Selasa, 27 November 2012

Dari Obrolan Perempuan

Obrolan di Big Family dua hari lalu adalah celotehan para perempuan yang kaya imajinasi. Dimulai dengan sebuah ide dari youngest little sister yang menawarkan bagaimana jika sebidang tanah keluarga kami yang paling strategis lokasinya tidak dibagi sebagai harta warisan tetapi digunakan menjadi modal yang tidak akan habis selamanya. Mengingat kota kelahiran kami sekarang menjadi rebutan  investor yang akan menikmati kue besar dari hasil ladang-ladang minyak yang bertebaran di berbagai penjuru kota Bojonegoro. Masuknya PT Exon Mobile dan Petrochina sudah memanggil para pemilik modal untuk membuka usaha yang sasarannya adalah para pekerja asing. Mulai dari usaha real estate, villa, hotel, resto dg segala vasilitas bule sampai rumah sakit internasional sudah ada. Bahkan Hotel Aston pun sudah memulai pembangunannya. Mereka berlomba, tanah kami juga sudah menjadi incaran investor, dari pengembang estate sampai pengusaha pertamina. Ini sebagai indikasi bahwa ada peluang juga bagi kami untuk nimbrung mengambil manfaat dan keuntungan.
Kami sepakat, bidang-bidang tanah yang berupa sawah dijual untuk mendanai pembangunan hotel kecil di sana dengan konsep delapan villa karena ini lebih disukai  expat Exon Mobile dan Petrochina. Kami perempuan bertujuh  sebagai teamworknya, tinggal pangeran kami, satu-satunya our brother, belum tahu karena dia belum masuk dalam Big Family Group. Lebaran kemarin dia juga menawarkan konsep kerja sama dengan pengembang perumahan, tetapi kami belum setuju.
Celotehan kami menjadi liar oleh imajinasi. Perijinan hotel si bungsu yang siap mengurus, adik yang si STP bali mempelajari konsep villa Bali, Saya bagian sentuhan artistiknya, adik yang di Bojonegoro urusan salon dan spa, jika impian ini terwujud si bungsu akan membuat butik hotel sesuai cita-citanya. Dan selanjutnya si bungsu sanggup mengelola sesuai pengalamannya. Yahh yahh Cettarr Halilintar!!!
Baguslah saya menghargai ide ini. Sayang pembicaraan para bunda ini terputus dengan masuknya celotehan kiri kanan anak perempuan Jogja saya dan keponakan, Beberapa olok-olok yang mereka katakan seperti menamai kami owner Bani Sofyan's river view Villa, Sofyan boutique hotel garden resto and cafe, painting galery and beauty salon dan ah ah ah. Saya tertawa mengikuti  obrolan keponakan selanjutnya yang kurang ajar, bahwa perlu dibuat juga sekolah daycare, kolam renang dan water boom, tambah bom bom car sentuh - jalan. Lha  kalo yang sentuh jalan sih di sononya sudah biasa, kata anak saya. Gimana kalo diganti dengan mainan yang pecut jalan alias kebo, pasti anak-anak expat senang naik kebo, bukannya tempat kita masih banyak sawah dan kerbau.
Wah  wah rusak sudah obrolanya.
Ahirnya ketika bicara soal modal, loh  loh  apa yang saya pakai agunan utang? Tetapi biar saja cita-cita itu bergulir dulu. Kami berani, harus berani. Banyak orang sukses karena berani memulai sesuatu dan kami tahu doa ibu kami  selalu terkabul. Amin.


Lembah Bengawan Solo dari Ketinngian


Eksplorasi Minyak Petrochina

Tidak ada komentar:

Posting Komentar