Selasa, 01 November 2011

Dua November 2011

Sejak akhir Oktober harapan akan bulan November ini harus lebih baik dari sebelumnya terus bergulir dalam pikiran saya. Ada satu moment penting dalam kehidupan saya yang terlindas begitu saja. Moment itu telah berubah menjadi kegetiran dan tidak nyaman lagi untuk diingat-ingat. Moment itu ternyata menjadi awal kehancuran hidup saya.
Sejak ikrar janji itu diperdengarkan seribu jarum siap ditusukkan ke ulu hati saya.
Saya bertemu manusia yang super egois dan sombong.
Dalam minggu pertama perkawinan saya, karakter saya dibunuhnya secara perlahan. Berbagai kata dan kalimat yang menyakiti perasaan saya diumbar sampai-sampai saya hanya bisa menggeleng dan berlinangan air mata. Saya hanya bisa menyebut kata " Ibu!..Ibu!" setiap kali kepedihan saya tak tertahankan. Saya yakin ibu akan menangis andai beliau memahami hati dan perasaan anaknya yang tercabik saat itu.

Namun...sekarang saya sudah menjadi orang tua yang kuat. Sampai detik ini Ibu saya melihat saya sebagai perempuan yang beruntung dengan anak-anak yang baik dan tidak kekurangan suatu apapun.
Setiap kali Oktober datang saya gelisah. Ada satu hari di bulan itu yang membuat saya tidak nyaman. Saya benci tanggal itu, saya tersiksa sehingga saya menganggap tanggal itu tak ada. Dan barulah apabila bulan Oktober tergantikan saya merasa lega seolah terbebas dari sebuah belenggu.
yah..Selamat tinggal Oktober dan biarkan saya memulai bulan baru dengan perubahan' Saya ingin menuai harapan baru pada bulan ini.
Semoga tercipta lagi keindahan di taman hati dan perasaan saya. Amien.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar