Senin, 04 Mei 2015

Rasa Cinta

Hujan ini rinai menggantikan cahaya bulan beberapa jam yang lalu
Hatiku rinai juga di antara duka dan lara
aku telah menuliskan kekecewaan 
dalam kejujuran yang menyakitkan

Berderai tangis di dada, mengendap terbata-bata
ketika kalimat-kalimat itu kutuliskan
aku telah berkhianat pada emosi jiwaku
yang bergelora di setiap nafasku

Ini bukan untukku
Aku cukup tahu mana untukku
jalan di depan tidak sejengkal, sepanjang keinginanmu

dan tinggal sedepa di depanku
Tetapi aku bahagia karena dadaku busung oleh rasa cinta

 


Setelah Purnama



Saya tulis puisi ini menyusul pesan seorang teman yang membuat saya ikut bersedih.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar