Selasa, 05 Mei 2015

Manisnya Kenikmatan setelah Pahitnya Penderitaan

Skenario hidup ini begitu rapi dan cantik, walau menyimpan air mata. Saya belum siap menghadapi maut seandainya Tuhan menuruti apa yang pernah menjadi kehendak saya dulu bahwa saya ingin mati pada umur 60-an. Ternyata sampai menjelang waktunya tiba, saya belum juga punya bekal.

Saya tidak melupakan itu, pun kini ketika saya merasakan hidup saya ini lebih berarti. Digelimangi cinta dan kasih dari orang-orang sekitar saya.
Semua itu menjadi bagian dari skenario cantik dan rapinya hidup  yang patut saya syukuri. Segalanya tidak pernah saya pikirkan ketika saya berada pada titik terendah. Pada titik itulah saya berpikir dan berdoa  untuk dipanggil saja ketika tugas saya selesai.
Ternyata hidup ini tidak selalu berat dijalani. Ternyata Tuhan memberi kesempatan kepada saya untuk mereguk manisnya kenikmatan setelah lama merasakan pahitnya penderitaan.
Terima kasih Tuhan, Engkau telah mengganti apa yang hilang dari hidup saya.
Cinta yang Kau berikan telah merapikan hidup saya.
Dan cinta itu menghangatkan hari-hari tua saya.








Tidak ada komentar:

Posting Komentar