Sabtu, 20 Agustus 2011

Malam Minggu yang Melelahkan

Kegiatan seolah tidak ada selesainya sehingga hari-hari seperti berlari dalam ketergesaan. Badan saya terasa sangat letih dan dada terasa sesak. Terbesit di pikiran kalau sebenarnya saya sedang sakit, atau akan sakit.
Namun saya berharap tidak terjadi, saya harus selalu sehat dan tetap sehat secapai apa pun.
Usia boleh terus berkurang tetapi semangat dan kesehatan tidak boleh berkurang sampai semuanya selesai
Kapan saya bisa merasa tua ya, saya sendiri tidak tahu. padahal saya sudah berusaha menyadari bahwa saya sudah tua. Apakah ada keterlambatan kedewasaan pikiran saya begitu, kok saya masih memiliki selera muda dalam memilih pakaian, sepatu, tas dll.
Tadi saya membeli tas, suami bilang itu tas pantas dipakai perempuan muda tomboy. Tetapi saya merasa pas dengan tas itu. Begitu dengan baju saya tidak bisa memilih baju yang sesuai dengan usia, saya selalu memilih baju yang biasa disukai perempuan muda. Yah biar saja orang bilang apa, saya suka.

Kamis, 18 Agustus 2011

Serasa Lamaaaa Sekali

Lama sekali waktu berjalan ketika kita menanti. Tetapi sebenarnya menanti itu tak perlu ada apabila kita mau membuatnya begitu. Bukankah yang dinanti sebenarnya juga tidak ada. Manusia memang senang membuat persoalan, selalu bergerak dalam persoalan. Apa sebab begitu ya? Mungkinkah itu yang disebut dinamika kehidupan? Boleh juga begitu. Hanya tidur panjang yang membebaskan manusia dari persoalannya.
Namun ketahuilah bahwa persoalan terkadang mempunyai peran yang penting untuk meredam soal masa lalu.
Begitu pentingnya sehingga persoalan kini tidak terasa sebagai persoalan lagi. Sebaliknya, menjadi penawar rasa yang membebaskan kita dari bayang-bayang masa lalu.
Persoalan kini bisa kita buat menyenangkan dan menjadi hiburan.
Termasuk penantian.
Kapan pagi berganti siang dan siang menjadi malam, begitulah menanti dan persoalannya.

Menunggu bel berbunyi

Menunggu memang tetap membosankan. Juga menunggu bel istirahat berbunyi. Sebenarnya saya ingin cepat-cepat mengajar lagi setelah dua jam pelajaran kosong. Setelah itu baru beristirahat yang sebenarnya, di rumah tentunya. Membaringkan badan, mandi, menunggu beduk berbunyi lalu menikmati buka puasa. Begitu saja.
Menunggu ini membosankan.
Sangat membosankan tanpa aktifitas berarti. Lebih nyaman berada di kelas bersama murid, ngobrol, belajar sambil bercengkerama dan...tentunya marah-marah dikit.Tetapi itulah asyiknya berada di kelas.

Selasa, 16 Agustus 2011

Dirgahayu Republik Indonesia

BERI SAYA SEPULUH PEMUDA DAN SAYA AKAN MENGGUNCANGKAN DUNIA Kurang lebih itulah kalimat yang pernah diucapkan Proklamator, Ir Soekarno.
Semangat itu menunjukkan bahwa peran pemuda untuk meraih kemerdekaan Republik ini sangat besar. Tanpa pressure pemuda proklamasi Republik Indonesia mungkin tidak bisa terwujud, sebesar apa pun semangat sang proklamator.

Kalimat di atas menunjukkan bahwa nilai pemuda Indonesia sebagai mesin pendorong kelahiran republik ini sangat tinggi.
Sayang sekali perjuangan mereka tidak bisa memberi inspirasi setiap pemuda Indonesia saat ini. Hanya sedikit pemuda Indonesia memiliki kepedulian terhadap tanah airnya.
Kesalahan orang tua yang tidak pernah mewariskan nasionalisme bisa saja menjadi penyebabnya.
Pergeseran nilai telah terjadi setelah euforia hedonisme melanda bangsa Indonesia. Bahwa segala aksi yang terjadi di kalangan pemuda kita sekarang banyak yang tidak menyentuh nilai nasionalisme. Bahkan mereka yang menjadi wakil rakyat Indonesia pun tidak punya kepedulian terhadap nasib negara dan bangsa. sebagian besar mereka hanya berpikir tentang pendapatan, gaya hidup dan gila kehormatan.

Patriotisme pemuda Indonesia akan padam, terkontaminasi oleh warisan orang tua yang berpikir bahwa kesuksesan adalah uang dan kehormatan, bukan perjuangan.
Penyimpangan ini sudah menular pada pemuda termasuk yang mengaku sebagai politisi. Semakin banyak politisi muda yang merusak nilai dan peran pemuda menjadi penjahat negara.

Tetapi optimis, suatu saat akan terjadi perubahan sekalipun tanpa revolusi. Dan cita-cita pemuda untuk mewujudkan kehidupan yang adil, makmur, damai dan sejahtera untuk bangsa Indonesia akan terwujud. Amien.
Dirgahayu Indonesia.

Sangat Dingin Hari ini

Sejak malam udara terasa dingin, walau begitu tidur saya pulas sampai alarm 04.00 berbunyi. Udara berkabut basah dan masih dingin ketika saya berangkat kerja dengan terburu-buru. Ada rasa pening di kepala yang sampai sore tidak berkurang bahkan setelah bangun tidur dan beristirahat cukup banyak. Apakah dingin dan gerimis yang mengurung seharian ini penyebabnya?

Bagaimana mereka yang harus bekerja di luar ya? Dingin menggigit seperti saat ini pasti bisa membuat mereka sakit.
Rasanya udara dingin kali ini beda dengan biasanya. Dingin seperti berada di dalam ruangan ber-AC dan sedikit basah, kontras dengan satu hari kemarin, saya merasakan panas yang juga berbeda dari hari-hari sebelumnya.

Penyebab pastinya saya tidak tahu kenapa saya bisa sakit kepala selama sehari ini. Sebenarnya ada satu hal yang saya pikirkan, namun biarlah masih ada orang lain juga yang sama-sama memikirkannya. Dan pasti pada waktunya akan selesai juga.

Jumat, 12 Agustus 2011

Apatisme


Hati-hati terhadap virus baru yang mengintai relung hati manusia yaitu sikap apatis.
Apatisme bisa muncul dari tumpukan sampah hati manusia. Banyak orang menganggap virus ini hanya akan menimbulkan penyakit ringan, padahal apabila dibiarkan virus ini dapat menimbulkan akibat yang cukup serius yaitu patah semangat.
Jika hal itu terjadi sama saja kita mengubur diri sendiri.Atau.................
Membiarkan diri kita terbawa air mengalir begitu saja. Untuk apa menjadi sampah yang mau dibawa air kemana saja. Belum tentu juga sampai ke laut. Mungkin juga hanya akan berputar-putar dan lapuk di pusaran.
Hidup sehat adalah pilihan. Dalam hidup banyak pilihan yang perlu diperjuangkan. Tahukah Anda bagaimana susahnya berjuang, keluar dari kepungan virus kalbu manusia yang nyaris melumpuhkan semangat?
Dengan keyakinan bahwa setiap orang berhak meraih harkat hidupnya, manisia bisa terhindar dari apatisme.


Selasa, 09 Agustus 2011

Saya percaya Kisah belum Berakhir

Benar bahwa Semua yang ada di dunia ini tak ada yang abadi. Karena itu tidak ada gunanya menyesali apa yang sudah terjadi. Atau menahan apa yang akan terjadi, untuk tetap berada di dalam satu mata rantai siklus yang diharapkan.

Kehidupan penuh dengan adaptasi dan perubahan. Ketika posisi berada pada keadaan yang sangat sulit, manusia pasti berusaha melawannya. Sebaliknya ketika berada pada pencapaian harapan, yang terjadi adalah penyesuaian untuk perubahan itu.
Terkadang saya berpikir bahwa siklus kehidupan saya bergerak lamban, di antara hiruk pikuk arus perubahan yang begitu cepat. Terlalu cepat saya melewati masa-masa menyenangkan di awal kehidupan saya, selanjutnya perlahan-lahan saya memasuki masa yang semakin lama sulit dijalani. Dan ini bergerak begitu lamban, sangat lamban sehingga waktu saya hampir habis.
Tetapi saya harus optimis, akan berubah.
Dan percayalah seperti saya yang percaya bahwa kisah belum berakhir, ada kisah lain yang tertulis dari mata rantai yang terabaikan. Indah.
Sekali lagi saya percaya kisah itu belum akan berakhir. Sampai saya benar-benar tidak melihat lagi masa-masa suram yang tertinggal.

Minggu, 07 Agustus 2011

Belajar untuk Menerima

Apalagi yang bisa saya tulis, habis kata-kata saya gunakan tidak juga saya ketahui untuk apa sebenarnya ini saya lakukan. Apakah hanya sekedar menghambat kepikunan ataukah hanya untuk mengurangi rasa sepi saja? Terkadang saya mau putus asa melawan kejenuhan. Namun terkadang juga saya menggebu untuk menuliskan apa yang membuat saya bahagia dan sebaliknya.
Dan
kali ini saya tidak tahu bagaimana suasana hati saya yang sebenarnya. Apabila kemarin saya senang, hari ini saya bersedih. Saya menghibur hati sendiri bahwa saya harus bisa menerima segala situasi serta mampu menghadapi segala kemungkinan yang terjadi. Kemungkinan saya tetap berada dalam keadaan saat ini atau akan menemukan keadaan yang lebih baik atau bahkan saya akan kehilangan.
Sudah cukup lama saya mempelajari ilmu keikhlasan. Maka biarlah, saya tidak perlu lagi melakukan hal apapun untuk apapun dan siapa pun demi menutupi keadaan saya yang kurang beruntung.
Bukankah hidup itu adalah waktu. Dia akan terus berputar dan tak ada seorang pun yang bisa menghentikannya. Dan keberuntungan pun ikut berputar. Saya berharap keberuntungan saya berulang. Semoga...

Rabu, 03 Agustus 2011

Saya Takut berkata Jujur

Sesungguhnya saya masih menyimpan keingingan untuk berkata jujur tentang satu rahasia besar sebelum hidup terlanjur selesai. Tetapi saya takut dengan suatu kemungkinan yang akan menyusulnya.
Sendiri, hanya sendiri saya harus menyembunyikannya, bukan untuk saya tetapi untuk orang yang sudah menghancurkan hidup saya.
Kalau saja saya pantas berteriak, ingin meneriakkan protes saya terhadap ketidakadilan.Akan apa? Saya tidak bisa mengatakannya saya tidak bisa jujur untuk hal ini. Saya juga tidak tahu apakah ini disebabkan oleh rasa malu,takut ataukah rasa berdosa mengeluhkan takdir.
Jadinya sudah berjuta kata-kata yang siap mengantarkan saya untuk melepaskan apa dalam yang ada pikiran, tak juga sampai ke tujuan.
Kalau saja saya bertemu malaikat saya akan pertanyakan padanya bolehkah saya bercerita tentang kisah pilu saya. Sebenarnya...
Kisah itu ingin saya hapus, tidak perlu menyimpan seperti ini. Saya harus marah, saya harus protes.
Namun......
Ya Sudahlah, saya pikir saya tidak sendiri. Mungkin berjuta-juta orang memiliki pengalaman yang sama jadi ...ya sudahlah karena saya tidak bisa berkata jujur.

Selasa, 02 Agustus 2011

Theodora, Hidup lebih penting dari sebuah Sebutan


Dinihari sudah berlalu,kemarin sebelum sahur. Saya merasa tenang dan damai meneruskan tidur sambil terus tersenyum. Berbagai tanya dari lubuk hati tak bisa terjawab oleh benak.
Apa yang terjagi pada diri saya? Ada satu hal yang membuat saya tidak mengerti kenapa saya bisa menerimanya.
Jika Anda membaca novel tulisan Paul Willman, Woman,di sana terjadi tragedi kehidupan kaum perempuan Romawi kuno. Anastasia, seorang ibu dengan anak-anaknya yang kelaparan melintasi arena yang dikelilingi tribune penuh penonton untuk suatu pertandingan. Perempuan itu sedang melakukan aksi protes kepada Kaisar yang berada di sana atas kemiskinan yang merajalela di Romawi.
Perempuan itu melacurkan anak gadisnya yang terkecil untuk menyambung hidup keluarganya yang ditinggalkan ayah anak-anaknya.
Theodora,adalah gadis bungsu yang belajar melacurkan diri dengan mengerlingkan senyumnya dari balik jendela rumah yang berada di lorong sempit.
Theodora tidak pernah peduli dengan apa sebutan untuknya seperti ibunya mengajarkan kepadanya bahwa hidup itu lebih penting daripada arti sebuah sebutan.
Dan Tahukah anda, bahwa Theodora lebih perkasa dari ibunya bahkan dari perempuan mana pun di dunia ini. Hampir seluruh hidupnya bergelimang penderitaan. Meskipun ia dipermaisuri Kaisar ia tetap dipandang sebagai pelacur dari seorang ibu yang juga pelacur. Penyiksaan fisik dan penderitaan batin terus menerus dialaminya namun tidak membuatnya putus asa dan menyesali hidup. Theodora..Theodora tidak salah Paul Willman menuliskan kisahnya dengan Judul" Wanita" karena itulah wanita.Begitulah menjadi wanita.