Selasa, 14 Mei 2013

Sayang Saya tidak punya mawar untuk disiram

Hujan turun sepenuh hati mewarnai hari ini. Sayang saya tidak punya mawar untuk disiram. Rumpun mawar  saya kini sudah mengering.
Ada yang hampir menyakiti saya pada suasana hujan begini, tetapi saya segera turun dan membuat kopi, menggoreng beberapa potong tempe lalu menghirup kopi panas-panas di teras belakang.
Saya lega bisa melewati kesepian ini dengan secangkir kopi.



Tari Sekar Jagad di Acara Perpisahan tadi pagi

Badan sudah segar kembali sehabis tidur siang. Acara perpisahan di sekolah tadi melelahkan. Berjabat tangan dengan 400 murid. Ada satu murid laki-laki yang minta maaf dengan sungguh-sungguh atas kesalahannya yang dulu-dulu. Saya tertawa tidak ingat lagi apa kesalahannya dulu-dulu itu.



pindang sambal petai




Di BB komentar dari adik-adik tentang masakan saya hari ini menghangatkan suasana. Kami saling memamerkan masakan dengan bangga. Tak ketinggalan keponakan memamerkan gambar menu makan siangnya di kantin fisip UGM Tomyam panas dan sepiring nasi. Ujungnya adik di Denpasar minta dikirimi masakan saya karena dia lagi sakit. Saya berjanji akan datang besok dan masak untuknya sambil mampir ke toko lukisan.

Begini cara saya mengusir kesendirian hari ini

Tidak ada komentar:

Posting Komentar