Rabu, 26 Maret 2014

Hiromi Murakami, Apa kabar?

Saya ingin bercerita kepada Hiromi Murakami di Kosaka, Osaka. Banyak cerita yang sudah terjadi setelah kami kehilangan kontak pada tahun 1996. Beberapa kisah yang terjadi di dalam kehidupan keluarganya pada akhirnya juga terjadi dalalm kehidupan keluarga saya. Saya ingin dia mengetahui itu. Mengetahui persamaan garis hidup kami. Alangkah leganya seandainya kami bisa berbagi nasib. Barangkali setelah semuanya terlewati begini kami akan bisa tersenyum bersama tertawa bersama.

Sayang, tak sehelai suratpun yang ia kirim setelah itu dan alamat e-mailnya pun sudah tidak aktif.  Apakah.....
sesuatu sudah terjadi padanya? Pada tahun 2000-an saya pernah menitipkan tanda mata untuknya saat adik saya tugas belajar di Tokyo. Dan itu menjadi hadiah saya yang terakhir.

Hiromi Murakami, saya ingin menemukannya kembali. Lalu saya mencari surat-suratnya yang pernah dia kirimkan. Barangkali masih bisa saya temukan satu alamat. Tetapi. hik, surat itu sudah tidak bersampul.
Saya juga mencarinya lewat facebook ternyata tak seorangpun Hiromi Murakmi yang menampakkan profilnya.


...............
"Hiromi, Sekarang saya sudah setua Anda kala itu. Rambut saya juga sudah memudar seperti Rambut Anda saat itu. Tahukah Anda, saya juga banyak mengalami masalah seperti masalah yang pernah Anda ceritakan saat itu, tentang anak perempuan Anda yang menikah muda, tentang suami Anda, tentang beratnya tanggung jawab Anda terhadap keluarga dan semuanya. Seandainya kita bisa berbagi cerita lagi, Anda akan senang karena pada akhirnya kita bisa melewati semuanya dengan baik."






Kini delapan belas tahun sudah berlalu sejak pertemuan ketiga kita. Kala itu Anda sangat tergesa-gesa meninggalkan rumah saya, hanya semalam. Kala itu musim dingin. Anda rela tidur di kamar saya yang sempit dengan memeluk lampu penghangat. Kami menjemput Anda dari Bungalow yang nyaman di tepi Sungai di Ubud. Dan seharian itu kita berbincang-bincang tidak ada habisnya."




Tak pernah ada kata perpisahan di antara kami. Saya mengenalnya pertama kali ketika ia masih tampak muda.Dan pada pertemuan kedua dia mulai beruban. Lalu pada pertemuan ketiga hampir seluruh rambutnya sudah berubah menjadi abu-abu. Dan mungkin sekarang semuanya sudah memutih. Walau begitu ia selalu tampak anggun tetapi ramah dan menyenangkan. Entah di mana sekarang dia berada. Rasanya tidak mungkin dia melupakan kami seandainya datang kembali ke Indonesia. Mungkinkah....mungkinkah???









Mengenangnya menjadi angan-angan sedih saja. Namun saya sangat berharap bisa mendapatkan beritanya. Di manakah Hiromi Murakami kini berada?



Tidak ada komentar:

Posting Komentar