Rabu, 02 Maret 2011

Saya senang memberi dan menerima

Saya senang memberi apa yang diperlukannya walaupun ini tidak sepadan dengan apa yang sudah diberikan anak-anak kepada saya.
Tidak bisa saya bayangkan andaikan anak-anak saya tidak berhasil. Apa yang saya punya selain mereka. Karena itu tak henti-hentinya saya mensyukuri nikmat ini.
Persoalan hanya satu kali datang dari anak kedua saya ketika dia menikah muda saat baru saja kuliah. Saat itu begitu beratnya saya rasakan karena dia memilih tidak pulang atas pilihan yang diajukan bapaknya,dan saya kehilangan. Saya menikahkan dia di rumah keluarga besar dan anak sulung yang belum genap dua puluh dua tahun menjadi walinya. Pernikahan penuh dengan air mata.
Tetapi itu sudah berlalu, sekarang ia sudah kembali dalam pelukan cinta keluarga kami lagi
Namun perjalanan menuju ke sana penuh dengan pengurbanan kami, saya dan kedua anak laki-laki saya. Suami begitu angkuh, ironis.Sementara dia sendiri berkutat dengan hobinya yang lebih menyakitkan keluarganya.
Ooooh Allah hapuskan....
Saya baru mau menikmati hidup yang Tuhan beri kali ini, saya sehat, saya tenang, saya nyaman melihat anak-anak saya bahagia.Tidak ada gunanya lagi saya memikirkan selain mereka dan diri saya sendiri.Saya tidak mau lagi menderita, saya harus bisa bangkit di samping mereka.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar