Rabu, 31 Mei 2017

Mengenang Hari Pancasila

Selamat pagi dari Taman Sari.
Hari ini 1 Juni 2017, hari yang diperingati sebagai hari lahirnya Pancasila.
Di Televisi Republik Indonesia bisa kita saksikan upacara peringatan lahirnya Pancasila. Suatu gagasan yang bagus pada saat negeri ini krisis tentang pemahaman keberadaan Pancasila. Berharap peringatan ini bisa membangkitkan lagi semangat kebangsaan dan kesatuan bangsa Indonesia.

Berbagai peristiwa akhir-akhir ini menjadi bukti adanya ancaman terhadap persatuan bangsa Indonesia. Kelompok dan golongan yang tidak memiliki kaitan dengan keberadaan negara ini bermunculan dengan gagasan dan ideologi yang menyimpang. Ibarat sel asing yang menempel ditubuh manusia yang apabila dibiarkan akan menjadi kanker yang membahayakan dan bahkan mematikan.

Kita tahu betapa sulitnya melawan penyakit ini jika sel kanker sudah berubah menjadi ganas. Begitu juga melawan gangguan kelompok yang sudah menjadi radikal. Penyusupan perlahan tetapi pasti ajaran-ajaran yang menafikan ideologi kebangsaan dan memaksakan ideologi tertentu pada saatnya akan berubah menjadi arogansi pemaksaan ideologi dengan kekerasan fisik yang nyata.

Boleh saja orang bicara bahwa terosisme dimulai dari kejahatan dunia barat terhadap Islam. Hancurnya negara-negara berpenduduk muslim yang kuat dan tidak tunduk kepada dunia barat adalah bukti bahwa barat tidak senang negara-negara mayoritas muslim damai dan maju, tepatnya negara yang tidak tunduk dan kontra barat.

Masih saya ingat betapa kuatnya negara-negara Irak dan Libia ketika dihancurkan oleh Sekutu Amerika. Dan bagaimana cara pemimpin negara itu dibunuh. Berlanjut Mesir dan Suriah dan sekarang Turki juga dalam ancaman.

Lalu tiba-tiba muncul ISIS, dan anehnya kehebohan dunia barat serta Israel senyap begitu saja. Siapa sebenarnya yang diwakili dan dibela ISIS?
Sekalipun dari identitas namanya ISIS membela Islam tetapi tindakan ISIS sangat bertentangan dengan Islam. Bahkan membinasakan Islam. Bagaimana mereka menghancurkan bangunan-bangunan peninggalan Islam, menghancurkan masjid bahkan mengatakan sudah mendekat ke Masjidil Kharam. Untuk apa, bukankah Masjidil Kharam berada di Saudi Arabia, negara yang tidak berkonflik. Kalau membela Islam apa yang dibela dengan menghancurkan kota suci umat Islam sedunia. Bukankan ini berarti sebaliknya yaitu meniadakan Islam di dunia?
Sungguh tidak masuk akal dan sangat bodoh jika muslim mengikuti kelompok ISIS dan menjadi tetoris untuk itu. ISIS itu seperti sebuah bayangan hitam yang bermain dengan tangan orang lain. Saya yakin permainan itu pada akhirnya akan memangsa tangannya sendiri.

Berhentilah bertikai, perkuat barisan karena musuh kita bukan mereka yang berbeda agama, musuh kita bukan yang berbeda faham, suku dan ras. Musuh kita adalah kekuatan besar yang masih bersembunyi.
Kita tidak pernah tahu mungkin saja dia juga bersembunyi di dalam hati kita sendiri.

 Salam damai, SayaPancasila






Tidak ada komentar:

Posting Komentar