Minggu, 22 Juli 2012

Ketika Malam Membelam

Apakah yang bisa dikatakan ketika tiba-tiba trauma itu muncul. Seperti ingin merobek-robek sejarah yang terlanjur ada. Seperti ingin menembakkan peluru di dahi sendiri agar tak bisa mengingat lagi kejahatan itu.

Seperti apa manusia harus berjuang memupuk keimanan bahwa hidup adalah garis Tuhan, jadi jalanilah dengan ikhlas. Namun...
Jiwa manusia seringkali tidak sehat, sehingga ambang sadar masih mudah mereproduksi memori yang tak berguna.

Bagaimana ini bisa terjadi, Hidup seperti sudah terbunuh sebelum nyawa siap kembali ke tempatnya. Serasa terperosok ke dalam jurang yang amat dalam.
Tetapi tidak ada pilihan, kecuali harus kuat.
Dan harus lebih kuat dari manusia manapun. Penderitaan ini bukan hanya muncul dari satu masalah yang kemudian jika diatasi penderitaan itu hilang.
Penderitaan yang tak terkira. Tidak bisa diukur dengan perbandingan apapun. Penderitaan yang menohok habis semua asasi manusia.

Dan ini bukan takdir Tuhan, ini adalah kekejaman manusia. Segala perubahan yang hanya manusia yang harus melakukannya.
Tuhan sudah memberi lebih dari yang diberikan kepada orang lain. Ini adalah kekuatan di atas segalanya.


........
Ketika malam membelam, saya mengenangkan sesuatu yang seharusnya saya syukuri sebagai hadiah yang tidak ternilai. Yang bisa meredakan segala amarah dan rasa putus asa.
Tak henti-hentinya saya bersyukur, saya selalu memohon kepada Tuhan agar menjaga dan memberi kemudahan seperti yang sudah Dia berikan kepada saya.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar