Sabtu, 02 Juni 2012

Ketika Sendiri






Suasana hati sangat mudah berubah. Begitu mudah segalanya berubah, berganti-ganti antara gembira dan sedih. Kegembiraan saya kemarin berlebihan. Bergurau rame-rame dengan Bjn Family kelewatan sampai dada, kepala dan perut seperti dikocok. Kegembiraan bersama yang paling heboh selama ini. Begitu juga sore tadi di sekolah. Bersama tiga kawan kami bergurau kelewatan. Sehingga di perjalanan pulang saya masih saja menahan tawa.

Ternyata saat sendiri lagi, rasanya ingin menangis merenungi betapa manusia selalu berhadapan dengan perubahan. Antara tawa dan tangis yang terlalu dekat jaraknya. Masih saya ingat kawan-kawan berkata bahwa mereka tidak ingin mati cepat karena sakitnya. Mereka sangat hati-hati dengan segalanya. Lalu saya bilang saya selalu sehat tetapi saya tidak ingin berlama-lama menjadi orang tak berguna. Saya memilih mati sebelum sakit. Yah kalau dipikir pada akhirnya kita akan mati.

Malam ini adalah malam panjang oleh kesedihan. Betapa kesedihan sudah menjadi teman saya sejak lama. Malam ini biar saja saya hikmati seperti apa adanya. Biar saja saya puas-puaskan segala rasa ini. Toh malam akan berlalu juga dan esok akan ada perubahan lagi.

Bukankah banyak orang bilang yang kekal adalah perubahan. Sekarang baru saya percaya ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar