Sabtu, 19 Januari 2013

Matahariku !

Seandainya ada yang tahu apa yang yang ada di sini, angin berhembus sepoi menerobos jendela kamar ke pintu lalu keluar lewat jendela belakang, seperti berpacu mencapai puncak bukit di kejauhan. Bukit-bukit itu tampak kelabu dengan puncak yang tertutup awan. Kombinasi warna antara kegelapan punggung perbukitan kemudian warna susu dan semakin ke atas semakin cemerlang hingga berakhir langit biru. Sekalipun langit tanpa matahari, rasa syukur pasti akan terucapkan menikmati karunia ini.





Hampir saya kabarkan berita hari ini kepada teman, namun segera saya sadari bahwa semua ini hanyalah indah menurut rasa saya saja. Orang lain mungkin menganggap ini hal biasa yang aneh untuk dikabarkan. Lalu saya urungkan.

Matahariku....
Pada akhirnya semua ini menjadi sebuah keluh tak berkesudahan ketika waktu sudah merubah segalanya begitu cepat. Sangat cepat, sebelum tangan saya menyentuh kehangatannya. Sebelum wajah saya menentang teriknya.
Dan kini segala yang saya rasakan telah tercabik oleh kesenyapan.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar