Rabu, 28 November 2012

Bagian yang Harus Dicicipi

Semalam, pagi saya baru bisa terlelap, hanya dua jam tidur langsung bekerja. Dimulai dari keluhan dalam chatting dengan seorang kawan tentang istrinya sampai adanya rasa takut sepanjang malam.  Kawan itu laki-laki bekerja di perusahaan tambang emas. Ia meminta bantuan saya untuk menasihati isterinya yang sudah empat tahun berpacaran dengan dua orang laki-laki lain. Saya katakan akan mencoba, walau sebenarnya saya bingung. Bagaimana saya harus memulai sedangkan saya tidak mengenal isterinya. Saya mengerti  bagaimana menderitanya kawan itu, bahkan pernah berniat bunuh diri. Saya bisa merasakannya. Bisa. Tetapi....

Sampai detik ini saya masih mencari strategi untuk mendekati isterinya tanpa menjadi gangguan bagi keduanya.. Ataukah sebaliknya saya mendekati selingkuhan isterinya dan membuat pemuda itu melupakannya. Ah Ternyata ini lebih sulit dari apa yang pernah terjadi.

Saya mencoba apa tidak, mencoba apa tidak ? Tetapi mengingat kawan itu begitu memohon, meminta saya memberinya harapan untuk hidup, saya berpikir bahwa ucapan berlebihan ini  mengambarkan seberapa penderitaannya dan ia tidak sanggup merasakannya sendirian. Sudah berkali-kali saya katakan bahwa kawan ini harus tahu apa mau isterinya. Tetapi ia hanya mengatakan bahwa isterinya tidak mau diganggu. Saya katakan juga sebaiknya dia tegas meminta kepada isterinya untuk memilih suami atau pemudanya. Tetapi kawan itu mengatakan dirinya tidak mau bercerai demi anaknya.

Saya yakinkan ini hanya salah satu usaha untuk membuat isterinya berpikir bukan untuk bercerai.Tetapi kalau memang isterinya memilih pemuda itu kenapa tidak, daripada memperpanjang sakit hati.
Tetapi kawan saya tetap bilang tidak, kalau isterinya memilih pemuda itu dia rela dimadu. Aneh. Saya tambah bingung kenapa laki-laki bisa kehilangan akal sehat ketika sakit hati. Lalu saya tanya apakah dia pernah selingkuh. Ia mengaku pernah, saat ia masih punya perusahaan sendiri dan sering lobi-lobi. Wah, itu dia. Ya sudah kalau begitu sabar saja, tunggu sampai suatu hari isteri Anda bosan berpacaran. Pasti semua itu akan ada akhirnya kata saya. Sekarang tidurlah dan ajak isteri ngobrol dan bercerita. Kata saya. Lalu dia mengatakan ingin off karena menangis.
Mendengar itu mata saya ikut berkaca-kaca.
Yah masing-masing orang mempunyai persoalan.  Ini merupakan bagian dari hitam putihnya kehidupan yang harus dicicipi semua orang.. 







Tidak ada komentar:

Posting Komentar