Minggu, 16 Juni 2013

Pernikahan Pedang Pora


Malam Minggu lalu lintas kota Denpasar padat. Beberapa jalur jalan yang kami lalui dialihkan sehingga kami memutar dengan jarak yang cukup jauh dan selanjutnya kami terlambat tiba di tempat tujuan, Hotel Oranjje dekat Sanur. Acara pedang pora sudah lewat. Saat-saat bisa menyaksikan dua pengantin melewati gawang dua bilah pedang melewati semua tamu. Tetapi bagus juga, ada untungnya kami kehabisan tempat karena kami dipersilakan menduduki kursi pagar ayu tepat di depan pengantin. Sementara para tamu lainnya selain keluarga besan dan pengiring hanya bisa menikmati prosesi melalui layar di luar ballroom.








Saat kami tiba sudah masuk ke acara hiburan dan tidak lama kemudian bersalaman dan makan. Saat bersalaman pengantin perempuan bertanya, "Bu Mas ga diajak?" Oo maksudnya si bungsu saya, "Ngga, dia jaga rumah." Jawab saya asal. Mas adalah anak bungsu saya yang semula akan dipasangkan dengan pengantin ini tetapi terlambat. Seorang perwira Angkatan Udara sudah meminangnya. Ketika anak saya belum memberi jawaban.




Pengantin ini adalah juga mantan murid saya yang sudah tamat lima tahun lalu dan sekarang bekerja di Bank Danamon Denpasar. Cantiiik dan berisi serta tutur katanya lemah lembut. Sampai di rumah saya bercerita pada si bungsu bahwa suaminya tidak begitu tampan. Anak saya cuma tersenyum. 

2 komentar:

  1. wah asik tu acara ibu guru, bangga juga menghadiri pesta sepasang pengantin, yang dulunya pernah menjadi anak didik ibu guru, sekarang telah menjadi orang sukses.

    BalasHapus
  2. Ahaha Anda juga makin asyik, begitulah. Perubahan selalu cepat dan yang terbaik adalah kemajuan. Thank you komentarnya.

    BalasHapus