Rabu, 29 Juni 2011

Jambi Bengkulu dalam sembilan jam




Satu setengah jam lebih awal dari jadwal tiba adalah sebuah prestasi kecepatan mengemudi yang tidak biasa. Jam lima sore persis Travel dengan perusahaan yang sama,Ratu Intan dengan kendaraan Toyota Kijang Innova warna hitam,meninggalkan Jambi menuju Bengkulu. Ketika sejam kemudian kendaraan beristirahat saya bertanya pada sopir apakah kecepatan kendaraan bisa dikurangi,dia menjawab bahwa dia mengejar waktu untuk balik ke Jambi esok hari. Saya sedikit kecewa karena kecepatan kendaraan ini luar biasa dan kacau. Apa mau dikata akhirnya saya diam saja dan tidak henti-hentinya berdoa

Perjalanan malam ini berat juga karena lalu lintas dari jambi ke Bengkulu lebih ramai. Bukan hanya angkutan penumpang. Kendaraan berat pengangkut batubara, minyak sawit mentah dan kontainer serta pengangkut kelapa sawit, belum lagi truk pengangkut kayu, semua berlomba dan kendaraan yang kami tumpangi terus menyalip dan menyalip.
Sepanjang perjalanan saya tidak bisa memejamkan mata, barulah sesampainya di kota Curup menjelang Bengkulu kelihatan sopir agak santai walau masih tetap meluncur dengan cepat dalam tikungan-tikungan dan kelokan tajam.

Jalan Jambi-bengkulu lebih banyak menurun dan melingkar-lingkar. Sayang suasana malam gelap sehingga apa yang kami lalui tidak kelihatan kecuali kota.
Jam setengah dua pagi kami sampai di bengkulu, mencari alamat dan teman sudah menunggu di depan rumah.
Subuh kami baru tidur dan jam delapan kami mengelilingi kota Bengkulu melihat objek wisata Masjid jami rancangan Presiden Soekarno, makam pahlawan Sentot Alibasa dan Benteng Malborough terus ke pantai Panjang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar