Kamis, 31 Januari 2013

Pagi Baru Bulan Februari



Matahari Terbit di Tabanan



Fajar mengawali bulan Februari dengan cuaca redup dan tenang. Seperti biasa suara murai bersahutan menyongsong hari baru.
Walau mereka tidak pernah berharap bahwa hari ini akan lebih baik dari hari kemarin, mereka selalu riang dan bersemangat mencari makan. Terkadang manusia juga bisa belajar dari murai, yang tak mengenal lelah mencari sesuatu untuk diri dan keluarganya. Burung-burung itu beterbangan dan ada yang hinggap di ujung atap dengan membawa rumput kering di paruhnya.Lalu terbang menyelinap di rerimbunan daun angsana.

Kedamaian ini adalah damainya perasaan saya. Bahwa saya sudah bertemu dengan belahan jiwa walau tanpa kehangatan. Belahan jiwa saya adalah seserpih waktu yang menyisip di antara roda sejarah. Adakalanya serpihan itu membawa suka, adakalanya membawa duka. Namun itu tidak begitu penting. Bahkan jika dusta dan racunpun yang dia bawa, sama tidak pentingnya dibandingkan dengan damainya hati saya.

Satu episode kegalauan sudah berakhir, berarti episode baru akan bermula kembali. Akan ada klimaks baru dan berakhir lagi. Cuma saya enggan masuk ke babak konflikasi, ini berat buat saya. Saya tidak pernah bisa bertahan karena saya tidak mau berada di sana sendirian. Saya tidak bisa karena takut.




Selamat Pagi Batukaru






Hmmm rintik hujan, sukakah kamu mengantarkan kami bekerja? Menyegarkan jalan yang akan kami lewati?




Tidak ada komentar:

Posting Komentar