Selasa, 15 Oktober 2013

Sate, Gule dan Tongseng

Makan malam kami meriah. Saya masak gule, adik buat tongseng, suami buat sate. Masakan kali ini lebih nikmat dan istimewa karena disantap sambil kongkow-kongkow di depan pembakaran sate. Ada  anak-anak kecil, remaja dan dewasa melengkapi kehangatan hari Idul Adha ini.

Kami ngobrol sambil membicarakan perjalan pada libur galungan ini. Sayang kami tidak sepakat karena masing-masing terlanjur beli tiket penerbangan ke jurusan berbeda.
Saya sedikit menyesal jika tiba-tiba ada rencana pendakian ke Gunung Semeru. Terlambat. Tetapi tidak mengapa juga karena masih ada kesempatan lain jika saya masih mampu. Kabarnya pendakian Semeru kesulitannya adalah terjal dengan medan batuan kerikil dan pasir. Tetapi  trackingnya lebih pendek katanya.

Rencana ke Ijen bulan Desember kemungkinan batal karena anak saya yang ingin ke sana harus berangkat ke Jepang akhir bulan ini, untuk penelitian dan training tentang pengelolaan energi panas bumi, selama enam bulan.

Begitulah, rencana ada pada manusia tetapi ketentuan ada di tangan Yang Kuasa. Ahaha muluk amat kata-kata saya. Biarlah yang saya bisa hanya berkata-kata muluk, kenyataan saya dilihat orang sebagai Booby.



2 komentar:

  1. wah malam-malam begini, enak kayaknya kita makan gulai kambingnya bu. bagaiman kabar, lama tidak bersua dan mengudara, blognya banyak kemajuan, terutama tulisannya

    BalasHapus
    Balasan
    1. Kabar baik Bung Turmuzi, barusan saya lihat komentar Anda. Makasih ya. Soal kemajuan saya kira tidak juga ya, kurang semangat. Saya baru baca tulisan 'Ayo Semangat' Anda tadi siang. Sangat setuju.

      Hapus