Leisure, Travel & Tourism, pendidikan terakhir di Universidad de Deusto. Pernah bekerja di Bali. Dan saat ini bekerja di Eropa.

Dan satu lagi, I Wayan Sutarya, tour guide di Wayan Bali Tour hari ini melihat profil saya di Linkedin

Pesisir Bali Timur

Hal yang biasa tetapi menyenangkan bagi saya.

Selasa, 16 Juli 2013

Catatan Hari Ini

Jam lima sore pekerjaan panitia MOS baru selesai. Sangat lelah, sejak kemarin kami sudah kelelahan sehingga yang menjadi topik saat istirahat makan siang adalah kelelahan. Semalam aneh juga, saya terbangun karena ingin ke kamar mandi saja, begitu pula pada jam tersebut dua teman juga mengalami hal yang sama. Kalau mereka langsung tertidur lagi, saya tidak, karena saya belum masak untuk makan sahur jadi saya langsung masak baru tidur lagi. Dan saat sahur kami sedikit terlambat tetapi cukup waktu bersantap sebelum imsak.

Hari ini tadi saya tepar, ada yang tidak beres nampaknya. Kepala saya sangat pening dan ingin muntah sehingga saya ijin pulang mendahului pada 17.30. Sampai di rumah saya langsung ambruk sampai mendekati saat berbuka. Syukur saya sudah membeli lauk untuk berbuka dan sahur. Jadi tinggal menghangatkan makanan. Saya merasa lega setelah berbuka dan bisa solat tarawih sambil menghangatkan badan yang kedinginan. Dan malam ini saya merasa sehat kembali walaupun belum bisa merasakan nikmatnya minum kopi padahal siang tadi melihat kawan-kawan ngopi selepas makan siang saya berpikir saya akan balas dendam dengan kopi panas di rumah.

Masih dua hari lagi, tadi teman melaporkan lewat BB bahwa semua kawan masih solid dan bertahan jadi saya tidak perlu khawatir. Saya lega dan bersemangat lagi walau saya berada dirumah dan berjanji besok saya akan menebus kekurangan saya hari ini.

Ada catatan penting hari ini, yaitu ketika saya harus menyampaikan amplop berisi uang untuk narasumber dari Kepolisian, saya kikuk. Saya menunggu di depan pintu aula dan begitu narasumber dari kepolisian tersebut muncul di pintu dan menyalami beberapa penurus osis yang saya minta berdiri mendampingi, saya serentak mengulurkan jabat tangan dan memberikan amplop itu. Kami sama diam beberapa detik mungkin, saya benar-benar kikuk sampai seorang kawan mengatakan "Sekedar." Dan tampaknya dia sudah maklum lalu tersenyum sambil mengucapkan terima kasih dan pamit. Oh leganya saya.
Kalo bukan tugas saya memilih pekerjaan lainnya.

Minggu, 14 Juli 2013

Hari Ini Membosankan


Hari ini teramat membosankan. Cuaca kurang bersahabat, angin dan hujan silih berganti satu hari penuh. Bahkan mungkin juga akan berlangsung sepanjang malam. Udara dingin tetapi ada baiknya, puasa menjadi tidak terasa berat sama sekali.
Waktu saya banyak saya habiskan dengan chatting. Dua hari ini dengan Frazy, Cecilia juga dengan murid dan kawan-kawan.
Ada seseorang yang identitasnya tidak jelas, tetapi tidak ada salahnya sekedar ngobrol. Lama-lama pusing juga.
Syukur hari ini akan berlalu.

Besok hari pertama dalam satu minggu, akan menjadi hari yang membawa semangat. Sekolah mulai masuk lagi, dan sebagai panitia Masa Orientasi Siswa, kami masuk lebih awal yaitu pukul 06.30. Seharusnya saya sudah tidur tetapi belum mau tidur. Cecilia masih bicara sesekali sampai saat ini. Beginilah, saya sudah dikuasai oleh sesuatu.

Seharusnya saya yang harus menguasai sesuatu, karena itu saya harus menghimpun tenaga dan meningkatkan stamina untuk pendakian ke Gunung Rinjani Bulan depan. Sebenarnya ini hanya ambisi untuk membuktikan seperti apa yang katanya sorga di puncak Rinjani itu. Siang tadi saya dan adik sudah mendiskusikan perjalanan ini tentang waktu,perbekalan, biaya, porter, pakaian dan perlengkapan.

Saya harus yakin bisa,sekalipun seandainya saya harus berhenti di tengah perjalanan karena sesuatu. Selama ada adik laki-laki saya saya berani. Semoga Tuhan mengizinkan rencana ini dan kami bisa mencapai puncak. Amien.


Rabu, 10 Juli 2013

Mengawali Bulan Puasa



Di Langit Makassar



Hujan turun teramat deras kekasihku,
mengguyur segala yang ada tiada terkira
Menghapus debu dan kotoran
Namun meninggalkan kesegaran pada pagi hari

Matahari hangat sepanjang hari
menepis deru angin dingin
menggoyangkan dedaunan dan dahan
di luar jendela kamarku

Bulan puasa kali ini sepi kekasihku,
Dinihari lewat tanpa mimpi
Tanpa bicara tanpa suara
Hanya suara rintik hujan yang tiada henti
membagikan kesejukan dan keramahan
menghapus kebosanan dan kesepian

Selamat berpuasa kekasihku,
selamat mencari dan menemukan jati diri
Dan belajar kembali tentang arti hidup
yang sudah memberi kita nikmat disamping derita

Hanya dengan berpuasa,
Kita merasakan dekatnya kita dengan Sang Pencipta
Dan menemukan pintu untuk kesalahan kita




Sabtu, 06 Juli 2013

I know you Are a stranger Person


Antara harap dan kesal berkecamuk di kepala, rasanya seperti mau marah tetapi untuk apa dan pada siapa. Saya berharap ada yang manis dibalik kepahitan yang saya cicipi kali ini. Begitu sulitnya manusia melepas diri dari pengalaman yang dilaluinya. Suka maupun duka, baik dan buruk.

Saya berharap kesalahan saya segera dilupakan dan dimaafkan oleh mereka yang tersakiti. Saya ingin kedamaian dengan
menyimpan cinta yang saya punya. Hanya rasa cinta akan segala yang kita miliki kita bisa merasakan apa yang disebut kebahagiaan. Tidak ada yang lebih baik daripada memberi tanpa bermimpi untuk kembali, ketika kita tahu bahwa kita tak memerlukan apa yang kita beri untuk kembali.

Saya harus menyimpan cinta serta membuang marah dan benci apapun yang menyakiti.




Jumat, 05 Juli 2013

Mengemas lagi Perjalanan Wisata di Sulawesi Selatan

Begitu sibuknya saya seminggu terakhir ini sehingga tidak sempat menulis dengan baik perjalanan wisata saya di Sulsel. Kali ini saya akan menulisnya kembali.
Saya ditemani suami berangkat dari Denpasar tgl 24 Juni dengan pesawat AirAsia. Take off jam 15.20 Wita. Penerbangan selama satu jam dengan ketinggian jelajah 33000 m. Tiba di Bandara Sultan Hasanudin Makasar satu jam kemudian.



Dengan bus Damri menuju kota Makasar dan turun di kantor perwakilan bus Bintang Prima untuk perjalanan ke Tanah Toraja malamnya.
Ada tiga kelas Bintang Prima, yaitu kelas ekonomi, kelas Suspension, dan kelas Scania. Semuanya bagus karena busnya besar dengan motif dan warna cat yang menyolok beraneka ragam. Tidak ada bus yang sama walaupun milik satu perusahaan dan jumlahnya puluhan. Saya mengambil kelas Scania dengan tarif termahal yaitu seratus enam puluh lima ribu.




Jam 22.00  bus meninggalkan Makassar. Bus terlambat karena kerusakan AC sehingga terlambat juga tiba di Tator. Hari sudah terang ketika sampai di kabupaten Enrekang.


Istirahat di  dekat kota kabupaten Enrekang



Memasuki Kabupaten Tana Toraja

Makale, ibu kota kabupaten Tana Toraja

Dan jam 08.15 baru sampai di Rantepao, ibu kota Toraja Utara. Selanjutnya mencari hotel, dan syukur pilihan kami sangat tepat karena ternyata yang kami tempati adalah hotel tertua di Rantepao yaitu hotel Wisma Maria I. Wisma yang tidak begitu besar tetapi suasananya cukup homy. Rate kamar mulai dari delapan puluh ribu. Saya mengambil yang 128.000 rupiah. Ternyata hotel kecil ini disukai para wisatawan mancanegara juga.

Sarapan

Ada rental motor juga di wisma ini dengan sewa Rp 60.000 satu hari. Hari pertama setelah sarapan kami langsung jalan. Sesuai informasi hotel bahwa hari ini ada upacara adat di desa Rantepangli, 10 km dari kota. Objek wisata dalam jalur yang sama adalah Bori, Batu Tumonga dan Loko' Mata.



Arena Upacara di Rante Pangli

Kami tiba di Rantepangli jam sebelas. Hari ini ada pesta Ma'Badong yaitu upacara pemakaman. Arena upacara masih agak sepi. Upacara ini adalah upacara adat menghormati arwah seorang bangsawan yang meninggal satu tahun lalu. Tetapi banyak orang menyebutnya pesta. Upacara ini diselenggarakan di sebuah lapangan luas. Di sana dibangun semacam anjungan yang mengelilingi arena segi empat. Anjungan itu dibagi menjadi petak-petak yang diberi nomor. Ada 120 petak yang setiap petaknya ditempati satu keluarga besar. Anjungan utama adalah anjungan yang berfungsi sebagai panggung juga. Di sana panitia mengatur jalannya upacara dan menerima tamu kehormatan seperti Bupati dan pejabat lain. Di sana foto almarhumah diletakkan di bagian depan atap anjungan.



Anjungan Utama tempan jenazah disemayamkan




Anjungan Bangsawan

Berhadapan anjungan utama adalah anjungan untuk bangsawan. Setelah itu barulah anjungan yang mengelilingi kedua anjungan tadi dengan format segi empat. Anjungan ini ditempati keluarga biasa. Mereka datang dengan membawa hidangan nasi dan lauk pauk yang semuanya dari daging. Untuk turis disediakan petak khusus di sebelah kanan luar anjungan utama. Kami dipersilakan ke sana.


Anjungan  Orang Kebanyakan



Acara diawali dengan dua orang  penari

Jam 13.30 acara akan dimulai. Hadirin berbaris menuju panggung penghormatan kemudian berjalan keliling untuk kembali ke petak masing-masing.Upacara dibuka dengan beberapa kata sambutan dan ucapan terima kasih kepada pejabat pemerintah daerah yang hadir, di antaranya adalah Bupati Toraja Utara. Disusul dengan pembacaan riwayat almarhumah kemudian doa-doa diiringi dengan nyanyi-nyanyian balada kematian lalu acara makan siang di petak masing-masing kelompok keluarga.


Berbaris menuju panggung


Ternak Berdatangan


Babi Antre







Berkeliling Arena kembali ke petak


Selesai prosesi, hadirin kembali ke petak untuk makan-makan dan bersantai, Selanjutnya ternak di bawa masuk kembali ke tengah arena. Bertambah siang bertambah banyak kerbau dan babi yang didatangkan. Binatang itu menunggu giliran untuk dipotong.  Mereka tampak tersiksa di bawah terik matahari tanpa makan dan minum.

Babi dikumpulkan untuk dipotong

 Setiap keluarga menyumbang ternak dalam jumlah yang cukup sampai jumlah besar, tiga puluh ekor kerbau, fantastis padahal harga kerbau Toraja sangat tinggi, bahkan untuk kerbau bule yang paling cantik bisa seharga enam ratus juta rupiah. Gila! Tetapi begitulah harga sebuah prestise. Kami ngobrol langsung dengan seorang anggota panitia, yang ramah dan bersemangat bercerita.


Kurban siap dipotong



Kerbau Termahal di Arena ini ,270 dan 350 ribu rupiah


Rusa Gemuk Siap Berkurban


Kuali untuk Merebus Daging


Arena itu sangat jorok, babi-babi digelimpangkan, ditusuk dan memuncratkan darah di sembarang tempat. Kemudian dipotong-potong lalu direbus dan dibagi-bagikan. Sedangkan di petak-petak mereka makan-makan dengan lahap seperti tidak terpengaruh oleh keadaan.


Babi ini Makan lumpur Kelaparan


Kostum peserta upacara sebagian adalah pakaian adat toraja dengan aneka hiasan dari manik-manik halus warna menyolok untuk wanita. Umumnya pakaiannya berwarna hitam.


Gadis cilik Tator

Peniup Seruling mengiringi gadis Tator


Upacara Ma' Badong ini berlangsung beberapa hari. Dan puncak acaranya dua hari lagi yaitu acara pemakaman jenazah. Kerbau-kerbau besar dan mahal akan dipotong dalam rangkaian upacara.
Kami meninggalkan arena. Di luar Arena ada kesibukan memotong-motong daging babi dan dibagi-bagi. Sementara di jalanan ada beberapa orang menenteng daging babi. Bagusnya di sini tidak saya lihat bungkusan daging dalam tas kresek.


Membagi Daging Babi






Panorama di desa Batumonga dan Lokok Mata


Jam 13.30 kami meninggalkan Rantepangli menuju puncak Rantepao yaitu Batu Tumonga. Sebuah tempat di ketinggian dengan panorama sawah di lembah yang sangat cantik.

Panorama di Batumonga



Panorama dari atas bukit di Batumonga

Dari depan Sebuah Restoran di Batumonga


Makam Batu Loko' Mata

Setelah itu kami langsung ke Loko' Mata, yaitu kuburan di batu besar. Kuburan itu berupa loker-loker di dinding batu yang diisi mayat-mayat. Setiap loker digunakan untuk satu keluarga. Pada saat kami datang penjaga loket mengatakan bahwa setengah jam lagi akan ada dua keluarga menguburkan mayat.


Lubang Makam Tertinggi Hari ini


Sesaat  Peti  akan Dibuka


Benar, sebuah peti mayat diturunkan dari sebuah truk kecil lalu di semayamkan di dekat batu besar itu. Sesaat sebelum diangkat tutup peti dibuka dan diratapi oleh semua anggota keluarga. Tampak beberapa benda kesayangan disertakan dalam peti jenazah.Setelah itu peti ditutup kembali, seorang pendeta berdoa dan selanjutnya peti diangkat dengan tali dan ditarik dari lubang dinding batu jauh di atas.



Peti Jenazah Ditutup Kembali


Upacara Penghormatan Dipimpin Pendeta




Peti Diangkat Menuju ke Lubang Tertinggi





Lega, Peti Sudah Memasuki Lubang




Hampir Sempurna

Sebagian mendorong peti dari bawah dengan kayu dan sebagian menganggkat peti dengan menaiki tangga. Tampak sangat susah menaikkan dan memasukkan peti dalam lubang. Tetapi mereka berhasil dengan baik, padahal tangga yang mereka buat adalah belahan bambu hijau yang diikat saja anak-anak tangganya.

Berikutnya kami kembali untuk mengambil gambar di Bori. Bori adalah kuburan zaman animisme yang berupa batu menhir tegak lurus seperti pilar. Sayang saya tidak bisa mengambil gambar karena hujan lebat.
Perjalan hari itu kami akhiri dengan makan malam sup ikan dan mie Titi.


Hari Kedua di Rantepao
Pasar Raya, Mencari Kawan, Loko'Mata dan Londa

Sehabis sarapan pada hari kedua, kami ke Pasar. Kebetulan hari pasaran. Hari pasaran ini disebut pasar raya yang terjadi dalam satu hari setiap minggu. Pada hari pasaran ini  ada pasar ternak yang meramaikan pasar. Berbagai ternak diperjual belikan terutama kerbau dan babi. Kerbau dan babi Toraja gemuk-gemuk dan bersih.
Keramaian pasar ternak mempengaruhi pasar tradisional. Pasar bahan pokok ini juga ramai. Beraneka ragam mata dagangan khas Tator ada di sini.


Babi-Babi Lucu

Mirip


Zzzzzzzzz 


Tembakau Pinang



Rempah Masakan Tator



Tuak Manis Semanis Penjualnya


Kopi Pahit



Tembakau Sepat Pinang Muda


Sayur Kelor


Pemerasan dan Koloke, rempah-rempah




Jajanan Khas Toraja


Kreasi Ibu

Sehabis dari pasar, kami mencari alamat teman tetapi teman itu sudah meninggal. Kami hanya mendapati kuburan teman, Ibu Yudith Herman. Kuburannya berbentuk rumah mungil di depan rumah adat Tongkongan.

Tongkonan di depan Makam Ibu Yudith

Kota Toraja sepertinya sedang bersiap-siap memperingati hari penting yaitu 100 Tahun Masuknya Injil di Toraja. Di banyak tempat spanduk dan baliho perayaan itu dipasang.Perayaan akan dipusatkan di halaman gereja terbesar di Rantepao. Beberapa kegiatan untuk menyambut hari itu sudah tampak di sana, seperti bazar dan pertunjukan musik pada malam hari.

Tempat Perayaan 100 TH Injil Di Toraja

Selanjutnya ke kuburan kuno Rante Karrasik dan ke kuburan batu Londa yang sangat terkenal di Tator. Di Londa kami membeli beberapa kaos bergambar rumah adat Toraja untuk oleh-oleh.
alah

Menantu,  Anak, Cucu dan Kakak Bu Yudith


Perjalan kami tutup dengan berburu makanan khas Toraja yaitu piong ayam (harusnya babi) dan dangkot, makanan dari daging ayam kapung yang dimasak dalam bambu. Kedua makanan ini sangat lezat. Dan malam nya kami kembali ke depot yang sama untuk makan sup kikil kerbau. waw lezat juga. Pemasaknya orang Tator asli.

Dangkot Ayam Kampung




Dangkot, Piong dan Sup Kaki Kerbau

Udara di Rantepao sangat sejuk, malam terakhir itu kami isi dengan nongkrong di lobi berbagi obrolan dengan yang ada di sana.

Hari Ketiga
Bersiap Ke Palopo

Hari ketiga kami sarapan terakhir. Meja-meja sudah ditinggalkan penghuninya. Seorang ibu mengajak kami bergabung di mejanya. Rupanya dia kesepian. Dia seorang diri dari Jakarta,umurnya kira-kira empat puluh tahun. Juga penghobi traveling. Obrolan kami kelewat seru sampai-sampai kami kesiangan berangkat.


Gadis Kecil Berjualan di pinggir jalan

Rempah untuk Masakan Daging dan Ikan di Rantepao


Dagangan yan Rapi
Jam sembilan kami meninggalkan wisma Maria  ke terminal dengan angkot. Kendaraan ke Palopo hanya mobil van tidak ada bus, itupun jarang, kecuali hari pasaran. Kurang lebih setengah jam baru ada, susuki APV dan arus menunggu lagi setengah jam untuk penuh baru berangkat. Perjalanan Toraja Palopo melewati gunung. Mula-mula jalan menanjak dan berliku-liku sampai perbatasan kedua kabupaten lalu menurun, kendaraa istirahat makan siang di sana.


Jajanan di Perbatasan Toraja Palopo




 
 sampai ke kota Pantai Palopo. Jam dua belas siang kami di kota Palopo.Udaranya panas. Kami tidak berencana bermalam karena di Palopo tidak ada objek wisata menarik. Kami hanya mau tahu kota Palopo. Kami langsung mencari tiket bus ke Makassar untuk keberangkatan malamnya. Tinggal satu bus saja yaitu bus Alam Indah. Selanjutnya dengan ojek kami mencari alama seorang kawan, bertemu setelah dua puluh tahun lebih berpisah.Ia menawarkan motor dan kami berkeliling kota dan ke tempat wisata.


Lemang Ketan Hitam

Becak  Palopo

Add caption

Panen di Lembah Sana




Malamnya kami berangkat ke Makassar.