Selasa, 19 Januari 2016

Hanya Waktu yang Membantu

Selamat malam dari Tabanan.
Udara sedikit sejuk berada di luar rumah karena hujan baru saja turun. Sayang derasnya tidak cukup untuk memberi kesejukan sepenuhnya. Udara di dalam masih gerah, apalagi di kamar sangat gerah.

Saya selalu berpikir saya sedang tidak sehat. Tidak ada gairah walau tetap bekerja seadanya, mengajar seadanya. Makan seadanya, tidur seadanya. Terkadang saya tersenyum sendiri setiap kali berdiri di depan cermin. Benak saya menertawakan hati saya karena menyimpan sesuatu yang abnormal. Sesuatu yang aneh dan imposibel.
Tetapi hati saya berang, tidak bisa menerima dikatakan tidak normal. Dan bertanya keada benak saya, " Aku tidak terima, sekarang apa yang menurutmu normal? Aku memiliki kesetiaan yang lebih baik dari kamu."
Apa jawab benak saya, " Sekarang saatnya kamu merubahnya, karena ia tak berguna lagi."

Hatiku pun nelangsa, "Sebegitu jauh aku sudah menghabiskan waktu untuk menjalani  dan sebegitu lama aku selalu mengikuti kataku, kata hatiku, dan sekarang benakku baru menyadarkanku"

Ia benar, kata-kata benak itu benar, hati lah yang selalu tidak menurut setiap kali diingatkan dan sekarang setelah sakit baru berpikir untuk bisa merubah.
Hanya berpikir dan berharap untuk merubah, sedang kemampuan untuk berubah saya belum yakin. Merubah dari mengingat ke melupakan. Hanya waktu yang bisa membantu.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar