Minggu, 31 Januari 2016

Belajar Dari Aliran Sungai




Waktu beredar terlalu cepat seperti sedang berlomba dengan gerak manusia dan alam semesta. Waktu tak mau terkalahkan oleh  perubahan apapun. Ia terus melaju dan melaju dengan garangnya.
Manusia tak akan bisa meminta waktu untuk berlambat apalagi berhenti walau sedetik. Manusia hanya bisa menyesali  kehilangan waktunya hanya satu menit tanpa mendapatkan apa-apa. Seharusnya ada satu kata dua kata yang sebagai catatan hidupnya, misalnya kali ini aku harus ingat atau aku harus tetap semangat atau besok harus selesai dsb. pada setiap menit yang datang.
yak ini cuma teori, kalau ada yang bisa begitu, itu menjadi hal yang luar biasa karena mereka sadar sesadar-sadarnya bahwa waktu sangat berharga.

Pada suatu waktu, kala itu hujan turun sangat lebatnya dan saya terperangkap di sebuah bangunan  di puncak bukit. Sebuah makam kuno. Pemandangan ke lembah menjadi perhatian saya, Sebuah aliran sungai yang sangat deras dan airnya berwarna coklat kemerahan membelah dua dataran tinggi. Dan aliran itu berakhir di sebuah bendungan lalu terjun ke dasar tebing dan membentuk aliran baru yang sempit. Air sungai itu kini berdesakan saling mendahului dan muncrat ke sana kemari tampak penuh semangat dan gembira. Warna gelapnya memudar oleh percikan-percikannya yang lincah.
Hujan itu membawa berkah. Sungai ini adalah satu-satunya sungai di kawasan hutan jati itu yang sangat sedikit airnya saat musim kemarau. Karenanya hujan deras ini memberinya kehidupan baru yang memberinya kebanggaan dalam semangatnya. Sampai ia memperlambat alirannya saat pergantian musim, begitu seterusnya dari waktu ke waktu.

Seperti hidup itu sendiri kegetiranlah yang akan menjadikan  rasa manis akan terasa lebih bermakna dan seterusnya, Semoga.



 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar