Minggu, 20 November 2011

Selamat Pagi Matahari


Senin,21 November 2011
Jam 05.50 saya mengawali hari dengan ragu apakah saya akan melakukannya atau tidak. Namun saya harus mengalahkan kepengecutan saya sendiri. saya harus melakukannya.Bangunlah matahari!
Dan matahari, apakah hari ini akan bercahaya atau tidak, saya tidak peduli.
Kelopak bunga kuning berguguran memenuhi jalanan depan rumah serta dedaunan kering memanggil untuk dibersihkan.
Pagi yang sepi...para pegawai kantor pemerintah belum memarkir mobilnya sepanjang jalan. saya membuka pagar dan memberi senyum pada neighbour yang sedang menyapu juga.
Betapa nikmat pancaran lembut matahari menghangatkan punggung saat saya berjemur di rerumputan.
Sudah lama saya tidak menikmati pagi seperti ini. Baru kali ini saya bisa memulai rasakan suasana pagi hari di rumah.
Namun,..
Sepi begini membuat saya sedih, saya sudah terbelenggu oleh perasaan sedih yang menggila. Saya meratapi kesedihan saya. Kebahagiaan yang saya temukan ternyata menyimpan derita. Saya menderita sekarang. Saya sudah terjatuh ke dalam jurang perasaan yang dalam.
Malam sudah memberi saya kecewa. Malam memberi saya kemarahan. Malam mengharuskan saya menerima.
Malam telah meninggalkan kesedihan untuk saya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar