Rabu, 22 Oktober 2014

Hari Esok

Selamat pagi pembaca,
angin kering dan berdebu masih mewarnai pagi ini. Sepertinya tulisan saya semakin tidak berisi. Sama dengan tidak berartinya  kesibukan saya saat-saat ini. Tetapi saya tahu harus selalu ada yang saya ucapkan sebelum saya menyerah.

Sobat, Rasa saya peredaran waktu ini adalah kehidupan sebenarnya. Segala daya bisa kita lalukan tetapi tidak untuk menunda waktu. Dahulu saya selalu berpikir tentang masih adanya hari esok tetapi sekarang saya berpikir tak ada hari esok.
Hidup terus berjalan, dari detik hingga abad dalam catatan jalan kehidupan aneka ragam. Seandainya sebelum kita lahir bisa memilih jalan pastilah dunia ini tidak ada air mata.
Namun seandainya juga dunia ini hanya ada tawa mungkinkah tawa itu masih istimewa,
Pikiran saya memang gila, hmmm......



Tidak ada komentar:

Posting Komentar