Jumat, 27 Desember 2013

Dulu dan Kini

 Segala yang ada di dalam kehidupan terus berubah kecuali udara yang terus mengalir, ombak yang bergerak.
Perubahan yang tidak terasa adalah perubahan usia. Perubahan itu merayap seperti pergerakan awan.

 Foto ini diambil 34 tahun lalu, sulung dan bungsu.


 Dan kekinian sudah mengubahnya seperti ini.


Selasa, 24 Desember 2013

Pengalaman Baru Kawan Saya

Perjalanan  kemarin adalah pengalaman yang benar-benar baru bagi dua kawan saya, ketika saya mengajak mereka menyeberangi bengawan Solo yang sedang banjir dengan perahu tua. Mereka tidak merasa takut walaupun ini merupakan pengalaman pertama mereka naik perahu. Sebaliknya mereka banyak mengambil kesempatan untuk bergaya di atas perahu dengan berfoto.
Selanjutnya kami  berjalan menyusuri desa seberang di kecamatan Padangan , 30 Km dari kota Bojonegoro.
Desa ini merupakan sentra industri limbah kayu jati.

Kami berbelanja banyak suvenir untuk oleh-oleh dan pesanan kawan. Kawan saya membeli sebuah kaligrafi besar seharga Rp 700.000. 
Kurang lebih dua jam berbelanja kami sudah kembali menyeberangi perahu. Kami berpisah di kota itu, dua teman melanjutkan perjalanannya ke Ngawi dan saya kembali ke Bojonegoro.Petang kami masing-masing sampai di tujuan.

Malam ini cuaca di kota kelahiran saya cukup cerah. saya menghabiskan waktu dengan jalan-jalan di alun-alun dan naik sepeda hias, lalu main ayunan sambil menikmati es krim dengan seorang anak kecil. Senang rasanya walau tidak ada sesuatu yang istimewa. Inilah arti kecintaan saya pada kota kelahiran.

Minggu, 22 Desember 2013

Happy Mother Day



Hari ini saya bersama dengan i
bu lagi walau dalam beberapa hari saja.
Saya datang tanpa mengabarkan sebelumnya, dan benar, saking gembiranya ibu memeluk saya sambil berkata bahwa saya anak yang paling dirindukan.
Begitulah ibu, saya tahu benar makna kalimat itu karena saya juga sering berkata kepada anak saya bahwa mereka adalah anak yang paling saya sayang untuk pujian kepada setiap anak saya.
Bahwa masing-masing mereka adalah anak tercantik dan tertampan di dunia sambil menciumi setiap mereka
Dan saya juga melihat mereka senang mendengarnya.


Sabtu, 21 Desember 2013

Rasa Ini





 Rasa ini adalah ungkapan yang paling tepat untuk mewakili kegalauan saya hari ini. Cuaca rinai dan mendung yang meneruskan siang berhujan menjadikan suasana menjadi dingin dan beku. Padahal pagi tadi matahari sempat bersinar beberapa jam.
Saya sudah packing perbekalan untuk liburan akhir tahun di Jawa Timur. Dinihari nanti berangkat bersama kawan. Sedang yang lain mungkin akan menyusul dan bertemu di home town. Selanjutnya menghabiskan malam tahun baru di gunung. Tentu saja jika Tuhan mengizinkan rencana ini berjalan.
Dingin ini sedemikian rupa seperti mengubur semangat, dan sepi menekan.




Sebenarnya saya menyadari saya sedang kehilangan. Dan rasa ini timbul dari rasa kehilangan itu,. Rasa introvet terhadap bayangan hari-hari mendatang yang tidak memiliki warna lagi.
Lalu saya akan menjadi apa, memiliki apa dan bicara dengan siapa.

Rasa ini begitu berat menindih sehingga tawa menjadi hal yang sangat berharga untuk saya nikmati. Kalau saja saya tidak melihat berapa banyaknya perempuan lain yang tidak pernah merasakan apa yang sudah saya  nikmati, mungkin rasa ini akan lebih berat lagi.

Yah di atas langit masih ada langit. Segala yang ada dalam pengalaman manusia itu sangat relatif. Relatifitas itulah yang menjadikan hidup bukan hanya warna hitam dan putih; atau langit dan bumi melainkan perjuangan dalam mengukur perubahan.

Rabu, 18 Desember 2013

Hujannnnnnn




Tidak henti-hentinya hujan mengguyur siang ini. Walaupun suhu udara tidak terasa dingin, bisa dibayangkan andai ada yang menyodorkan secangkir teh hangat hhhhmmm pasti enak.
Lain halnya andaikata saya sakit ha ha,   tetapi sakit saya tidak selalu memerlukan bantuan untuk secangkir teh.

Pagi tadi saya tiba di sekolah saat akreditasi sudah dimulai. Pemeriksaan dimulai dari kantor administrasi sekolah dan tata usaha, lalu ruang kepala sekolah, ruang Pusat Sumber Belajar, ruang Teknik Informasi laboratorium Bahasa, Lab. Fisika, Lab. Kimia dll. Berarti pemeriksaan admisnistrasi guru,ruang guru dan lai-lain yang berkaitan dengan guru masih beberapa jam lagi.

Sepertinya lebih dari 50% guru tidak hadir. Wajarlah ini waktu liburan sekolah. Dan lagi akreditasi ini jadwalnya lebih awal karena sekolah kami mendapat giliran pertama yang dinilai.
Begitulah acara saya hari ini.

Kemarin adik saya datang dan membicarakan lagi acara pendakian, semangat saya bangkit seketika tetapi saya putuskan mungkin saya tidak perlu sampai ke puncak. Jadi saya tidak perlu mencari porter. Lagi pula cuaca juga tidak menentu sehingga saya hanya ingin menikmati suasana tahun baru di penginapan Ranu Pane saja. Atau ke pos pendakian Ranu Kumbolo. Tetapi yang begini ini bisa berubah menurut situasi pada saat yang tepat.
Saya berharap akan ada perubahan positif menuju semangat baru untuk mencapai tujuan.
Waktu seperti sudah demikian dekat. Rasanya tidak sabar saja untuk segera memulai perjalanan.

Ini saja berita sore ini, hujan sudah reda dan suara tekukur sudah terdengar jauh di sana menyambut lagi mataharai yang menampakkan diri lagi........









Senin, 16 Desember 2013

Hidup ini Berwarna




Gerimis menandai sore akan cepat kelam.
Tidak banyak yang bisa saya kerjakan selepas kerja. Hari ini merupakan hari pertama workshop Implementasi Kurikulum 3013.
Acara dimulai 08.00 dan berakhir 15.00. Hari pertama diawali dengan pembukaan yang diawali sambutan Kepala Sekolah, dilanjutkan sambutan Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten.Setelah itu dari Narasumber yang membahas tentang kurikulum 2013.



Pada hari berikutnya nanti kami langsung diminta menghasilkan satu produk yaitu RPP yang sudah disesuaikan lengkap dengan alat evaluasi.
Baguslah dalam minggu pertama libur semester ini ada pekerjaan yang bisa merintang rasa bosan diam di rumah. Sambil menunggu yang lain libur juga dan bersama-sama menikmati liburan keluar kota.





Kawan, suara katak bersahutan di sana menambah kesepian di sekitar. Rumput basah dan dedaunan yang merunduk melengkapi rasa ketidak berdayaan melawan kesepian hari. Begini akan terjadi sepanjang masa dalam kehidupan, hingga akhirnya waktu menelannya sampai batas yang tidak ada habisnya.

Di sini, dalam setiap hembusan nafas ada persaingan antara hidup dan mati. Antara semangat dan putus asa, antara suka dan benci. Namun sebenarnya itulah yang menjadikan hidup ini mempunyai warna.

Sabtu, 14 Desember 2013

Kejujuran Tidak Selalu Ada Dalam Perkataan




Hujan mengguyur pada sore ini, weekend menjadi hari yang tenang untuk tetap tinggal di rumah dan tidak perlu berpikir lagi akan mengabiskan waktu di mana.

Di sekolah tadi saya bertemu dengan mantan murid yang sedang menunggu waktu untuk menerima rapor anaknya. Saya tidak ingat siapa dia, saya persilakan  ia duduk di ruang tamu. Tetapi wanita itu terus tersenyum dengan ramah dan memandangi saya. Sampai akhirnya ia bertanya apakah saya ingat siapa dia. Pertanyaan itu sangat sering saya dengar dan langsung saya menjawab, ya saya ingat.

"Ibu, doakan saya, bisa menjadi pegawai negeri ya." Katanya. Saya membalas dengan pertanyaan dimana ia mengajar. Ternyata pertanyaan saya tidak tepat. Dia bukan guru, ia magang di kantor Pemda Kabupaten Tabanan. "oh ya, semoga sukses" Jawab saya. Selanjutnya ia berulang kali mengatakan, bahwa dia dan saya seperti tidak jauh berbeda. Saya masih awet, katanya. Kalimat ini juga sudah sangat sering saya dengar dari mereka. Sebaliknya  banyak juga yang bertanya kapan saya pensiun.

Jadi pada dasarnya banyak orang melihat orang lain berdasarkan korelasi antara pengamatan visual dan pemahaman mereka. Objektivitas dalam keduanya pada orang dewasa sangat sulit dipercaya.

Beberapa kali di tempat parkir motor, ketika saya berada di dekat motor saya, saya merasa  diperhatikan murid saya. Dan ketika benar-benar saya duduk di sadel, mereka bertanya "Ini sepeda Ibu?"
" ya..." Lalu saya lanjutkan "Sepeda anak saya."  Saya tahu pertanyaan murid ini adalah suatu kejujuran untuk mengatakan kepada saya bahwa saya sudah tidak pantas mengendarai Yamaha-MX.
Yah itu sekelumit tentang kejujuran.

Pembaca, sepulang kerja saya langsung belanja dan memasak.
Terasa nikmatnya makan siang hari ini saya rasakan berdua dengan si bungsu. Dan dua kali mengisi piring adalah sebuah kejujuran bahwa masakan saya kali ini lezat...he he he bangga diri.




Jumat, 13 Desember 2013

Pasang Akan Selalu Terjadi

Benarkah pasang akan terjadi ketika bulan mendekati bumi? Pasang naik tidak mengenal waktu, tidak mengenal  berapa abad yang sudah ia lewati. Pasang selalu terjadi dan terus terjadi.

Selama bulan masih ada pasang gelombang di laut akan terus terjadi. Selama nafas masih ada semangat hidup manusia juga akan terus ada.
Patah tumbuh hilang berganti, begitu yang terjadi dalam kehidupan. Karenanya ketika semangat kita patah dan hilang belum berarti akhir dari segalanya. Suatu saat semangat itu akan tumbuh kembali.
Dan kita akan menjadi sesuatu yang baru.


Pantai Kelayar Pacitan 2012

Pembaca,
Sebenarnya sore ini perasaan saya sedih, bukan karena hal yang menyedihkan, tetapi saya tidak bisa mengatakannya karena apa. Perasaan saya tersentuh. Saya ingin melakukan sesuatu tetapi tidak bisa.
Saya hanya menangis.Ingin rasanya berlari tetapi masihkah saya bisa?
Come to me!!!!!







Kamis, 12 Desember 2013

Que Sera Sera

It will be will be, tidak ada apapun yang bisa saya minta kecuali kepasrahan. Kesal, takut dan putus asa sudah tidak bisa saya  rasakan lagi. Semuanya sudah pergi,  Sense of feeling  rasanya sudah tidak berguna.

Saya ingin tahu seperti apa, sebesar apa, sebagai apa, semua ini terjadi. Sudah sekian lama saya mendapatkannya sebagai teka-teki yang gampang-gampang susah ditebak. Mengetahui subjek dalam persoalan ini mudah, tetapi menebak motif semua ini sangat sulit.
Yah sekali lagi it will be will be.
Pada suatu saat semua ini akan berakhir dan saya berharap itu akan menjadi  akhir yang baik.








Rabu, 11 Desember 2013

Nostalgia SMA Mereka










Hujan hampir separo hari menyirami kota Tabanan. Walau demikian suhu udara biasa saja, tidak ada rasa dingin, hanya sedikit sejuk.

Menikmati suara hujan enak juga, bergemericik di cucuran atap dan bergemerisik di dedaunan mengingatkan satu saat satu ketika, yaitu ketika suara titik hujan di fiberglass menjadi  hentakan yang kuat dan menggairahkan, laiknya sebuah irama gendang yang dipukul mengiringi tarian yang dinamis.

Kini hujan biasa saja, ia turun lalu berhenti dan menitik kembali dalam gerimis satu-satu. Saya selalu berharap begitu tidak lebih.

Saya banyak menghabiskan waktu di teras. Rasanya ada yang melegakan di hati. Saya ingat-ingat ada apa ya hari ini. Setelah saya urut kebelakang apa yang terjadi hari ini baru saya tahu. Pasti karena obrolan tadi siang dengan mantan murid saya. Obrolan itu melebar terus sampai menjadi semacam nostalgia yang mempertemukan saya dengan cerita lama tentang murid-murid yang berhasil. Pada satu kesempatan mungkin saya akan berjumpa karena saya sudah tahu di mana mereka. Dan saya yakin, sangat yakin mereka akan sangat terkejut dan senang. Karena dua anak yang diceritakan ini adalah pengagum saya dulu dan sebaliknya saya juga terhadap mereka. Mereka berdua dulu adalah juara umum satu dan dua waktu saya ajar dan kabarnya mereka berpacaran. Mereka berpisah setelah tamat SMA karena murid yang laki-laki melanjutkan kuliah di Teknik Kimia ITB dan satunya kuliah di Jurusan Fisika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Udayana.

Dalam cerita tadi digambarkan bagaimana keadaan mereka sekarang. Postur, kepribadian, keluarga dll.
Waduh saya senang sekali. Apalagi diceritakan bahwa Si Putra (saya sebut begitu)  sebagai seorang pimpinan yang disegani di kantornya. Saya percaya karena sejak SMA dia menjadi murid yang sangat baik dan rendah hati.
Saya ceritakan bahwa saya masih menyimpan buku catatannya yang saya pinjam hampir dua puluh tahun yang lalu. Saya meminjamnya karena buku catatannya sangat rapi. Dia selalu mencatat apa yang saya bicarakan di depan kelas. Karena itu saya meminjamnya saat akan mengajar di kelas berikutnya. Jadinya saya belajar dari apa yang dicatatnya untuk memudahkan saya mengajar.
Itu yang sangat berkesan. Saya pernah merepotkannya pastinya karena pada akhirnya buku catatan itu saya yang membawanya. Oh maafkan Nak.
Saya ingin bertemu dengannya. Suatu saat saya akan menemui dia. Anak kecil hitam manis dengan sorot mata tajam yang tinggal di barak asrama polisi dua puluh tahun lalu. Saya akan memperlihatkan padanya buku itu.
 


Tidak Ada Kata Terlambat Untuk Perbaikan






Rapat akhir semester sudah berlangsung, dan cukup lama sampai suasananya menjadi tidak kondusif lagi. Suhu udara di ruangan yang mulai panas dan rasa lapar yang mulai mengganggu menyebabkan kami cepat letih. Sejak pagi persoalannya hanya berkisar pada masalah absensi kealpaan murid yang tinggi, masalah kenakalan murid di luar kelas, masalah murid yang tidak mempunyai nilai ekstrkurikuler dsb. Lalu masalah guru yang malas ngajar, guru apatis, guru yang hanya mengajar dan tidak peduli dengan pelanggaran siswa dsb.Hanya sedikit masalah kualitas dan nilai siswa yang dibahas. Dan ini yang selalu terjadi di setiap rapat.

Selama ini sepertinya wali kelas kurang proaktif menangani masalah murid binaannya, sehingga masih terjadi hal serupa setelah tengah semester berlalu. Seharusnya evaluasi tengah semester gasal kemarin menjadi awal dimulainya merevisi semua permasalahan kelas. Sehingga tidak terjadi hal yang sama pada akhir semester.

Hal lain yang dibicarakan adalah masalah akreditasi sekolah. Awal tahun depan akan ada monitoring dalam rangkaian evaluasi dan akreditasi sekolah kami. Tidak ada pilihan lain kecuali nilai dengan predikat A yang menjadi target kepala sekolah. Karena sekolah kami pernah mendapatkannya pada tahun 2009 lalu dan menjadi sekolah model untuk provinsi Bali. Pusat sudah mengeluarkan dana untuk persiapan ke arah itu.
Sebenarnya semua ini lebih kepada prestise saja. Pada kenyataannya dana yang dikeluarkan sekolah jauh lebih besar dari apa yang didapat, Prestise. Tetapi memang prestise itu penting di samping prestasi.
Karena prestise kami bisa bangga ketika berada dalam lingkaran sekolah-sekolah sederajat terutama di kabupaten.
Kerja keras dalam sebulan ke depan harus dimulai lagi. Kami baru saja bernafas panjang dengan monitoring-monitoring personal bulan kemarin. Kini kami harus meningkatkan lagi segala administrasi mengajar kami.
Bersiap menjawab semua persoalan dan bersiap menjadi model di depan kelas jika tiba-tiba kami ketiban rejeki menjadi aktor atau aktrisnya.

Semua jajaran baik kepala sekolah, para wakilnya, guru dan pegawai sampai tukang kebun dll dipersiapkan untuk menyambut tim pusat yang akan melakukan inspeksi nanti.
Tetapi ini ada baiknya juga di samping prestise dan prestasi, perubahan gaya hidup juga terjadi di sekolah kami. Secara umum sekolah kami menjadi kenal dan terbiasa dengan budaya bersih dar rapi dengan seringnya mendapatkan evaluasi.
Kalau soal disiplin, sekolah kami tidak bisa diragukan lagi. Sejak awal sekolah kami menjadi daya tarik di kabupaten Tabanan karena kedisiplinannya. He he maaf kecapnya kemanisan. Akan tambah manis lagi bila saya katakan, siapa dong guru-gurunya, Hahah Ha Ha...

Maklum setiap keberhasilan tentunya akan muncul pejuang-pejuang Akuan. Sebaliknya dalam setiap kegagalan tak akan ada yang mengaku sebagai biang kegagalan itu. Manusiawilah.

Minggu depan kami mulai libur akhir semester sampai tahu baru. Tetapi kami masih punya tugas mempersiapkan akreditasi sekolah. Dan di awal liburan kami akan melaksanakan kegiatan workshop untuk kajian kurikulum 2013. Ini pekerjaan yang menyenangkan. Bekerja sambil berinteraksi dengan sejawat dalam suasana yang rileks.

Okay, saya senang karena pada beberapa minggu yang lalu ketika pengawas kabupaten memonitor kami, menyusul laporan tertulis, saya mengusulkan  perlunya pelatihan khusus untuk mengkaji kurikulum 2013. Hanya dengan pelatihan kami bisa memahami dan mengimplementasikan di dalam kelas. Agak terlambat juga sebenarnya, karena beberapa mata pelajaran yang sudah masuk dalam pengimplementasian kurikulum tersebut sudah jalan.
Tetapi tidak ada kata terlambat untuk perbaikan.








Senin, 09 Desember 2013

Ini Saja Berita Hari ini



Rapat wali kelas akan dilaksanakan besok, artinya yang bukan wali kelas tidak ada kegiatan selain menemani siswa dalam kegiatan olah raga di lapangan. Pagi tadi siswa kelas X yang mengikuti ekstrakurikuler pramuka berangkat untuk perkemahan dua malam. Mereka tampak bersemangat dan bergembira sambil menyapa dengan ramah.

Saya senang melihat pemandangan ini, anak laki-laki memanggul perbekalan dan menata di dalam truk yang sudah berbaris di pinggir jalan. Sementara anak-anak perempuan mengusung peralatan ringan dan menggendong tas pribadi mereka. Sepagi ini mereka sudah hampir siap.

Di dalam ruang guru suasana sibuk menjadi pemandangan umum. Mereka adalah para wali kelas yang mempersiapkan rapor anak asuhnya. Beberapa guru yang lainnya hanya duduk-duduk, termasuk saya. Rasanya tidak terlalu nyaman dalam keadaan begini. Lalu jam sepuluh saya putuskan pulang.
Mengisi waktu dengan sedikit pekerjaan rumah, makan siang lalu tidur.
Hujan yang turun deras menambah nyenyak tidur saya. Istirahat ini sangat cukup sehingga badan segar kembali.

Pembekalan

Selanjutnya saya menulis lamaran pekerjaan. Saya sudah memutuskan setelah yakin saya akan bisa  menjalaninya. Dan saya tidak mau lagi dikatakan tidak konsisten karena tidak menindaklanjuti tawaran itu.
Tanggal 11 Desemberakan saya serahkan dan selanjutnya melihat perkembangan.
Mudah-mudahan tidak ada kesulitan. Saya harus belajar untuk situasi yang baru dan berbeda.
Ini saja berita untuk hari ini.

Minggu, 08 Desember 2013

Saya bukan Siapa-Siapa

Sungguh saya melihatnya, seperti melihat yang sebenarnya.  Teman itu berdiri sangat sopan di antara yang lainnya di dekat pantai. Saya terhenyak dan menatapnya tak percaya bahwa saya sedang melihatnya.
Saya hanya menyebut namanya dan terus menatapnya.

Kejamnya skenario cerita untuk saya. Tak ada yang bisa saya lakukan selain berhadapan dengan kenyataan, saya  adalah saya, bukan siapa-siapa.




Betapa sulitnya saya mengungkapkan rasa ini, tidak ada kalimat yang mampu mengatakannya. Alam telah membiarkan banyaknya misteri cerita terjadi. Dunia nyata seakan tidak cukup menjadi panggung cerita yang berakhir menyenangkan. Karenanya  manusia seperti saya pada akhirnya menjadi lakon yang bermain di panggung khayali.
Saya senang melihatnya.

Sabtu, 07 Desember 2013

Malam Ini

Selamat malam,
Detik-detik merayapi malam begitu cepatnya meninggalkan sunyi dalam penantian. Penantian yang tak ada pangkal dan ujungnya, sama dengan penantian siang terhadap malam dan sebaliknya.
Apakah di luar sana di tengah hiruknya peradaban orang masih bisa merasakan kesunyian?

Kawan,
Sunyi itu duka, sunyi itu kudus, sunyi itu lupa, suyi itu lampus.Begitu kata seorang penyair.
Dalam sunyi berbagai perasaan bisa terjadi. Kita bisa menangis dan tersenyum dalam sunyi. Hanya keputusasaan saja yang bisa menodai rasa sunyi.


Selepas Hutan Bak Nau di Kaki Rinjani 2013


Kesunyian adalah perasaan yang lebih manusiawi dibandingkan dengan euforia kegembiraan yang semu. Kesunyian menyembuhkan kita dari rasa letih menyaksikan peradaban yang penuh masalah dan kepalsuan.
Beruntunglah kita yang bisa menghadapi rasa sunyi. Dan berlari tidak akan bisa menjauhkan kita dari rasa sunyi karena kesunyian itu ada pada diri kita sendiri.

Saat Itu Segalanya



G. Ijen 2011

Saat itu segalanya menjadi indah dan menyenangkan. Di setiap langkah di setiap waktu ada kenikmatan yang saya rasakan, karena saya tahu saya sedang membawa rasa cinta yang begitu besar. Aha ha (cinta kehidupan). Saat itu saya sangat sehat dan gembira  selalu merasa disirami oleh semangat dan gairah yang menyala-nyala.

Saat itu saya seperti menuliskan cerita  tentang tumbuhnya tunas-tunas batang kaktus dari reruntuhan dirinya sendiri. Lalu tunas itu membesar dan berbunga indah tepat pada waktunya. Pohon kaktus memang tidak pernah mati. Ia bisa tumbuh kembali dari keping kekeringannya selama masih ada yang menyiramnya.

Saat itu saya seperti menuliskan syair di awan tinggi agar bisa dibaca siapa saja yang melihatnya, dan berpikir saya adalah orang yang paling berbahagia seperti kaktus yang bangkit dari kehancuran.

Puncak  G Kelimutu 2010

Kini segalanya masih saya simpan menjadi kenangan bahwa saya pernah sangat bahagia dan kenangan itu akan saya bawa selamanya sekalipun cerita sudah berganti.




Saya Harus Optimis Sekali Ini

Siang yang hangat, weekend datang lagi tidak ada yang berubah selain waktu yang terus berganti. Saya di rumah saja, hari ini tidak kerja karena tidak ada lagi kerjaan di sekolah setelah nilai raport terkumpul.

Waktu terasa lambat berjalan ketika hanya berada di rumah. Pekerjaan rumah cukup setengah hari sudah beres. Lalu apa ya, bepergian tidak mungkin dalam cuaca begini. Adik laki saya BC bahwa dia sedang berada di Villa Ombak, Gili Trawangan. Saya katakan itu penginapan berhantu dan airnya asin. Tetapi dia jawab hantunya sudah diusir. Lalu saya bilang, pasti dia menurut karena yang mengusir saudaranya sendiri dan ha ha selanjutnya kami ngobrol tentang rencana pendakian. Saya sanggup tetapi mungkin sampai pos terakhir saja,tidak ikut muncak. Melihat bentuk Gunung Semeru yang mengerucut membuat ragu-ragu juga walaupun jarak tempuh lebih pendek dari Gunung Rinjani. Konon Semeru lebih berbatu dan berkerikil.

Bercerita tentang gunung rasanya tidak sabar lagi, Apalagi pemandangan Semeru dalam gambar sangat menawan dan hijau. Beda dengan Gunung Rinjani yang sedikit pepohonan dan gundul sehingga panas dan gersang.
Masalahnya, masih optimiskah saya jika banyak kawan mengingatkan bahwa saya sudah tua untuk mendaki.
Saya akan mencoba sekali lagi, Akan mencoba tanpa target.
Senyampang kaki saya masih bisa melangkah, mata saya masih bisa menilai keindahan, saya harus optimis sekali ini

Gunung Semeru  dari Lumajang-Malang 2011



.

Rabu, 04 Desember 2013

Kebahagiaan dalam Secangkir Kopi






Selamat petang kawan.

Senja sudah menorehkan warna jingga di langit barat. Setelah rehat dalam tidur yang cukup lama, badan rasanya segar kembali. Kesegaran jasmani dan rohani karena hari ini beban moral dan kerja saya sudah berkurang. Tinggal satu kali kerja untuk satu hari besok yaitu mengumpulkan nilai rapor.

Pagi tadi,jam 07.00 saya sudah di sekolah, langsung ke kelas dan membagikan nilai hasil ulangan serta nilai-nilai tugas. Setelah itu remedial. Jam 08.30 selesai. Selanjutnya sesuai dengan agenda saya menuju ruang pertemuan untuk menghadapi pemeriksaan implementasi kurikulum 2013. Ternyata hanya 12 orang guru yang hadir. Apakah karena mereka terlalu sibuk dengan tugas ataukah karena hal lainnya kami tidak tahu. Lalu ada 20 murid masuk ruangan, wah ini mereka akan diinterogasi juga pikir saya. Ada rasa ragu juga, lalu saya dekati mereka dan saya katakan agar jangan ada informasi yang bertentangan. Aneh ya, seharusnya saya tidak perlu begitu agar objektif jawaban mereka. Tetapi saya terlanjur mengatakannya.
Setengah jam kemudian pejabat dari Irjen datang diiringi seorang pembantunya. Acara dimulai dengan sambutan mengenai kurikulum 2013. Dan tidak lupa beliau juga menyampaikan salam Pak Menteri, dan bercerita tentang pengalaman beliau mengobservasi sekolah-sekolah lain yang ada di Provinsi Bali.
pa
Sesi pertanyaan dimulai. Pertanyaan diawali dengan sebuah pertanyaan kepada murid "Apakah anak-anak masih belajar dengan metode ceramah?" Serentak mereka menjawab "Tidak!!!" Lalu Pak Irjen tersenyum melihat anak-anak yang tampak serius lalu meminta anak-anak agar tersenyum dan tidak perlu takut.

Selanjutnya kepada guru beliau menanyakan apakah segala perangkat mengajar dan buku teks sudah sesuai dengan hasil pelatihan di Makassar? Lalu pengawas daerah kabupaten Tabanan yang mendampingi saya bertanya kepada saya, saya katakan bahwa bukan saya yang mengikuti pelatihan. Beliau mengangguk. Saya hanya belajar dari soft Copynya saja.
Selanjutnya sesi mengisi instrument, sebagian besar pertanyaan berhubungan dengan pelatihan tingkat pusat itu. Yah saya menyerah, lalu pendamping saya meminta kawan yang sudah mengikuti pelatihan mengambil alih. Ganti dia yang kesulitan menjawab karena bukan dia yang mengajar kelas yang menggunakan kurikulum 2013. Saya pikir dia harus tahu itu. Mestinya dia malu kepada pengawas bahwa pelatihan itu bukan untuk dia.Tetapi pada akhirnya kami menjawab bersama.

Sesi berikutnya adalah pemeriksaan perangkat. Murid sudah selesai mengisi instrumen dan diperbolehkan meninggalkan ruangan. Bapak Irjen mendekat dan menjabat tangan saya sambil berkata, "Saya tidak perlu memeriksa dan mengobservasi kelas lagi karena jawaban spontan dari anak-anak sudah menggambarkan bahwa semuanya sudah berjalan sesuai prosedur." Alhamdulillah.. lega rasanya. Jujur saja, tumpukan perangkat yang sudah saya persiapkan di depan saya sebenarnya juga belum lengkap sepenuhnya. Jadi berbahagialah saya.

Itulah kebahagiaan saya hari ini yang membuat saya tidur lelap sepulang kerja. Terbayar sudah keletihan saya berhari-hari mempersiapkan segalanya.

Selasa, 03 Desember 2013

Bekerja untuk Pekerjaan

Lebih dari tiga belas jam sejak bangun pagi saya bekerja untuk mengolah nilai akhir semester satu. Belum sampai menyalin ke daftar nila juga saat ini karena rasanya sudah tidak sanggup lagi. Memaksa diri sama artinya mencari kesalahan. Jadi saya putuskan besok sebelum berangkat ke sekolah dilanjutkan.

Besok juga acara cukup padat. Bertemu dengan murid-murid yang belum mencapai nilai ketuntasan minimal, dan berhadapan dengan pengawas dari Jakarta untuk evaluasi kinerja dalam semester satu ini. Terkadang saya merasa diperlakukan tidak adil. Untuk urusan pelatihan di pusat saya tidak pernah mendapat giliran, tetapi saya yang selalu dituntut untuk siap menghadapi pemeriksaan. Padahal untuk mempersiapkan sampai menindaklanjuti hasil evaluasi nanti banyak keluar uang saku juga disamping tenaga dan waktu. Sangat banyak yang harus diketik,diprint out, dijilid dll. Satu rim kertas tidak cukup untuk semuanya, apalagi jika sekolah minta kopinya.

center;">



Orang sering mengira jadi guru itu enak-enak karena banyak libur. Benar, tetapi banyak kerjaan dan modal juga, karena setiap semester harus buat Program dan semua biaya sendiri. Sebelum ada teknologi komputer kami membuat persiapan di Buku tebal saja yang sudah disediakan sekolah. Penulisannya dengan tangan sampai kami hafal struktur setiap SP-nya.


Apapun juga, dulu, kini dan nanti adalah .................
Bekerja untuk pekerjaan, itu yang terjadisaat-saat ini.
Selamat malam.


Minggu, 01 Desember 2013

Berada di Ujung

Begitu cepatnya tahun berjalan sehingga hari ini kita sudah berada di ujungnya. Sepertinya saya tidak berarti sama sekali menjadi bagian dari percepatan waktu yang bergulir, karena saya tidak menghasilkan apa-apa.
Belum selesai  memperbaiki kekurangan, lonceng pergantian tahun sudah bersiap mengingatkan bahwa sebulan lagi waktu habis.

Pembaca,
Saya sangat membutuhkan semangat dalam menyambut tahun yang akan datang. Saya sedang terhuyung. Satu demi satu kekuatan saya luruh. Saya mulai dihinggapi rasa rendah diri dan was-was. Meskipun saya tidak pernah menjadi orang yang sangat berarti, saya takut kehilangan arti.
Begitulah perasaan saya. Hanya perasaan, tetapi bukankah yang menguasai kita adalah perasaan?









Benar kata orang bahwa kegidupan adalah sandiwara. Sandiwara tidak akan sempurna tanpa tangis dan tawa. Ada saatnya kita menangis dan ada saatnya pula kita tertawa.
Jadi biarlah segala yang terjadi kini dan nanti berjalan seperti kehendak  Penciptanya. Saya akan menangis jika harus menangis dan akan tertawa pada saat saya bisa tertawa.

Selamat datang Desember