Jumat, 24 Oktober 2014

Kesuksesan itu Relatif

Malam sudah terlewati seperti malam-malam biasanya, dengan penuh rasa syukur dan berusaha melupakan semua kegelisahan.
Saya merenungi perbincangan dengan dua kawan di meja bundar kemarin, ketika kami di acara sebuah pesta. Kami menikmati kopi panas sambil ngobrol dalam obrolan itu salah seorang teman mengatakan bahwa saya ini orang tua yang benar-benar sukses. Spontan saya berpikir, apa beda saya dengan mereka. Dua kawan ini juga sudah mencetak  keberhasilan sebagai orang tua bagi anak-anaknya .

Terbesit dalam pikiran, sepertinya ada sesuatu yang kurang bagi kawan ini, mungkin mereka melihat saya tidak bermasalah dalam mengentaskan anak-anak, sedang banyak kawan harus membayar dengan mahal di luar batas kemampuan demi mendapatkan pekerjaan untuk anak-anaknya.

Saya harus mengakui, anak-anak sangat berarti bagi saya karena mereka telah memberi hal terbaik sehingga orang melihat saya sebagai orang tua sukses.



Sebenarnya ukuran kesuksesan itu tidak memiliki standar. Yang ada adalah gradasi tingkat kesuksesannya. Semuanya, kita, akan dilihat sebagai orang sukses ketika berada dalam gradasi warna di atas warna lainnya.

Kesuksesan itu tidak diperoleh secara tiba-tiba, melainkan dari proses berlapis.
Dan cara meletakkan lapis demi lapisnya  sama dengan menorehkan warna pada kanvas. Perlu kematangan warna sebelumnya. Ketika lapisan warna kuning sudah mengering barulah warna merah bisa ditorehkan. Kesabaran lah yang membuat warna kuning tidak berubah menjafi oranye karena adanya warna merah.

Jadi kesuksesan itu adalah relativitas dalam menjalani kehidupan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar