Sabtu, 01 Juni 2013

Gajah Mati Meninggalkan Gading


Pada dasarnya setiap orang itu butuh pengakuan jati diri. Berbagai aliran yang terjadi dalam seni adalah salah satu bukti bahwa setiap orang mempunyai sifat individual yang menjadi jati dirinya. Walaupun terkadang itu lahir diluar kesadaran. Apalagi orang yang sadar berbuat sesuatu untuk menunjukkan jati diri pastilah ia sangat ingin mendapatkan pengakuan yang nyata. Seperti yang tertulis dalam prasasti di tempat kerja saya ini.





Sebenarnya untuk siapa prasasti ini dibuat. Sejak tahun 1981 ketika sekolah ini mulai berdiri sampai saat ini, 2013, ada dua prasasti yang dibuat oleh dua kepala sekolah periode terakhir. Tahun depan akan ada kepala sekolah baru, jika dia juga seorang yang perlu pengakuan (vulgar) dengan dua prasasti lagi berarti akan ada enam prasasti di sekolah. Dan bayangkan beberapa dekade ke depan....

Saat ini siapapun yang membaca prasasti ini tak akan bisa menilainya seperti nilai sepasang gading gajah.

Prasasti terbaik untuk seorang pemimpin adalah prasasti yang terukir di dinding hati anak buahnya. Ada dua prasasti di hati kami Yaitu kebaikan pemimpin kami periode pertama dan ketiga. Keduanya menjadi pemimpin terbaik dari delapan pemimpin lainnya. Karenanya sekalipun mereka sudah tiada, nama mereka masih sering kami sebut dan bagaimana mereka mencetak sekolah ini begitu rupa tetap menjadi kenangan manis kami.


Mereka bekerja tanpa pamrih. Mereka bekerja penuh kejujuran dan mereka juga menghargai setiap individu tanpa pilih sebagai teman atau lawan. Mereka tidak pernah bicara tentang proyek, uang, untung dan rugi. Mereka banyak bicara tentang bagaimana sekolah ini, bagaimana murid kita belajar dan bagaimana kita bekerja.
Mereka sudah mencetak prasasti yang abadi. Dan kami mengakuinya tanpa mereka butuhkan.Prasasti mereka lebih bernilai dari gading gajah manapun.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar