Senin, 27 Februari 2012

Perang Dingin Ke-II

Hujan mengguyur di jalan, Jas hujan hanya sedikit menyelamatkan tubuh bagian atas serta laptop saja,selebihnya kuyup. Namun saya sangat menikmati curahan hujan senja ini karena air hujan banyak membawa pesan keindahan.
Selintas teringat apa yang pernah saya dengar di antara suara hujan, cerita tentang bagaimana udara saat hujan turun. Atau pertanyaan apakah di sana hujan turun, dan pertanyaan apakah itu suara hujan turun.

Kenangan itu membuat saya tersenyum-senyum saat kehujanan,bahkan saat hujan benar-benar mengaburkan pemandangan di jalan dan saya harus melintasi aliran deras di jalan menurun, saya tertawa sendiri. Girang benar perasaan saya berhujan-hujan kali ini.

Namun setibanya di rumah segalanya berubah. Baru saja beristirahat dan memulai obrolan sudah kehilangan komunikasi lagi. Dan saya terpaksa menekan lagi suara hati untuk kembali ke rongga dada. Daripada meneruskan obrolan yang sudah dikuasai anarkhisme (mendewakan diri sendiri).

Sayang hujan sudah lama reda, tak ada lagi nyanyian yang bisa membahagiakan hati saya seperti kebahagiaan air hujan yang tumpah meriah dalam mencapai kebebasannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar