Senin, 10 Februari 2014


Selamat pagi dari Tamansari. Dari jendela tampak suami sedang mencuci mobil di bawah dan suara kendaraan lalu lalang di depan memberi warna dan irama pagi ini. Saya tidak mengajar hari ini sehingga bisa menikmati suasana pagi di rumah. Rasa kantuk masih terasa karena itu saya paksakan menulis ini walaupun tidak ada ide khusus yang akan saya sampaikan.
Sebenarnya ketika ide itu mengalir deras dan mendesak dinding rasa saya, saya bahkan menahannya dengan sekuat tenaga untuk tidak menuangkannya. Sehingga rasanya desakan itu menjadi endapan yang memenuhi dada. Berat.

Pembaca, pada suatu saat seseorang akan mengalami ini. Merasakan sesuatu yang tidak mungkin bisa mengatakannya. Banyak hal yang menjadi pertimbangan selain daya dukung yang tidak ada untuk menampungnya.
Kesadaran siapa dan bagaimana saya adalah kendali yang sangat kuat untuk menahan diri, dan mengajari kemauan saya untuk meredamnya.
Berat dan menyakitkan, tetapi ini lebih baik daripada membiarkan pikiran percuma meliar kemana-mana. Saya pikir begitu.

Saya mengerti pada suatu saat segalanya akan baik-baik saja. Seperti kesadaran dari pengaruh anestesi yang perlahan tapi pasti, halusinasi itu akan berakhir dan keadaan kembali normal.
Tidak perlu ada air mata, karena orang tua tidak boleh menangisi apapun.


Selamat pagi pembaca, sekarang saya akan menikmati secangkir teh dan berharap saya bisa mendapatkan inspirasi untuk lukisan saya hari ini. Bye bye.



Dia sudah Mekar Sepenuhnya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar