Sabtu, 31 Maret 2012

Bersama Matahari



Pagi ini, saya awali dengan rutinitas sampai ada hidangan sarapan di meja. Saya punya ide olah raga ke pantai. Semua setuju.
Kini,
Imajinasi meneriakkan kegalauan di tengah deru gemuruh suara ombak menjadi kenyataan. Cuaca terang dan hangat membuat badan terasa segar. Tidak sabar saya berlari menyisir pecahan ombak dan melepaskan kata-kata yang memenuhi benak saya.
Kawan,
Pergulatan antara perasaan dan pikiran seperti tidak akan pernah selesai karena keduanya sama kuatnya. Selama ini rasa bersalah tak mampu mengurangi kemauan saya untuk menggapai impian. Sesuatu yang mungkin tidak akan pernah ada. Namun bayangan tentang impian itu sudah memberi saya rasa bahagia.

Kini saya ingin sekali mengisahkan kehancuran mimpi saya. Saya sudah menghancurkannya seperti saya menghancurkan istana pasir dengan satu kali tendangan jahat kaki saya sendiri.
Apakah karena saya sudah berputus asa?

Saya menyesal walaupun saya tahu itu percuma. Saya tidak perlu meratapi kehancuran itu, masih ada hari esok untuk saya walaupun matahari akan segera terbenam dan mengingatkan saya agar beristirahat bersamanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar