Minggu, 17 Januari 2016

Richard Byrne sudah lebih dari dua hari tidak ada di daftar bacaan saya, padahal setiap harinya ia tidak pernah meninggalkan halamannya kosong. Bahkan bisa hampir rata-rata dua jam sekali ia menulis. Tulisan-tulisannya suka menyemangati saya untuk mengikuti jejaknya sebagai penulis momentum yang penting atau tidak penting.

Hari ini kepala saya agak pening. Saya banyak kehilangan hal-hal yang berguna untuk mengisi hari-hari saya.dalam masalah sosial. Ada saat kegembiraan ketika pulang kampung akhir tahun lalu pada saat kami berkumpul di rumah tua dan setiap kali banyak pembicaraan yang lucu-lucu mengenai keluarga kami masing-masing. Setiap saat selalu ada bahan lelucon, apakah tentang suami, anak atau teman kami masing-masing. Semula kami merencanakan menyambut detik pergantian tahun ke luar kota. Tetapi rencana itu batal karena salah satu anggota geng remaja kena demamberdarah dan opname di rumah sakit.tidak..yah akhirnya diputuskan di rumah saja, apalagi hujan turun sebentar.
Walau begitu tidak mengurangi kegembiraan kami dan terus tertawa lepas.
Korban dari kekonyolan kami seringkali ibu kami yang sudah pikun dan mulai cerewet oleh kekhawatiran-khawatiran dan ketakutan.

ah itu sudah berlalu dan sekarang saya kesepian, mungkin juga mereka di sana.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar