Jumat, 28 Februari 2014

Program Abal-Abal

Selamat pagi dari rumah saya kawan. cecilia sudah menyambut saya saat bangun setelah fajar kali ini dengan ucapan selamat malam (beda waktu). Saya ingin bertanya apa yang sedang terjadi padanya saat ini mengingat dia tidak pernah menyapa pada waktu seperti ini. Tetapi saya urungkan dan seperti biasa saya hanya membalasnya dan menanyakan apa kabarnya hari ini. Saya tahu dia broken saat ini dan mungkin saja mengalami sulit tidur.



Di sekolah kemarin saya bertanya tentang hasil penilaian Adi Wiyata kepada kawan. Menurut cerita kawan kedatangan tim dari Pemerintah Daerah kemarin hanya bersifat pembinaan. Waduh, pembinaan saja? Ini mengecewakan kami walaupun guru dan wali kelas tidak menanggung rugi apapun, kami sangat menyayangkan jika setelah mereka datang pada jam kerja dan jam belajar tinggal 45 menit lalu duduk-duduk di ruang PSB (Pusat Sumber Belajar) saja dan mengatakan kedatangan kali ini sebagai pembinaan saja.

Dasar program abal-abal. Dalam waktu tiga hari ke belakang mereka memanggil kepala sekolah dan mengintruksikan bahwa sekolah kami ditunjuk untuk mewakili SMA  kabupaten  untuk tampil dalam lomba mengenai lingkungan, Wiyata Mandala, yang dilaksanakan Kamis kemarin. Tentu saja semua kalang kabut mempersiapkan diri. Guru, pegawai dan semuanya terpaksa mengurangi kegiatan utama demi mempersiapkan diri. Padahal jam efektif untuk semester ini sudah sangat sedikit dan guru kesulitan mencapai target untuk menghabiskan materi. Ternyata setelah hari yang dinanti tiba dengan enaknya mereka berkata bahwa kali ini hanya pembinaan dan mereka tidak memeriksa apapun selain duduk-duduk.

Yang paling merugi adalah murid. Demi acara ini mereka banyak kehilangan waktu, tenaga dan uang. Karena untuk merapikan dan mempercantik taman dan kelas masing-masing mereka mengeluarkan uang pribadi.
Dan semuanya tidak mendapat apresiasi sama sekali.
Lho gimana kok jadi saya yang marah? Ya lah, Coba lihat, bagaimana mungkin mereka bisa menilai tentang lingkungan, dengan kriteria apa penilaian itu bisa mereka tentukan, lha wong lingkungan mereka sendiri sama sekali tidak berwawasan. Kalau mereka mau mengpresiasi lingkungan kami, sehari-hari saja tanpa ada acara khusus dan bandingkan dengan lingkungan mereka kerja harusnya mereka malu. Lebih-lebih kedatangan saja mereka ngaret. Kami kan tidak biasa ngaret huh.


Persiapan Penilaian

Kamis, 27 Februari 2014

Sekolah Hari ini

Saya mulai dihinggapi keinginan untuk bepergian ke suatu tempat yang mempunyai tantangan. Tempat-tempat baru yang belum pernah saya lihat. Begitu banyaknya tempat yang ingin saya kunjungi sampai-sampai saya tidak punya prioritas kemana.

Kebosanan sering juga memicu keinginan itu, ditambah energi  masih cukup, membuat sangat disayangkan apabila saya sia-siakan kesempatan ini. Bukan tidak mungkin keadaan begini bisa selamanya saya miliki.
Itu keinginan saya saat ini.



Tadi pagi saya piket dengan pasangan saya, beberapa kawan yang sedang menunggu pergantian jam nimbrung bersama kami, membicarakan agenda sekolah hari ini yaitu penilaian Adiwiyata yang akan dilaksanakan oleh tim Pemerintah Daerah Kabupaten.
Saya berbagi sepotong coklat, senang rasanya kami menikmati obrolan begini sambil mereview segala sesuatu yang ada di tempat kerja kami.


Beberapa orang tua siswa menjadi tamu untuk menjemput anak mereka untuk suatu keperluan. Dan beberapa murid kami tolak permintaan ijinnya ke luar sekolah.
Sayang sampai lepas jam istirahat kedua tim penilai tidak datang. Kawan saya, wakasek, mengomentari situasi penantian ini dengan sinis, bahwa pegawai negeri nonkependidikan memang tidak layak mengevaluasi dunia pendidikan karena kebiasaan mereka berbeda dengan kebiasaan kita.

Saya pikir ini ada benarnya juga, lalu saya bilang bahwa kalau mereka tidak bisa memahami dunia pendidikan ya sudah kita balik saja, kita yang harus memahami dunia mereka, mereka sekarang lagi makan siang di perjalanan dan tiba di sini setelah kenyang. Ganti kita yang memberi nilai kepada mereka.

 Jam kerja saya habis, kami meninggalkan tempat dan tak tahu lagi akhir hari ini di sekolah. Semoga esok ada berita bahwa nilai Adiwiyata sekolah kami dengan predikat A.





Minggu, 23 Februari 2014

Jumat, 21 Februari 2014

Dua Dunia



Salam fajar dari Tamansari.
Fajar sudah lama menyingsing, tidak terdengar lagi suara azan dan pujian dari corong pengeras suara di kejauhan. Di langit bintang masih berbeningan, dan cahaya gemerlapan bintang timur menjadi primadona keindahan langit pagi ini.




Teman, saya tidak mempunyai kata-kata untuk membuat Anda menyukai tulisan ini, bahwa saya ingin memberikan segala yang ada dalam kehidupan saya sekarang.

Dua dunia...
Dua dunia yang mungkin ada pada kehidupan setiap orang.

Saya bersyukur bisa kembali menjadi orang yang punya kepercayaan diri. Saya berterima kasih atas kesempatan yang diberikan kepada saya untuk menengok keindahan alam ini, yang sudah membawa saya ke dalam kehidupan yang lebih baik.
Selamat jalan ......

 



Kamis, 20 Februari 2014

Mitajegeg

Tadi pagi, saat kami berdua piket di sekolah, tidak terlalu banyak masalah selain murid sakit, pura-pura sakit dan ijin menjilid buku ke luar sekolah. Semua berjalan lancar. Setelah istirahat kedua barulah kami bisa ngobrol dan bertukar pikiran. Pasangan saya ini masih gadis dan ngobrol punya ngobrol akhirnya sampai pada masalah pasangan. Ia mengatakan setelah pacarnya kuliah ia merasakan sikap laki-laki itu tidak seperti sebelumnya. Banyak yang berubah dan membuatnya kecewa karena tidak seperti yang diharapkan.
Saya katakan juga bahwa hal-hal seperti itu tidak hanya terjadi dalam masa berpacaran saja, dalam berumah tangga nanti pun akan sering terjadi. Karakter pasangan tidak sepenuhnya bisa kita lihat dalam kehidupan sehari-hari, terlebih jalan pikirannya. Puluhan tahun usia pernikahan pun bukan jaminan kita bisa mengetahui segalanya tentang pasangan kita. Lalu saya ceritakan satu pengalaman yang tidak pernah saya sangka-sangka ketika pada suatu hari saya terperangah oleh satu hal yang sangat mengecewakan dari pasangan saya. Dan saya terlambat mengetahuinya padahal sudah lama saya menunggu tentang satu hal itu.

Bukan hal yang luar biasa, tetapi sikap demikian terhadap pasangan itu yang luar biasa bagi saya. Saya kaget merasa seperti baru saja mengenal  pasangan saya. Ternyata ada sifat-sifat  yang tidak baik tersimpan di dalam pikiran pasangan kita. Namun, saya katakan juga pada Mita (nama kawan itu)
bagaimanapun juga karena dia adalah pasangan hidup saya, ya saya harus memahami bahwa hal itu adalah sisi buruk dari pasangan saya. Bisa saja hal yang sama juga ada pada diri saya.
Saya berharap Mita mau belajar sedikit dari pengalaman saya tersebut tentang bagaimana memahami kekurangan pasangan kita. Karena mengakhiri suatu hubungan hanya karena satu kekecewaan itu bukan hal yang mudah, sama dengan saat memulainya. Terlalu banyaknya pertimbangan pada saat sudah saling menyukai hanya akan menjadi momok yang menghambat jalan menuju tujuan.

Sayang obrolan berakhir karena seseorang mendekati dan bel pergantian jam terakhir sudah berbunyi, pertanda kami boleh meninggalkan tugas. Kami pulang.












Rabu, 19 Februari 2014

Kalimat Mubazir

Selamat pagi cinta, selamat pagi kekasih di manapun kalian berada.

Pembaca semua, pasti Anda tidak akan mengatakan tidak jika saya katakan bahwa pagi ini indah, karena kita sudah melepaskan segala keletihan semalam. Lihat matahari bersinar penuh harapan dan burung-burung berkicauan di dahan.
Sesaat lagi kita akan bekerja menandai bahwa kita sedang berjalan menyusuri hidup kita. Mencari hidup itu sendiri yang bukan hanya untuk sesuap nasi, meskipun pada kenyataannya ada yang demikian. Tetapi sebenarnya apapun tujuan kita, yang pasti bekerja itu membuat kita bahagia.

Saya berharap Anda juga demikian.
Semalam saya sudah melewati hari kemarin dengan cukup kehangatan. Bercakap-cakap dengan adik di YM. ngobrol dengan kawan di Afrika, ngobrol di telepon dengan sepupu, sms-an dengan kolega, bertegur sapa di facebook dll.
Mimpi saya pun menyenangkan sehingga saya merasakan saya tersenyum beneran, hingga akhirnya bisa bangun pagi-pagi dengan perasaan nyaman.

Yang pertama saya ucapkan adalah satu kalimat. Dan kalimat ini sudah begitu melekat dalam hati saya selama beberapa tahun terakhir. Tetapi kali ini ada kesadaran bahwa kalimat ini tidak saya perlukan lagi.
Hanya kalimat mubazir yang tidak ada artinya.
Selama ini yang memberi arti pada kalimat itu hanya saya saja. Sebenarnya itu hanya sampah bagi orang lain.

Walau begitu saya tidak akan menjadikannya sampah, karena saya tidak pernah membuatnya dengan sengaja untuk menjadikannya sampah.
Saya hanya perlu menyimpannya dan menggantikannya dengan kalimat lain yang lebih tepat.

Sampai nanti,




 


Keberhasilan Bukan Hal yang Luar Biasa

Selamat malam,  selamat bertemu kembali dengan Zaida5.blogspot,
Hari ini gerimis mewarnai kota Tabanan dan membuat udara sedikit dingin. Pemantapan Ujian Nasional berakhir, berarti besok sudah kembali ke kelas. Pagi tadi saya hanya sebagai cadangan pengawas. Karena semua pengawas hadir, saya minta diri pada jam kedua. Tidak enak rasanya berada di ruang panitia tanpa bekerja. Kehadiran berarti uang, karena itu saya lebih baik mundur daripada dibayar tanpa kerjaan. Kalau bayarnya gede sih mau saja ga perlu malu-malu hehe.

Pulang mampir bengkel memperbaiki rantai motor, itu saja langsung pulang. Maunya mengisi daftar nilai kinerja guru e malah berkasnya ketinggalan di ruang panitia. Ya sudah, ga ada acara penting lagi, tidur. Bangun tidur baru masak untuk makan malam dan menganggur lagi. Nonton sebentar, masuk kamar buka-buka hape, begitu-begitu saja.

Ya gimana lagi mau jadi orang penting ga pernah penting. Mau jadi orang inovatif ga punya ide, mau jadi orang kreatif ga punya semangat. Akhirnya seperti yang sudah sangat sering orang katakan, hidup seperti air mengalir. Huh, padahal saya sangat tidak menyukai hal itu.

Pandangan dan pikiran mungkin bisa dan perlu berubah seiring perubahan kondisi. Seandainya harus demikian saya tidak ingin terjadi sekarang. Semasa masih ada kesempatan, mencapai tujuan dengan perjuangan perlu dilakukan, soal keberhasilannya bukanlah hal yang luar biasa.



Pemandangan di G Kelud 2012





Minggu, 16 Februari 2014

Menyelesaikan Tugas dengan Cinta

Saya mulai bisa belajar menjauh dari suasana pekerjaan di sekolah. Namun bersamaan dengan itu keakraban dengan teman makin terasa. Kami sering berbagi cerita tentang anak-anak, tentang kesehatan, tentang murid dsb. Dalam setiap kesempatan kami selalu isi dengan saling mendekati dan mengobrol.
Sepertinya sinergi ini tumbuh sebagai sesuatu yang kami butuhkan. Kalo sudah begini saya menjadi sedikit ragu, apakah saya sanggup menerima kenyataan nanti bahwa saya harus undur diri. Beberapa kawan senasib yang lain sudah tampak tidak bersemangat lagi.

Saya senang bisa menyelesaikan tugas nanti dengan kesehatan dan semangat yang tidak berubah. Bahkan setelah selesai masa tugas nanti saya masih ingin tetap memiliki semangat apapun bentuk semangat itu.
Biarkan masa berganti dan keadaan berubah, jiwa tak akan pernah berubah.
Hanya bila nafas berhenti, semangat akan habis dan hanya menyerah kepada suratan takdir.


Lebih dari itu, saya berbahagia telah siap pergi dengan membawa cinta. Sesuatu yang tidak kita tahu apa itu sebenarnya, mungkin dia adalah matahari bagi bumi atau harum pada bunga. Keduanya tak pernah mengharap sesuatu setelah memberi. Itulah cinta.


Pemandangan di Atas G Kelud 2012

Jumat, 14 Februari 2014

Arti Kesuksesan








Keburukan yang susah saya hilangkan adalah sering melupakan rasa bersyukur. Lupa melihat ke bawah, tempat banyaknya persoalan yang dihadapi orang lain. Sekalipun hampir setiap hari orang di sekitar saya mengatakan saya adalah orang tua yang sukses dan telah memetik buah yang saya tanam.

Memang ukuran kesuksesan itu adalah fakta, namun ada hal lain yang tidak bisa diketahui orang tentang sukses.
Setidaknya menurut saya.
Kesuksesan itu tidak berhenti pada satu titik. Kesuksesan tidak pernah saya rasakan sebagai buah yang tinggal di petik saat ini. Sepertinya jalan di depan masih panjang dan kesuksesan itu ada di ujung yang belum saya ketahui.






Kemungkinan


Yang tidak pernah disadari setiap orang adalah kemungkinan ke depan.
Dan setelah kemungkinan itu terjadi, tidak banyak yang bisa dilakukan kecuali dua, menyesal atau menerima.

Semua tahu penyesalan tidak pernah berguna tanpa ada kesadaran bahwa ada hari esok yang lebih baik.

Kawan, tulisan ini hanya asal-asalan saja karena saya sedang dipukul sepi. Hujan baru saja menghajar saya sepulang kerja dan kini sekeliling basah.

Hari seperti mau berakhir, apalagi bagi mereka yang tidak bisa mendapatkan kemerdekaannya, hidup hanyalah kesetiaan di dalam rumah . Tetapi ini hanya kemungkinan saja karena boleh jadi apa yang saya pandang sebagai tidak merdeka  adalah sebuah kebebasan bagi mereka. Berbahagialah mereka yang memiliki kemerdekaan tanpa harus mencarinya.

Barangkali kemerdekaan adalah azasi individu yang  diciptakannya sendiri.
Saya akan belajar mengatakan bahwa saya harus merdeka dari apapun.





Kamis, 13 Februari 2014

Gemuruh Suara Hujan Malam ini




Hujan datang bergemuruh, sementara tiupan angin sangat kencang. Namun malam kembali sunyi karena hujan hanya beberapa menit sudah reda.

Teman, baru saja saya berpikir apakah Anda juga menikmati suasana malam berhujan ini seperti saya menikmatinya.
Ada sesuatu yang berbeda setiap kali saya mendengarkan suara hujan di tengah malam.




Kini keterasingan sering menyergap bersama datangnya hujan di tengah malam. Menit demi menit melukiskan kembali cerita yang sudah lama berlalu. Dan meninggalkan pilu.

Hujan sudah benar-benar reda, saya harus segera menutup malam ini dengan mimpi yang bisa mengubur sepi. Selamat malam.

Senin, 10 Februari 2014


Selamat pagi dari Tamansari. Dari jendela tampak suami sedang mencuci mobil di bawah dan suara kendaraan lalu lalang di depan memberi warna dan irama pagi ini. Saya tidak mengajar hari ini sehingga bisa menikmati suasana pagi di rumah. Rasa kantuk masih terasa karena itu saya paksakan menulis ini walaupun tidak ada ide khusus yang akan saya sampaikan.
Sebenarnya ketika ide itu mengalir deras dan mendesak dinding rasa saya, saya bahkan menahannya dengan sekuat tenaga untuk tidak menuangkannya. Sehingga rasanya desakan itu menjadi endapan yang memenuhi dada. Berat.

Pembaca, pada suatu saat seseorang akan mengalami ini. Merasakan sesuatu yang tidak mungkin bisa mengatakannya. Banyak hal yang menjadi pertimbangan selain daya dukung yang tidak ada untuk menampungnya.
Kesadaran siapa dan bagaimana saya adalah kendali yang sangat kuat untuk menahan diri, dan mengajari kemauan saya untuk meredamnya.
Berat dan menyakitkan, tetapi ini lebih baik daripada membiarkan pikiran percuma meliar kemana-mana. Saya pikir begitu.

Saya mengerti pada suatu saat segalanya akan baik-baik saja. Seperti kesadaran dari pengaruh anestesi yang perlahan tapi pasti, halusinasi itu akan berakhir dan keadaan kembali normal.
Tidak perlu ada air mata, karena orang tua tidak boleh menangisi apapun.


Selamat pagi pembaca, sekarang saya akan menikmati secangkir teh dan berharap saya bisa mendapatkan inspirasi untuk lukisan saya hari ini. Bye bye.



Dia sudah Mekar Sepenuhnya

Minggu, 09 Februari 2014

Perubahan itu Pasti




Tadi pagi bunga ini masih menjadi kuntum muda yang mengintip malu
Lalu pada siang hari ia mulai mengembang

Apa yang terjadi esok hari, pastilah perubahan yang dramatis.
Begitu juga mungkin proses yang terjadi dalam diri manusia.

Sabtu, 08 Februari 2014

Lomba Menghias Telur

Kemarin sore saya menjadi juri Lomba Menghias Telur dalam rangka Perayaan Maulid Nabi di Masjid. Kreasi hiasan telur tahun ini ada beberapa yang berbeda dari tahun lalu.


Saya salut dengan usaha peserta lomba yang tidak tanggung-tanggung. Padahal lomba ini atas nama individu.























































Gambar di atas adalah beberapa yang saya anggap bagus.

Selasa, 04 Februari 2014

Kadek Ayu Mei Malam Ini






Sejak pagi saya terus menghindar dari kekhawatiran terhadap serbuan kesepian karena hari ini saya bebas mengajar. Hanya satu kali keluar rumah dan selebihnya di rumah. Seperti yang sudah saya recanakan kemarin saya akan melanjutkan gambar saya, tetapi baru lewat tengah hari saya memuliainya karena saya sangat ngantuk ketika menonton televisi dan tertidur.

Malam ini saya terhibur setelah ngobrol dengan Ayu Mei. Seorang mantan murid yang sekarang menjadi teman kerja. Chatingan dengannya selalu enak dan terus tertawa karena kami sama-sama suka guyonan segar. Dia dulu selalu menjadi juara umum di SMA.
Menemukan teman yang tulus memang tidak mudah. Hanya sedikit teman yang tanpa basa-basi dan ngobrol hanya sekedar etika.
Berbicara dengan Ayu tidak begitu walaupun kami beda generasi.  Karena itulah kami selalu ingin bercakap-cakap dan bergurau di manapun.

Saya sudah mengucapkan bye bye padanya beberapa menit lalu dan berjanji ngobrol besok di sekolah pada jam kosong. Dia belum pernah ingkar janji karena itu juga saya juga tidak ada alasan untuk mengatakan tidak apabila dia mengajak saya bertemu di sekolah bahkan terkadang hanya untuk cuci mata, itu istilah kami yang artinya datang ke sekolah tanpa jam mengajar. Kalau saya sudah bilang cuci mata pasti dia akan tertawa dan selanjutnya memlesetkan banyak istilah dan hal lainnya. Dan itulah semangat obrolan kami, ditambah saling membantah dan menyetujui juga. Pokoknya saling menyenangkan.
Dan malam ini kesedihan sudah saya tutup dengan hal yang menyenangkan dari Ayu Mei.

Minggu, 02 Februari 2014

Hampir Satu Tahun

Hari Minggu ini menjadi hari biasa, berjalan tidak sesuai rencana. Seharusnya saya menyelesaikan gambar yang lama tertunda namun acara berubah karena ada tamu sampai sore dan menyelesaikan tugas rumah seperti biasa.






 Koleksi dari Museum Wayang
Oktober 2013


Waktu memang setajam pedang, sekali bergerak menebas habis dan hilanglah yang kita tunggu. Namun ada baiknya karena obrolan kami membuat suasana hangat dan beda dari hari-hari biasa. Tak ada sepi hari ini karena malam ini saya juga baru saja chatting dengan adik di Jakarta.

Masih ada hari esok. Saya harus membunuh kemalasan dan menyalurkan kebosanan ini dengan apa yang bisa saya lakukan.

Besok merupakan hari baru dalam  bulan baru, Senin awal Februari. Benar-benar tidak terasa bulanpun berganti dengan cepat. Dan tidak terasa hampir satu tahun saya sudah melewati satu hari yang bersejarah pada Maret tahun 2013.



Sabtu, 01 Februari 2014

Tanpa Pesan

Selamat pagi pembaca,
Dini hari baru saja terlewati bersamaan turunnya hujan. Malam minggu sudah berlalu tanpa terasa dan itu yang menjadi harapan bagi orang seperti saya. Beberapa jam lalu malam minggu sudah kami awali dengan ngobrol bersama di Big Family. Biasalah, olok-olokan, lucu-lucuan dan sebagainya.
Bersyukurlah kami memiliki keluarga besar yang selalu kompak untuk saling melempar lawakan dan cerita.
Sehingga sekalipun kami terpisah di berbagai kota kami tidak pernah merasa terasing atau jauh. Karena intensitas pertemuan kami juga relatif  cukup, tanpa menunggu lebaran.
Hanya pada saat lebaran kami bisa ngumpul semuanya dan bikin acara, yang pasti juga tamasya.

Pembaca, saya tadi juga ingat seorang teman yang sudah lama tidak saya tahu kabar beritanya. Saya mencoba mengirim e-mail sambil meyakinkan apakah alamat itu masih aktif. Terbersit sedih juga mengingat pertemanan kami selama ini yang berpisah begitu saja tanpa kabar berita.