Senin, 07 Januari 2013

Esensi yang tidak Sama

Beberapa kesalahan yang terjadi dalam penyimpulan tentang orang lain menyadarkan saya bahwa pencitraan positif terhadap orang lain hanya berdasarkan asal usul-usul dan keturunan tidak selalu benar. Juga berdasarkan hasil pendidikan formalnya.
Apalagi hanya berdasarkan label status sosial.

Percayakah Anda bahwa nilai seseorang akan bisa dilihat dari kepekaannya terhadap hubungan sosial yang dimulai dari lingkungan di dekatnya. Apapun nilai yang dikandungnya selama masih mempertimbangkan orang lain dalam segala sikap dan kebiasaannya, maka hal yang sederhana pun akan menjadikannya satu nilai yang baik dan tidak mengganggu orang lain.

Sekarang saya menyadari adanya perubahan seratus derajat dari apa yang pernah saya bayangkan.
Saya tertipu oleh kepercayaan saya sendiri. Apa boleh buat, saya harus belajar untuk lebih sabar menerima, lebih semangat untuk merubah yang tidak baik menjadi baik, lebih rajin mengambil banyak tugas baru dan tidak menganggapnya sebagai beban. Semua demi apa, demi kebaikan dan kelangsungan kebaikan itu sendiri.

Selanjutnya saya harus belajar lagi untuk menilai dan menganggap orang-orang yang akan menjadi bagian dari keluarga saya dengan kekurangannya dahulu. Namun saya tetap berharap Tuhan akan memberi yang terbaik buat keluarga saya. Satu harapan lagi,yaitu pada pangeran terakhir saya. Saya ingin akan ada tempat yang nyaman pada hari tua nanti ketika saya tak lagi bisa mencari di mana tempat yang indah dan nyaman.



Kembang Sepatu di Desa Nyitdahion





Tidak ada komentar:

Posting Komentar