Jumat, 13 September 2013

Apa yang Membuat Guru Marah?

Kemarin saya tidak ada jam mengajar tetapi saya jaga piket. Ada tiga orang namun yang satu orang tidak masuk sudah dua kali piket untuk kemarin dan yang satu lagi karena saking enerjiknya kali keliling terus.
Dan pada saat bel istirahat banyak siswa yang minta ijin meninggalkan sekolah untuk satu keperluan atau karena sakit.
Ada seorang murid laki-laki mengantar temannya minta ijin karena sakit. Anak itu bicara sambil mengunyah permen karet. Saya pandang dia kuat-kuat, "Buang permennya!" Kata saya. Anak itu membuang permen dari mulutnya lalu bicara " Yang minta ijin bukan saya, ini teman sakit."
" Kamu tidak pantas bicara di hadapan guru  dengan mengunyah permen!" Saya sedikit marah.
Anak itu tampak menyerah dan menerima.
Begitulah, hal kecil tetapi bisa membuat kemarahan besar bila itu terjadi pada waktu yang tidak tepat.
Apalagi sudah banyak kali diam-diam murid membuka handphone pada saat kita mengajar. Saya tidak mau lagi bicara banyak tentang itu. Saya minta mereka menaruh HPnya di meja saya dan saya hajar dengan pertanyaan tentang apa yang baru saya jelaskan dan pasti mereka tidak bisa menjawab.

Saya tidak mengerti apa ini dibenarkan atau tidak, menghukum dengan mempermalukan. Tetapi ini untuk menyelamatkan emosi saya dari rasa marah kepada kelas. Dan mengamankan saya dari tipuan mereka yang saya yakin tidak akan bisa melepaskan diri dari keranjingan membuka handphone. Kalau sudah begitu barulah situasi kelas bisa tenang, aman dan terkendali he he he.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar