Minggu, 30 Desember 2012

Aku Ingin Menyintai dan Dicintai

" menyintai dan dicintai, alangkah indahnya.." tulis saya di jendela obrolan dengan seorang kawan. Saya menulis itu sekedar mengeja lagi apa yang ditulisnya, bahwa ia ingin menyintai dan dicintai.  Seperti sedang bertanya apakah kata-kata itu ada artinya buat saya. Saya mengucapkan terima kasih kepadanya, saya katakan saya sudah kepala lima dan saya tegaskan bahwa jodohnya hanyalah istrinya. Sekejam apapun perempuan itu mengkhianatinya.

Lalu....
Tak sanggup saya menahan air mata ketika kawan  itu bertanya,"Maukah kamu menikah denganku, aku ingin menghabiskan masa tuaku dengan tenang untuk beribadah." oooh....tidak!!!! Betapa keharuan ini menyelinapi hati saya.
Kalimat itu tidak pernah saya duga, selama ini tidak ada greget apapun di dalam pertemanan kami selain persamaan nasib saja. Banyak sudah nasihat dan saran yang saya berikan, saya bisa memahami penderitannya karena saya  mengalaminya. Saya juga pernah hampir putus asa seperti dia. Saya hanya katakan bahwa saya bersamanya, dan pada suatu saat nanti  ia akan mendapatkan lagi keluarganya. 

Memahami  perasaan orang lain memang tidak harus meyakini bahwa apa yang diucapkan adalah kebenaran, karena banyaknya penderitaan itu bisa membuat orang tidak mampu berpikir logis.
Andaikan mencintai dan dicintai itu ada, mungkin bukan untuk saya karena mencintai bagi saya tidak ada pamrih. Saya rela mencintai saja karena saya tahu mencintai adalah hak individual. Tanpa balasan tidak akan mengurangi cinta itu sendiri. Dan tahukah anda perasaan cinta adalah semacam cahaya yang menghangatkan kehidupan kita.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar