Rabu, 18 September 2013

Menjadi Guru Sangat Menyenangkan

Hari ini saya sedikit lega karena program untuk satu semester ke depan tinggal print out. Selanjutnya mempersiapkan nilai tengah semester. Pekerjaan ini menjadi rutinitas yang berirama bagi saya. Harmonisasi antara gerak badan dan olah pikiran, begitulah. Dan yang terpenting inilah jalan menuju sehat rokhani dan jasmani hmm hmm hmm, kata siapa, paling-paling kata saja. Gpplah.

Pembaca,saya tersinggung ketika pada rapat kemarin wakasek urusan kurikulum mengatakan bahwa teman-teman menjadi semangat bekerja setelah diingatkan kalau uang honor tidak akan dibagikan jika tidak menyetor program. Saya bertanya bolehkah tidak membuat program? Saya katakan juga sebaiknya uang honor dihapus dan kami tidak perlu membuat program. Padahal semua tahu membuat program adalah kewajiban.
Wakasek tertegun ketika saya katakan juga bahwa kewajiban tidak ada korelasinya dengan uang. Dia hanya tersenyum dan menjawab 'terserah'. Jawaban orang bodoh.
Begitulah kalau menjadi orang hanya bekerja dengan ego, dengan model kepemimpinan yang bersifat memaksa padahal itu tidak ada artinya sama sekali.

Menjadi guru memang menjadi bawahan yang harus bisa mengikuti apa mau yang kita layani. Dari kemauan Kepala Sekolah, Wakasek, dan Guru Bimbingan Konseling. Mereka sering menganggap guru sebagai pegawai serabutan. Mereka suka menegur guru jika ada masalah murid nakal, murid ribut, murid melakukan pelanggaran,  tidak disiplin dll. Dengan mengatakan guru melakukan pembiaran. Guru terlambat masuk kelas menjadi pembicaraan sedang mereka mau datang jam berapa ga ada yang tahu karena ga ada yang mencari.

Setan merah, Guru mengajar itu bukan menghadapi benda mati. Saya pernah membantah dengan membalik pernyataan, Sudah begitu keras wakasek dan Guru Bimbingan konseling mendidik dan menghukum murid yang bermasalah, apa Anda merasakan hasilnya? Lalu saya katakan juga kenapa salah seorang wakasek dengan berapi-api dalam rapat mengatakan hal itu terjadi karena tidak ada guru yang mendukungnya sambil menangis? Para Guru bimbingan Konseling hanya diam.

Saya berkeberatan dipandang tidak peduli murid. Sehari-hari makanan guru di kelas adalah menghadapi kenakalan murid. Belajar tidak akan berlangsung maksimal tanpa terus menerus mengingatkan dan menegur murid yang membuat masalah di kelas.
Mereka hanya tahu masalah-masalah besar di luar, tak pernah tahu masalah sehari-hari di dalam kelas.
Tetapi semua ini hanyalah serba-serbi yang mewarnai pengalaman seorang guru.
Yang jelas menjadi guru itu sangat sangat menyenangkan.

Penutupan Masa Orientasi Siswa 2013

Tidak ada komentar:

Posting Komentar