Jumat, 30 November 2012

Terjebak dalam Pusaran

Hati adalah bagian dari hal yang paling lemah pada diri manusia seperti saya. Iba hati, ga enak hati, luka hati dsb sering membuat saya berubah pikiran. Bahkan kadangkala juga bisa berubah niat.
Saya ingat ketika teman kecil saya mengatakan kalau kemauan saya besar. Mula-mula saya ragu dan tidak mengerti kata-katanya, namun setelah lama mempelajari hati saya sendiri baru saya sadari bahwa itu benar.

Seperti detik ini hasrat yang besar untuk memasuki tantangan dalam pusaran kehidupan orang lain akan saya mulai.
Ketika siang yang sepi kemarin memberi saya istirahat, saya mewujudkan janji saya pada kawan untuk memulai dialog dengan isterinya. Kami berkenalan lewat sms, dan saya meyakinkan bahwa saya hanya ibu atau kakak bagi suaminya yang hanya ingin menanyakan keadaan dan kesehatan keluarga mereka. Saya mengatakan bahwa suaminya sering mengeluh sakit kepada saya. Perempuan itu bertanya apa yang dikeluhkan suaminya. Saya menjawab bahwa suaminya sering sesak nafas dan sakit kepala.Itu saja, dan perempuan itu hanya mengucapkan terima kasih banyak dengan logat sunda.
Yah syukur ia mau menjawab. Itu  sudah cukup untuk kali ini, karena jika banyak yang saya katakan dan tanyakan ia akan mengelak berbicara dengan saya.
Malamnya saya berpikir lagi kapan saya akan memulai misi ini dan apa yang akan saya katakan selanjutnya.

Dan episode kedua yang berlanjut sampai hari ini.Saya mengirim sms kepada rival kawan saya. Isinya serupa, tetapi kemudian arah percakapan berubah. Repot meredam gelombang pertanyaan dan permintaan yang justru bukan dari saya.
Emmmm, saya harus hentikan. Saya yakinkan juga saya ini hanya sebagai ibu atau kakak baginya.
Sepertinya saya akan terjebak dalam pusaran.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar