Sabtu, 02 Mei 2015

Saat-Saat yang Menyenangkan di Sekolah


Sepertinya saya berada pada titik yang sama dalam rotasi kehidupan saya. Saya merasa muda untuk yang kedua kalinya. Begitu bersemangat untuk mendapatkan penghargaan dari orang lain secara bermartabat. Saya merasa banyak mendapat perhatian teman. Terkadang saya hanya bisa tersenyum perih jika beberapa teman berkata dan berkata bahwa mereka akan kehilangan saya. Saya tak mampu berkata-kata, hanya tersenyum bahkan tertawa menyembunyikan pilu. Seorang kawan, ia sering berseberangan dengan saya karena saya sering mengkritik caranya menghadapi siswa bermasalah dengan marah dan menohok pribadi anak, bukan pada substansinya. Ia seorang guru Bimbingan dan Konseling tetapi saya katakan kalau semua  guru bersikap seperti polisi, seperti hakim dan seperti jaksa yang sewenang-wenang kepada murid, sama artinya dengan mengajarkan kepada mereka dengan kekerasan jiwa dan kekasaran. Dan ini merugikan diri sendiri juga, menyebabkan sakit, kata saya. " Jadi saya salah?" tanyanya. Saya jawab tidak, hanya menyiksa diri dengan marah-marah dan membungkam murid yang akan menjelaskan duduk persoalannya.

Tetapi pertentangan faham begini tidak membuat jarak antara kami. Mereka tahu saya ini peduli semuanya, dan tidak suka menggunjing di belakang. Dan teman inilah yang sering mengatakan jika seusia saya nanti ia ingin seperti saya, sehat dan gembira. Ah ah tersanjung juga saya dengan pujian begini. Syukurlah jika benar pujian itu tulus seperti ucapannya.

Pada acara perpisahan kelas XII minggu lalu saya menyanyi, saya merasa senang semua mata dan senyuman tertuju ke panggung. Saya menyanyi dengan sedikit menggoyang badan seperti  lazimnya penyanyi  irama bosanova. Kawan saya seusia sangat mahir memainkan organ tunggalnya dan dia yang memilihkan sebuah lagu untuk saya. Lagu berbahasa Spanyol itu. Besame Mucho. Saya meniru versi Andrea Boselli yang tidak terlalu asing iramanya dan riang menghibur tetapi juga centil. Awalnya saya lihat penonton kaget tetapi pada bagian akhir setelah refrain saya gunakan yang bahasa Inggrisnya dan saya buat lebih centil mereka senang. Tampak wajah-wajah penuh senyum gembira. Wah senangnya, sampai terasa di panggung cuma mimpi, singkat tak berbekas.


Begitu kembali ke tempat, saya melewati murid, mereka berteriak...ibu suaranya bagus, grup penabuh gong yang mengisi separuh panggung mengangkat dua jempol, juga guru-guru baru yang tidak menyangka saya percaya diri menyanyi. Teman-teman laki lainnya bilang kalau nyanyi hilang dah neneknya ahaha, ada saja. Lalu pertanyaan-pertanyaan dan komentar-komentar yang membuat saya suka. Ah dasar senang dipuji, tua-tua keladi.

Nah ketika giliran masuk kelas hari berikutnya, murid-murid tersenyum-senyum saling berbisik lalu saya tanya ada apa, salah seorang menyahut," Ajari saya nyanyi Bu !" Hehe mereka menyindir juga rupanya.
Pokoknya senanglah hari-hari saya di sekolah.
Yah saya tak mau seperti teman-teman terdahulu, pergi diam-diam tanpa pamit tanpa pesan. Saya sudah berpamitan. Tetapi sohib seni saya bilang pada ulang tahun sekolah kami bulan depan kami akan bernostalgia dengan tampil komplit semua personil yang semuanya sekarang sudah manula hehe.  Sapa takut, jawab saya bersemangat. Usia boleh tua semangat tak boleh tua.







Tidak ada komentar:

Posting Komentar